Gencatan Senjata Baru Dicapai, Israel Serbu Masjid Al Aqsa oleh M Rizal Fadillah, pemerhati politik dan kebangsaan.
PWMU.CO– Gencatan senjata antara Israel dan Palestina akhirnya disepakati. PM Israel Benyamin Netanyahu menyatakan seluruh anggota Kabinet Keamanan Israel dengan suara bulat menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza yang dimulai Jumat 21/5/2021) dini hari. Abu Ubaidah pemimpin Hamas membenarkan terjadinya gencatan senjata.
Namun beberapa jam setelah pengumuman gencatan senjata muncul ketegangan di Yerusalem Timur. Polisi Israel menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa dan menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina setelah shalat Jumat.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir setelah sebelas hari pemboman Israel tanpa henti di daerah di Gaza yang dibalas serangan ribuan roket oleh Hamas.
Kantor berita Aljazeera, Sabtu (22/05/2021), melaporkan, penyerbuan kompleks Masjid al-Aqsa oleh polisi Israel tidak terduga dan mencerminkan betapa rapuhnya gencatan senjata itu.
”Polisi Israel mengatakan, beberapa pemuda yang berada di kompleks Al-Aqsa melempari polisi Israel dengan batu. Namun, warga Palestina mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan sejak dini hari ketika mereka tiba di masjid. Mereka dikepung oleh polisi dan mereka merasakan banyak tekanan,” kata Abdel-Hamid, wartawan Aljazeera.
Di luar kejadian itu, kesepakatan damai ini adalah kekalahan Israel dan kemenangan Palestina khususnya Hamas. Jalur Gaza yang dibombardir tidak memberi efek menyerahnya gerilayawan Hamas. Sebaliknya roket-roket yang menghantam seluruh kota Israel adalah pukulan telak.
Warga Israel panik bahkan seperti di kota Lod antar warga berpecah belah. Penyerangan Israel yang dihentikan Hamas tanpa kenal menyerah adalah kekalahan Israel.
Tekanan pada Israel
Efek konflik Palestina-Israel, membuat Israel tertekan. Amerika pelindungnya kocar-kacir didemo warganya yang mendukung Palestina. Mayoritas anggota PBB mengecam dan mengutuk Israel. Bahkan beberapa di antaranya berniat menyeret Israel ke Mahkamah Internasional.
Dunia berada di belakang Palestina. Israel kocar-kacir, menderita kerugian besar dalam konflik ini. Politis, diplomasi dan material.
Kejutan roket al-Qassam yang menghantam kota-kota Israel memprediksi keruntuhan Israel ke depan. Tanah yang dijanjikan telah menjanjikan Israel untuk masuk tanah. Kebengisan dan kebrutalan tentara Israel adalah menifestasi dari kepengecutan.
Penulis Amerika Norman Finkelstein menyatakan, Israel adalah perampok dan Palestina berhak untuk mengambil kembali tanah yang dirampok dan dikuasai secara ilegaI oleh Israel.
Gencatan senjata mmberi kesempatan Palestina dan Israel melakukan rekonstruksi. Mental pejuang Hamas terbukti kuat. Roket-roket hebat akan diproduksi masif di tingkat lokal dan mungkin di luar sebagai pasokan. Israel pasti akan mengevaluasi ketangguhan iron dome telah runtuh ditembus rudal Hamas.
Palestina bisa semakin kuat. Israel terpukul hebat. Semoga sejarah akan mencatat kegemilangan Palestina ke depan menuju kemerdekaan dan kedaulatannya.
Berdasarkan laporan Aljazeera, pengeboman Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan membawa kerusakan luas ke wilayah yang sudah miskin itu. Di pihak Israel, 12 orang, termasuk dua anak, tewas. (*)
Editor Sugeng Purwanto