PWMU.CO – Selain sebagai ajang silaturrahmi untuk memperkuat ukuwah antar alumni, pertemuan Forum Keluarga Alumni (FOKAL) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malang Raya, di Perumahan Pesanggrahan Pratama Karangploso, Sabtu (27/11) juga dimanfaatkan untuk melakukan pemetaan potensi alumni. Di samping itu, Fokal IMM juga mengagas bentuk perkadaran lanjutan bagi para alumni.
Pertemuan di Kediaman Ramliyanto tersebut dihadiri oleh Korda FOKAL IMM Malang dan alumni lainnya. Di antaranya Saadih Siddiq atau Bang Dicky, lalu Tsalis Rifa’i, Yana Syafri, Zulfatman, Faizin Sulistyo dan Ramliyanto selaku tuan rumah.
(Baca: Gelisah Melihat Bangsa, IMM Berkhidmad Benahi Negeri dan Kader IMM Harus Tahan Uji dan Siap Berjuang)
Ramliyanto mengatakan, gagasan Sekolah Kader ini adalah sebuah itikad dari FOKAL untuk menjaga konsistensi perkaderan. Terutama proses perkaderan saat masih dan setelah purna di struktural IMM hingga saat transformasi dalam kehidupan bermasyarakat.
”Menggerakkan dakwah Muhammadiyah bukan hanya saat aktif di IMM saja, akan tetapi ghiroh api dakwah harus tetap menyala-nyala saat terjun bersosialisasi dengan masyarakat,” ujarnya.
Di tenggah-tengah kesibukannya menggeluti dunia Pendidikan dan Pelatihan tingkat Jawa Timur, Ramli masih menyempatkan untuk berfikir tentang kader dan perkaderan di Persyarikatan Muhammadiyah. Ramli dalam kesempatan itu juga banyak berbagi pengalaman dalam hal perkaderan dan pembinaannya.
(Baca juga: Ketika IMM Bangkit di Kampus Teknik Negeri Kebanggaan Surabaya dan Ketika IMM Berkembang di Kampus NU)
Di sisi lain, Dicky dalam kesempatan it menyampaikan bahwa pembinaan kader harus disandarkan dan berbasis pengembangan potensi dan kekinian. ”Jika tidak berbasis itu, maka dikhawatirkan proses perkaderan dan pembinaan akan salah sasaran,” ujarnya.
Sedangkan dari sudut pandang atau perspektif pengusaha, Tsalis Rifa’i memandang bahwa potensi kader harus diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. ”Kader bisa saja kita arahkan dan kita didik menjadi wirausahawan muda. Selain dapat mengurangi pengganguran, juga bisa membuka lapangan kerja baru,” Tsalis mencontohkan.(izzudin/aan)