PWMU.CO – Aisyiyah Jatim terus menggerakkan organisasi di masa pandemi. Demikian diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim Siti Dalilah Candrawati.
Dihubungi PWMU.CO melalui telepon Kamis (20/5/2021) Siti Dalilah Candrawati menyampaikan tema Milad Ke-104 Aisyiyah adalah Merekat Persatuan dan Menebar Kebaikan di Masa Pandemi.
“Di masa pandemi Aisyiyah terus menggerakkan organisasi dan menebar kebaikan. Dakwah kita adalah dakwah yang lebih luas jangkauannya atau melintas batas. Tentu sesuai porsinya. Untuk kegiatan yang sifatnya sosial terutama di masa pandemi maka kita menembus lebih luas tanpa melihat suku agama ras,” ujarnya.
Di masa pandemi Covid-19, lanjutnya, maka Aisyiyah harus kreatif karena kegiatan tatap muka dibatasi. Ada gerakan masyarakat sehat (germas) melalui penanaman sayuran di lingkungan rumah. Jadi minimal bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Jadi kelentingan sosial itu masih terus digerakkan. Juga berbagi sayuran dan kebutuhan lain di Aisyiyah Daerah. Terbanyak setahun ini dalam bentuk kegiatan sosial kepada dhuafa dan marbot masjid. Ramadhan 1442 yang lalu dengan gerakan pasar murah oleh PWA. Paket sembako senilai Rp 100 ribu dijual Rp 50 ribu,” ungkapnya.
Kajian Zoom dan Tanam Pepohonan
Menurutnya selama setahun ini di masa pandemi program-program Aisyiyah tetap jalan. Seluruh majelis lembaga secara rutin melakukan kajian melalui Zoom. Bekerjasama dengan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) yaitu UMSurabaya dan Umsida.
“Saat ini dicanangkan gerakan penanaman 5.000 pohon oleh Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah. PWA Jatim memulai di Aisyiyah Training Center (ATC) Desa Kertoseri, Purwosari, Kabupaten Pasuruan dengan penanaman kelapa kopyor. Itu juga bagian dari program kepala desa karena akan menjadi desa wisata, sehingga Aisyiyah diajak untuk berperan serta,” jelasnya.
Vaksinasi di RS Aisyiyah
Vaksinasi Covid-19 juga merupakan kegiatan Aisyiyah di seluruh kabupaten dan kota. Aisyiyah mengawal kegiatan itu bahkan termasuk di rumah sakit (RS) milik Aisyiyah. Beberapa perkumpulan non muslim juga mengikuti vaksinasi yang diselenggarakan oleh RS Aisyiyah baik Ponorogo, Nganjuk, dan Tulangan Sidoarjo.
“Kita juga punya kegiatan yang disupport oleh Gubernur Jatim untuk vaksinasi. Artinya Aisyiyah diajak berperan serta dan difasilitasi untuk menyelenggarakan vaksinasi. PWA mendapatkan jatah 200 vaksin dan vaksinasi dilaksanakan di RS Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo,” paparnya.
“Jadi syiarnya Aisyiyah semakin kelihatan. Maknanya sinergi dengan pemerintah harus terus berjalan dengan baik. Dan Gubernur Jatim juga selalu melibatkan organisasi perempuan dalam kegiatan dinas termasuk Aisyiyah,” tambahnya.
Tertib Berinfak via Kantor Layanan Lazismu
Kantor Layanan Lazismu (KLL) Aisyiyah Jatim, ujarnya, selalu mendukung kegiatan Lazismu dan ini merupakan kepanjangan tangan dari Lazismu. Jadi Aisyiyah selalu bekerja sama dengan Lazismu.
“Misalnya dalam beberapa bimbingan teknis kita melibatkan Lazismu. Jadi Lazismu sebagai pengarah dan pembimbing. Aisyiyah ingin memiliki budaya tertib dalam berinfak di sarana yang sudah resmi. Dan KLL Aisyiyah Jatim harus terus berkembang,” terangnya.
Ketika program Kurban Kaleng awalnya ditargetkan perolehan Rp100 juta. Kita libatkan juga 38 Aisyiyah kabupaten dan kota. Ada yang ikut satu paket, dua paket, dan bahkan ada yang tujuh paket. Akhirnya bisa tembus Rp 230 juta sehingga logo Aisyiyah bisa tercetak di kaleng Rendangmu.
“Alhamdulillah akhirnya bisa pasang logo Aisyiyah di kaleng RendangMu. Jelas sebuah kegembiraan tersendiri bagi keluarga besar Aisyiyah Jatim. Itung-itung bisa sambil promosi. Dan stok RendangMu di PWA bisa untuk kegiatan baksos melalui masing-masing PDA. Jadi beberapa kali kita mengirim Rendangmu ke PDA untuk dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.
Aisyiyah Peduli Palestina
Dia menambahkan saat ini KLL Aisyiyah Jatim juga ikut penggalangan dana bencana kemanusiaan untuk Palestina. Kalau ibu-ibu memang tidak bisa banyak mengumpul dana, tetapi ranting, cabang, daerah dan wilayah semuanya bergerak.
“PWA Jatim sudah berkirim surat himbauan ke PDA untuk melakukan penggalangan dana Palestina. Selanjutnya dana tersebut bisa dikirimkan ke KL Lazismu Aisyiyah Jatim. Jadi ada yang sudah diberikan Lazismu daerah. PWA Jatim sifatnya menghimbau. Maka dari itu dengan PDA harus baik hati. Urusan gerilya ibu-ibu itu sangat cepat. Kon nluthus-nluthus golek dana ngono iku sregep. Bergerak dengan telaten dan ulet,” jelasnya.
Bergabung di FKUB
Jadi merekat persatuan itu sifatnya internal dan eksternal. Bahkan lintas agama. PWA juga sedang bergabung dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jatim.
“Ketika almarhum Nadjib Hamid masih aktif di FKUB beliau menggagas melibatkan organisasi perempuan di FKUB. Pak Nadjib meminta Aisyiyah ada yang mewakili di FKUB. Fokusnya di pemberdayaan ekonomi. Memang di sana lintas agama dan urusan ekonomi adalah muamalah. Sekaligus membangun sinergi Aisyiyah dengan ormas lain,” urainya.
Aisyiyah Training Center
Terkait pembangunan Aisyiyah Training Center, Bu Candra, sapaan akrabnya menyampaikan sedang terus berjalan. Setelah pembangunan aula dua lantai, saat ini sedang proses pembangunan masjid dua lantai.
“Kapasitas aulanya bisa menampung sekitar 100 orang. Kemudian juga ada semacam guest house untuk rapat-rapat kecil ibu-ibu Aisyiyah. Bisa untuk rapat sekitar 10 orang,” rincinya.
Menurutnya rencana ATC itu nanti untuk kegiatan bimbingan teknis (bimtek) pramurukti, yaitu semacam perawat lansia. Kita akan mentraining orang-orang yang disiapkan menjadi pelayan lansia. Memproduk orang-orang yang punya skill menjadi pelayan lansia.
“Majelis Kesehatan dan Majelis Tabligh nantinya akan banyak berperan di situ. Kan urusan-urusan bagaimana merawat orang sakit dan yang lainnya. Kita sedang mendesign kegiatannya. Dan itu link-nya ke Disnaker. Jadi lulusannya punya legalitas Disnaker. Sehingga lulusannya bisa dikirim ke kota atau luar kota. Jadi sedang kita siapkan fasilitas-fasilitasnnya termasuk asramanya. Mudah-mudahan akhir 2021 bisa kita mulai kegiatan bimtek pramurukti,” paparnya.
“PDA dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) terdekat kalau ingin mengadakan kegiatan diperbolehkan menggunakan ATC, supaya bisa mulai diadakan kegiatan di situ. PWA juga sudah menggelar baksos dan rapat-rapat kecil di ATC,” imbuhnya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.