PWMU.CO– Bahaya cetak uang menjadi satu bahasan diskusi bisnis virtual yang digelar Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama narasumber Mardigu Wowiek Prasantyo, Jumat (28/5/2021).
Diskusi bisnis mengambil tema Dinamika Ekonomi dan Keuangan Global, Dampak terhadap Ekonomi Bangsa dan Ummat: Apa Solusinya?. Acara dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas.
Mardigu Wowiek Prasantyo sering melontarkan pemikirannya lewat Youtube. Dia pemilik perusahaan Santara, Dinaran, dan perusahaan lainnya.
Anwar Abbas mengatakan, tidak tahu latar belakang pendidikan narasumber Mardigu Wowiek Prasantyo ini. ”Tetapi pemikirannya saya lihat mirip dengan pemikiran Imam Al Ghazali di mana uang itu seperti cermin. Artinya, jumlah uang yang beredar itu harus mengikuti barang,” katanya.
”Kalau kita kan akademisi, kita dosen, printing money atau cetak uang itu kan sesuatu yang sangat membahayakan,” ungkapnya.
Menurut Anwar Abbas, pemikiran Mardigu Wowiek, di Cina melakukan printing money tapi betul-betul dikelola sedemikian rupa sehingga jumlah uang yang beredar tetap sama dan mengikuti jumlah barang yang ada. Dengan demikian Cina bisa menjadi negara maju. Sementara bagi negara kita cetak uang itu sesuatu yang sangat berbahaya.
”Setelah saya renungkan benar juga Pak Mardigu ini. Setelah saya diskusikan dengan beberapa orang soal pemikiran Pak Mardigu ini yang bagus dan ada juga yang tidak setuju. Saya kira itu sudah biasalah ada yang sependapat, ada yang setuju dan tidak setuju,” katanya soal bahaya cetak uang ini.
”Bagi saya karena Muhammadiyah ini warganya educated, menurut saya kita harus terbuka terhadap pemikiran yang dimiliki orang dan kalau pemikirannya bagus dan benar maka wajib bagi kita untuk mendukung tapi kalau tidak benar ya tidak boleh kita mendukungnya,” jelas Buya Anwar Abbas.
Buya menjelaskan, kita dengar gagasan-gagasan Pak Mardigu. Hal-hal yang memang baik dan benar ya kita dukung, yang tidak baik dan benar ya kita tinggalkan. Dengan demikian pemikiran-pemikirannya menjadi bermanfaat bagi diri kita, bangsa, dan negara.
Buya Anwar Abbas menyampaikan, pertama kali mengenal pikiran Mardigu dari A Riawan Amin, Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia periode 1999-2009 yang mengirim Youtubenya.
”Kemudian saya dengar, kaget juga saya ada pikiran beliau yang menurut saya menarik,” ujarnya. ”Pak Riawan Amin berani mengirim Youtube kepada saya, berarti sudah diseleksi karena beliau ini jarang ngirim Youtube kecuali youtube ini,” tuturnya.
Sayangnya, sambung dia, podcast Mardigu yang tersebar sudah dipotong-potong sehingga idenya tidak utuh. ”Karena sudah dipotong-potong, kelezatan idenya hilang bagi saya. Oleh karena itu saya minta kepada Pak Mukhaer Pakkanna (Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan) supaya Pak Mardigu diundang,” ujarnya.
Penulis Syahroni Nur Wachid Editor Sugeng Purwanto