PWMU.CO – Cerita Kebohongan Ayah yang Bikin Haru. Analisa Widyaningrum MPsi Psikolog mengajak nobar ini sekaligus menutup sesi motivasinya di Wisuda XXI SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb), dengan film pendek yang mengharukan, Selasa (22/6/21).
Analisa—panggilan akrabnya—bertanya, “Kenapa teman-teman hari ini harus punya masa depan?”
Dia lalu mengarahkan wisudawan untuk menemukan alasan sebagai jawaban pertanyaan: “Why you do what you do?” (mengapa melakukan apa yang kamu lakukan).
Agar bisa menjawabnya, dia mengajak peserta wisuda virtual—yang digelar pagi itu—menyaksikan video film pendek. Sekaligus, dia persembahkan kepada semua ayah dan ibu yang telah berjuang untuk hari ini.
Orangtua Idola dan Role Model Anak
Tampak adegan ayah mengantar anak perempuan kecilnya berangkat sekolah dengan berjalan. Anak itu memberi surat kepada sang ayah. Ayahnya langsung membacanya sambil terus berjalan bersama.
“Daddy is the sweetest daddy in the world.” Itulah kalimat pertama suratnya. Artinya, ayah adalah ayah termanis di dunia.
Analisa pun berkomentar, “Kalian adalah idola bagi anak Kalian, Bapak Ibu.”
Kemudian, tampak ayah itu mengajari anaknya belajar di rumah. Menurut Analisa, ini menunjukkan orangtua juga menjadi role model bagi anak.
Lalu, terdengar anak itu memuji kepintaran ayahnya. “Apapun yang terjadi, Anda idola!” Analisa mengatakan dengan penuh penekanan di setiap kata.
Anak itu terus memuji ayahnya. Tapi langkah kaki mereka berhenti ketika ayah tiba membaca, “But he lies!” Dia bohong, tulis anaknya.
“Kalau Bapak Ibu menyadari, Anda idola untuk mereka. Tapi sebenarnya mereka melihat, bagaimana Anda menutupi sesuatu yang Anda rasa mereka tahu,” jelas Analisa.
Ada Pengorbanan Orangtua
Tepat ketika mereka tiba di sekolah, ayah membaca surat di mana anaknya menuliskan beberapa kebohongan ayah. Menyadari sang anak tahu “kebohongan-kebohongan”-nya, Ayah langsung lari sambil menangis.
Kebohongan pertama, He lies about having a job, he lies about having money (Dia bohong mempunyai pekerjaan dan uang).
Analisa menjelaskan, setiap ayah dan ibu tidak pernah bercerita betapa susahnya bekerja. “Gimana susahnya mencari uang anak nggak boleh tahu.
Kebohongan lainnya, He lies that he is not tired (Dia bohong tidak merasa lelah). “Kadang rasa lelah itu ditiadakan kalau kita sudah sampai rumah,” ungkapnya.
Kemudian tampak adegan anak itu membagi makanannya dengan sang ayah, tapi ayah menolaknya. He lies that he isn’t hungry (dia bohong tidak lapar).
Melihat adegan ini, Analisa berkomentar, “Ada pengorbanan yang dikorbankan, karena pengin kasih semua yang anak minta, yang terbaik untuk mereka.”
Anak itu menulis juga kebohongan ayahnya yang tampak bahagia, padahal tidak. “He lies about his happiness.”
“Kadang kebahagiaan itu dia abaikan,” ungkap Analisa.
Jawaban “Big Why”
Analisa menyatakan inilah saatnya membulatkan tekad. “Kalian semangat membahagiakan kedua orangtua Kalian, itulah big why yang Kalian ingat ketika lelah,” ungkapnya.
Karena hari ini, sambungnya, apa yang diperjuangkan orangtua itu adalah mimpi besar mereka untuk melihat Anda semua sukses.
“Selamat Bapak Ibu berhasil mengantarkan anak ke jenjang yang lebih tinggi, saya yakin nggak mudah sampai di sini. Tapi setiap orangtua punya cerita dan perjalanannya masing-masing,” ujarnya kepada wali siswa yang mendampingi wisudawan di rumah masing-masing.
“Enjoy your journey (nikmati perjalananmu)!” pesannya kepada wisudawan.
Dia mengimbau wisudawan agar jangan pernah merasa menjadi orang tidak beruntung di dunia ini. “Allah ada, memberi kita ujian tidak pernah melebihi kapasitas yang kita punya sebagai manusia,” terangnya.
Analisa lantas memberi semangat berjuang untuk menempuh perjalanan yang masih panjang. “Saya yakin nggak mudah, tapi bismillah!”
Akhirnya, Analisa menutup motivasinya dengan berpantun:
Kecil-kecil si ikan teri
sangat banyak di dalam kali
niatkan belajar sepenuh hati
semoga Allah memberkahi.
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni