PWMU.CO – SDMM Luncurkan Game dan Animasi Karya Siswa. Peluncuran game dan animasi karya siswa kelas V dan VI menjadi kejutan bagi peserta di ajang Purnawidya XII dan Wisuda Tahfidh III SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Sabtu (19/6/2021).
Lebih dari 69 games dan animasi yang mereka ciptakan. Terdiri 25 karya oleh kelas V dan 44 karya oleh kelas VI. Namun di acara peluncuran yang digelar secara virtual tersebut, hanya ditampilkan karya yang mewakili kedua jenjang itu. Misalnya Ghost Shooter karya ‘Abidah Kaysa Al-Barkah siswa kelas V.
Apresasi Dua Pakar Digital
Dua pakar digital hadir secara virtual dalam peluncuran ini. Pertama, Adhicipta Raharja Wirawan, seorang akademisi dan game desaigner dari Surabaya. Pak Cip—sapaannya—mengatakan tidak semua sekolah memiliki kesempatan yang sama dalam belajar coding.
“Selamat untuk adik-adik dan para guru yang mendampingi yang berkarya dengan Scrartch yaitu suatu platform game engine (aplikasi pembuat game). Luar biasa kelas V dan VI sudah bisa mengembangkan,” komentarnya lewat Zoom Cloud Meetings.
“Nah kalau memang sudah selesai dan memainkan pasti senang dan orang lain belajar dan senang. Maka lanjutkanlah ke step berikutnya. Banyak resource (bahan coding) dan kesempatan untuk bisa lebih dinikmati teman-teman lain bahkan sampa seluruh dunia. Bahkan di masa akan datang bisa menjadi digitalpreneur,” tambahnya.
Kedua, Heni Prasetyorini—-salah satu pencetus kelaskudigital.com dari Surabaya. Dia memberi apresiasi dan motivasi, terutama, pada para siswa yang berhasil membuat game dengan kerumitan yang berbeda yaitu game mengejar dan membasi Corona.
“Ada beberapa yang belum pernah saya bikin, seperti game maze. Dengan belajar Scratch anak-anak tidak hanya bisa bikin game tapi dengan perasaan keberhasilan membuat game bisa mengajak keluarga untuk menikmati hasil karyanya,” ujarnya
Lulusan Jurusan Kimia ITB ini menjelaskan bagaimana kondisi pembelajaran dengan Scratch di luar negeri. Ternyata aplikasi Scratch baru dikenalkan di semester VI di perguruan tinggi Harvard.
“Anak-anak harus bangga karena di luar negeri seperti Harvard University belajar Scratch di bangku perkuliahan dan sekarang Kalian bisa create something (membuat sesuatu dengan Scratch),” ucapnya.
Heni—sapaannya—mengatakan, keuntungan pembekalan pembalajaran Scratch akan membantu anak-anak bertahan untuk bersaing di masa depan. “Karena masa depan kan lebih mengarah ke ekonomi digital kreatif. Masa depan yang lebih canggih karena ekonomi digital kreatif bisa membuat anak-anak survive di masa yang akan datang,” ujarnya.
Kurikulum Coding Pertama di Gresik
Koordinator Kurikulum SDMM Rudi Purnawan MPd menjelaskan, coding adalah bagian dari kurikulum IT di SDMM. “Kurikulum coding untuk merancang pembuatan game dan animasi dengan aplikasi Scratch ini yang pertama Gresik,” ujarnya.
Bapak dua anak ini mengaku kurikulum ini bukan hanya dikhususkan pada masa pandemi tapi sebagai pengembangan pembelajaran berbasis IT di SDMM.
Menurutnya, pembelajaran coding ini dimulai tahun pelajaran 2020-2021 dalam mata pelajaran muatan lokal yaitu komputer. Harapannya siswa-siswi dapat menghasilkan produk yang dapat dinikmati sesama teman.
“Saya bangga dengan kelas V dan VI yang berhasil menghasilkan produk dengan aplikasi Scratch yang ditunjukkan pada hari ini. Dan ini sebagai muatan pelajaran komputer yang mengasilkan,” ujarnya, Senin (21/6/21).
Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos menambahkan pembelajaran dengan kompetensi koding dan bahasa pemrograman ini menjadi nilai plus.
“Individu yang memilik kemampuan coding sudah tentu lebih bernilai,” ujarnya. Dengan pembekalan dan pembelajaran coding ini Ustadz Faiz—sapaan akrabnya— berharap kelak siswa-siswi SDMM menjadi programmer yang andal.
“Semoga menjadi programmer andal dan memberikan nama harum keluarga dan sekolah,” ujarnya.
Selain meluncurkan game dan animasi, di acara Purnawidya XII dan Wisuda Tahfidh III itu SDMM juga meluncurkan tujuh buku karya siswa. Dua buku berbahasa Inggris karya siswa Internastional Class Program (ICP) dan lima buku kumpulan cerita pendek siswa kelas II-V.
Selamat berkarya! (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid Editor Mohammad Nurfatoni