PMM UMM Dorong Standarisasi Pola Pengasuhan Anak Panti Aisyiyah Malang. Sebelumnya tim juga melakukan pendampingan branding panti.
PWMU.CO – Tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali melakukan pendampingan kepada Panti Asuhan Putri Aisyiyah, Dinoyo, Kota Malang.
Kali ini tim menargetkan agar panti lebih mengenal dan menyesuaikan diri dengan standar nasional pola pengasuhan anak pada Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Tim PMM terdiri dari enam mahasiswa Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial UMM. Mereka adalah Dinda Ayu Rahmadiana, Islha Febriyanti, Jasmine Adlina Farhani, Rafilah Salsabilah, dan Saffira Amilia Rahmasari. Tim ini dibimbing oleh Dosen Pendamping Lapangan: Dr Oman Sukmana MSi.
Dinda yang ditunjuk sebagai koordinator mengatakan akan melakukan pendampingan pada panti Aisyiyah ini selama sebulan. “Targetnya selain membantu mem-branding panti, juga mendorong agar pola pengasuhan anak sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial,” terangnya.
Dua nara sumber dihadirkan untuk memberikan penguatan pola asuh anak panti, Ahad (13/6/2021). Mereka adalah pakar LKSA Zaenal Abidin MSi dan psikolog pengasuhan anak Nandy Augustin SSpi MSi. Keduanya merupakan dosen UMM.
Selain pengurus panti, kegiatan juga diikuti oleh pengurus dan anggota Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Cabang Aisyiyah Lowokwaru Kota Malang. Dalam paparannya, Zaenal mendorong agar Aisyiyah memperhatikan standarisasi LKSA. Akreditasi panti sangat penting untuk menjamin kinerjanya sesuai dengan standar nasional.
“Terdapat lima aspek yang perlu dipersiapkan pada Lembaga LKSA yaitu, legalitas, fasilitas fisik, pendanaan, jaringan kerja, SDM,” urai Zaenal yang sedang menemuh studi lanjut di Malaysia ini.
Di sisi lain, pengukuran kinerja LKSA dapat dikatakan memenuhi standarisasi apabila lembaga tersebut sudah berjalan beriringan dengan pola asuh yang diterapkan setiap panti. “Dikatakan sejahtera apabila pola asuh terhadap anak menunjukan keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat dan damai,” tambah nara sumber lain, Nandi.
Kerja Sama dengan Orangtua
Kepala Panti Aisyiyah Malang Aning Rochani mengakui tidak mudah menerapkan standarisasi tersebut. Dalam hal membimbing anak-anak asuh saja sudah susah. Salah satu kendala yang selalu dihadapinya adalah kesulitan mengendalikan santri-santrinya.
Menanggapi hal ini Nandy memerikan tips agar LKSA dapat menangani problem anak asuh tersebut. “Cara yang dapat dilakukan LKSA dengan bekerja sama dengan orangtua anak asuh, menghindari tindakan fisik, pemberian reward dan punishment pada anak,” terang Nandy.
Pemilihan Panti Asuhan Putri Aisyiyah sebagai objek PMM ini karena tim memiliki alasan khusus. Selain sebagai bagian dari Muhammadiyah, tim juga melihat bahwa ada potensi yang bisa dikembangkan agar panti menjadi lebih dikenal oleh banyak orang.
“Dengan adanya program ini juga dapat meningkatkan branding panti, sehingga nama panti asuhan Putri Aisyiyah dikenal masyarakat luas dan memberikan dukungan terhadap segala kegiatan yang dilakukan di panti ini,” ujar koordinator kelompok PMM, Dinda Ayu Rahmadiana.
Selama PMM berlangsung, tim telah menyiapkan berbagai kegiatan. Selain kegiatan sosialisasi ini, PMM juga akan menjalankan program lainnya seperti pendampingan unit usaha dan bimbingan belajar terhadap santri yang ada dipanti tersebut.
“Kami berharap kegiatan PMM yang dilakukan selama satu bulan kedepan ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya,” ujar Dinda. (*)
Penuis Nasrullah Editor Mohammad Nurfatoni