Dosa Terbesar di Alam Semesta adalah Merasa Dirimu Ada oleh Nurbani Yusuf, pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar Kota Batu.
PWMU.CO– Al Hallaj seorang sufi paling eksotik sepanjang sejarah berkata: Dosa terbesar di alam semesta adalah ketika engkau merasa dirimu ada.
Sebagai lazimnya, pernyataan Al Hallaj selalu menghadirkan kontroversi bagi awam. Tak jarang kebingungan terus menghunjam terpelihara, kemudian fitnah menyertai. Iapun dipancung. Kitabnya dibakar. Santrinya dibuang. Pahamnya diharamkan. Sebab ulama fiqih dan kalam tak cukup bisa memahami.
Hululiyah adalah ikhtiar meleburkan diri. Meniadakan diri. Membenam dalam cahayaNya. Al misykat al Anwar. Larut dalam kefanaan kemudian pasrah dalam kekekalan yang maha kekal.
Bersatunya hamba dengan sang Khaliq. Wihdat al wujud. Tidak ada apa-apa selain Allah Yang Mahaada. Mikraj saat shalat. Sesaat menghilang dari dunia.
Puasa tahun ini aku buat beda. Mencoba lebih mendekat. Menghadirkan ruang suwung agar hening dalam keriuhan yang fana dan berkeras melepas sebanyak hijab. Mencoba melepas diri dari berbagai prasangka, dan memperbanyak pemaafan dan ridha.
Aku jauhkan diri dari riuh dan padatnya simbol-simbol menuju ruh ilahi. Min ruhillah ila ruhillah. Ada saat ketika harus hening dari berbagai nafsu.
Termasuk syahwat ibadah. Agar cinta terhadap Allah dan rasulNya, menjadi satu satunya cinta, satunya-satunya pengharapan dan satu-satunya penghambaan. Bukankah sebagian orang lupa pada Rabbnya, sebab lebih mencintai shalatnya, mencintai sedekahnya dan mencintai bacaan Qurannya.
Banyak orang beribadah tapi makin jauh dari Rabbnya. Sebab ibadah yang diamalkan menjadi hijab bagi dirinya dan Rabbnya. Cintanya pada dunia makin menguat berbanding lurus dengan mengurangnya perhatian terhadap hidup kekal di akhirat.
Banyak orang kaya dan berilmu ketika di dunia, tapi menghadap rabbnya dalam kondisi miskin dan bodoh, karena tak satupun bekal yang dibawa. Semua harta yang ia kumpulkan saat di dunia, ia tinggalkan hanya sebagai waris bagi anak cucunya. Sedang ilmu yang didapatnya tak cukup menolong sebab hanya dipakai untuk urusan kemegahan dunia.
Editor Sugeng Purwanto