PWMU.CO – Kokam harus siaga hadapi prediksi BMKG. Hal itu diungkapkan oleh Komandan Wilayah Kokam Jawa Timur Almuslimun, Kamis (10/6/2021).
Dia menyampaikannya saat memberikan sambutan pada Apel Kesiapsiagaan dan Mitigasi Gempa/Tsunami Kokam Kabupaten Trenggalek di MIM Gandusari Trenggalek.
Kegiatan ini diikuti oleh Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah dan puluhan anggota Kokam perwakilan Markas Cabang se-Kabupaten Trenggalek yang berlangsung Kamis-Jumat (10-11/6/2021).
Almuslimun menyatakan siaran pers BMKG pada Sabtu (5/6/2021) dengan hasil kajian dan pemodelan yang memperkirakan adanya potensi gempa dan tsunami perlu direspon oleh Kokam Jatim.
“Prediksi gempa dengan magnitudo maksimum 8,7 SR yang diikuti tsunami setinggi 29 meter di sepanjang pesisir pantai selatan Jawa Timur perlu direspon siaga oleh Markas Wilayah (Mawil) Kokam Jatim,” ujarnya.
Jalankan Misi Kemanusiaan
Kesiapsiagaan Mawil Kokam Jatim, lanjutnya, dilakukan dengan penyiapan struktural dan relawan yang dimulai dari Markas Daerah (Marda) Kokam Kabupaten Trenggalek.
“Anggota Kokam harus siaga sejak dini untuk menyiapkan diri dan segala pirantinya dalam menjalankan misi kemanusiaan dan kebencanaan. Begitu juga dengan prediksi gempa dan tsunami dari BMKG,” ungkapnya.
“Setiap anggota Kokam harus memiliki dan memahami strategi penguatan leadership dan peranan Kokam dalam tugas kemanusiaan dan kebencanaan,” imbuhnya.
Dia menegaskan penyiapan dini ini sebagai tugas mulia yang nantinya harus mampu saling sinergi pemerintah dan MDMC dalam rangka mengedukasi masyarakat untuk mitigasi dan meminimalisir korban.
Pantai Pesisir Watulimo Trenggalek
Menurut Almuslimun dalam kegiatan kesiapsiagaan dan mitigasi gempa/tsunami ini juga diadakan pemantauan pada pesisir pantai sepanjang daerah pesisir Watulimo Trenggalek dan kelengkapan informasi serta piranti evakuasi.
“Alhamdulillah kami sempat berdialog dengan masyarakat untuk edukasi dan pemahaman terhadap potensi gempa/tsunami dan evakuasi masyarakat. Perlu disiapkan hingga kondisi terburuk bila terjadi gempa/tsunami yang tidak kita inginkan bersama,” jelasnya.
“Meskipun masyarakat diminta untuk tidak panik menghadapi bencana, setidaknya mereka punya pemahaman dan kesiagaan dalam penyelamatan,” tambahnya.
Mitigasi Bencana
Kegiatan Kesiapsiagaan ini mendapat respon cepat dari Ketua Pemuda Muhammadiyah Trenggalek Trigus. Kabar potensi terjadinya tsunami ini tidak bisa diabaikan, karena data dikeluarkan oleh lembaga pemerintah.
“Sebaik mungkin harus direspon dengan bijaksana. Salah satu hal yang bisa kami lakukan adalah mempersiapkan diri dengan melakukan mitigasi bencana. Pemuda Muhammadiyah mengambil peran penting ini karena sesuai dengan tujuan organisasi,” paparnya.
Trigus menambahkan secepatnya akan membentuk tim dan membuka diri untuk berkolaborasi dengan semua pihak.
“Tidak ada alasan lain. Ini termasuk tanggung jawab kita sebagai insan organisasi Pemuda Muhammadiyah,” tegasnya.
Regu Reaksi Cepat (RGC) Bencana
Begitu juga Komandan Daerah Kokam Trenggalek Rosi dalam Kesiapsiagaan yang dicanangkan Mawil Kokam Jatim mengungkapkan perlu adanya edukasi terhadap masyarakat tentang prediksi dari BMKG.
“Khususnya di daerah selatan agar tidak menimbulkan kepanikan, baik sebelum maupun pasca bencana jika nantinya itu memang benar-benar terjadi,” ungkapnya.
Menurutnya Kokam Trenggalek langsung merespon dengan membentuk Regu Reaksi Cepat (RGC) bencana. RGC dibagi menjadi tiga titik yaitu Watulimo, Durenan dan Suruh.
“Kami sampaikan terima kasih kepada Komandan Almuslimun yang telah meneguhkan sikap Kokam dan telah berbagi pengetahuan dan keahlian kepada Kokam Trenggalek. Semoga kita semua terhindar dari marabahaya dan selamat dari bencana,” harapnya. (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid. Editor Sugiran.