PWMU.CO – Mantan Sekjen MUI Anwar Abbas: Din Syamsudin Dikerjain Kelompok Munafik. Hal ini dia sampaikan ketika Din Syamsuddin mempersilakannya mengemukakan pendapat dalam Webinar Pra-Musyawarah Cabang (Muscab) I PCIM Maroko, Rabu (9/6/21) malam.
Pembahasan itu bermula dari Anwar Abbas memberi pesan kepada para peserta. Agar ketika pulang ke Indonesia nantinya, selain mengembangkan dan mengajarkan ilmu yang sudah diperoleh di Maroko, kalau bisa juga menjadi pengusaha.
“Sehingga kalau berdakwah nggak memerlukan amplop,” ujarnya.
Kalau bisa, lanjutnya, membagi-bagikan amplop. “Kalau saudara-saudara di Maroko ini pulang, terus terang, kalau masih punya idealisme Keislaman yang tinggi pasti akan sedih.”
Ada Kelompok Munafik, Kasihan Din Syamsuddin
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia periode 2015-2020 Anwar Abbas sadar, meski Din Syamsuddin tidak minta dikasihani karena beliau seorang pejuang, tapi dia jujur merasa kasihan kepada Din Syamsuddin.
Sambil tertawa dia menerangkan, sebab Din berjuang dengan idealisme, tapi dikerjain oleh kawan-kawan sendiri yang seagama dan sekeyakinan.
Mereka-mereka itu, sambungnya, kelompok-kelompok munafik. Yang KTP-nya Islam, tapi tidak ada gairah berislamnya. Gairah finansialnya lebih menonjol.
Dia lalu mengutip ayat al-Quran yang menggambarkan saat ini, “Janganlah kamu jual akhiratmu untuk kepentingan duniamu.”
Menurutnya, banyak sekali tokoh-tokoh Islam kini yang menjual akhiratnya untuk kepentingan dunianya. “Semestinya, kalau perlu dunia kita ini kita jual untuk kepentingan akhirat,” tuturnya.
Sistem Perbankan Konvensional Vs Islam
Karena Anwar mengaku dulu agak liberal, sekarang sudah taubat, maka dia menyimpulkan, “Fabiayyi ala irabbikuma tukadziban.“
“Ayat tuhan mana yang ingin kamu bantah? Ayat Tuhan pasti benar dan saya bisa membuktikannya secara konseptual dan empirik terkait bidang ekonomi,” sambungnya.
Mengingat, Anwar sempat terkejut ketika mendapat undangan makan siang dari seorang pimpinan banker di sebuah multinational coorperation. Karena mau berpindah tugas, pimpinan itu ingin menyampaikan testimoni kepada dirinya.
Pemimpin yang beragama Kristen Protestan itu mengatakan, “Semua buku perbankan yang bagus sudah saya beli dan saya baca.”
“Kesimpulannya satu, yang namanya conventional banking system (sistem perbankan konvensional) yang ribawi itu pasti akan menimbulkan krisis ekonomi, pasti! Itu masalah waktu saja,” sambungnya.
Lantas Anwar bertanya kepada pemimpin terkenal yang tidak dia sebutkan namanya itu, “Ada nggak sistem perbankan yang bisa menghambat dan membendung agar tidak terjadi krisis ekonomi?”
“Ada,” jawab dia.
Anwar bertanya lagi, “Apa itu?”
“Islamic banking system (sistem perbankan Islami).“
Jawaban ini membuat Anwar tertawa. Sebab, pemimpin itu berlatar belakang Kristen, Chinesse, update ekonomi, moneter, dan bank; tapi menyatakan internasional banking system itu membawa kebinasaan dan bermasalah.
Sementara di Indonesia, Anwar banyak mendengar para kiai dan ustad mengatakan, “Apa itu bank syariah? Sama aja dengan bank konvensional.”
Bahkan, tambahnya, banyak pula yang menganggap bunga bank itu sudah halal.
Maka, Anwar membenarkan ucapan Syekh Muhammad Abduh, “Islam tertutup sinarnya oleh orang Islam itu sendiri.”
“Tugas kita membuka itu!” tegas Anwar. Caranya, menjadi ilmuwan pejuang dan pengusaha pejuang… pejuang untuk li ila kalimatillah (menegakkan kalimat Allah).
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni