PWMU.CO – Tips Bikin Kerasan Murid Sekolah Pantura disampaikan Ketua PDM Gresik Dr Taufiqulloh MPdI.
Perguruan Muhammadiyah Banyurengah Panceng, Gresik mengadakan kegiatan Purnasiswa, Sabtu (19/6/21). Ada tiga sekolah yang mengkutinya: MIM 5, MTsM 6, dan MAM 2.
Acara yang berlangsung di Aula Ahmad Dahlan Gedung Perguruan Muhammadiyah Banyutengah itu mengundang Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Dr Taufiqullah MPdI sebagai pembicara.
Ia mengungkapkan perasaan senangnya karena bertemu dengan teman seperjuangan di persyarikatan, termasuk Dhimam Sf, mantan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panceng.
Ustadz Taufiq, sapaan akrabnya, juga mengenang PCM Panceng, khususnya Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Banyutengah, sebagai pihak yang selalu menghadirkan mantan Ketua (Umum) Piminan Pusat Muhammadiyah Prof Dr M Amien Rais MA, di kala PDM Gresk belum berhasil menghadirkannya saat itu.
Kisah Sekolah Ketua PDM Gresik
Di hadapan para wali murd dan siswa yang diwisuda, Ustadz Taufiq menceritakan kisah pribadinya. Ia mengungkapkan anak yang berprestasi pasti menyenangkan orangtua.
“Dulu, ketika menjadi siswa, saya pernah mengikuti lomba. Namanya kompetisi, pasti ada kalah dan menang. Ketika saya memperoleh juara maka berbahagia kedua orangtua saya,” uajrnya.
Namun saat belum memperoleh prestasi, sambungnya pengalaman berkompetisi lebih berharga dibanding gelar juara. Semangat ini yang dia tularkan kepada anak-anaknya.
Pada para lulusan Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 2, dia berpesan agar melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. “Jangan terus bekerja atau langsung menikah,” candanya.
Sebab, dia menegaskan, untuk menjadi tenaga pendidik saat ini tidak cukup hanya bermodalkan lulusan aliyah. Namun minimal strata 1 (S1) bahkan S2 untuk mengajar di jenjang dasar maupun menengah. “Sedang untuk dosen minimal S2 hingga doktoral (S3),” ujarnya.
Ia menambahkan, seseorang yang bergelar mengharuskan kompeten sesuai gelarnya. Orang yang bergelar namun tidak kompeten sebagaimana gelarnya, maka gelar yang diperoleh itu tidak menambah kemuliaan bagi orang tersebut.
“Dalam al-Qur’an, Allah SWT mengangkat derajat orang beriman dan berilmu. Maksud berilmu di sini syaratnya (bagi) orang-orang yang mau belajar. Sebaliknya orang yang tidak mau belajar bukan termasuk golongan yang diangkat derajatnya oleh Allah SWT,” terangnya.
“Karena orang berilmu itu juga berarti dan termasuk orang-orang yang mau belajar, mendengarkan, juga cinta akan forum atau majelis ilmu,” tambahnya.
Sekolah Satu Kompleks
Pada kesempatan tersebut, Ustadz Taufiq juga memberikan tips marketing bagi perguruan, dengan memberi tantangan bagi undangan.Yakni bagaimana agar lulusan kerasan dan melanjutkan di Perguruan Muhammadiyah Banyutengah.
Dia menerangkan, untuk saat ini modal fisik bangunan tidak menjamin anak itu tertarik dan kerasan. “Sebab, kalau kita amati dari seluruh penjuru wilayah Gresik saja—baik itu yang di kota maupun di pelosok—bangunan fisik sekolah atau madrasah hampir sudah baik semua. Sehingga sekali lagi, bangunan fisik tidak menjadi jaminan,” kata dia.
Untuk itu, sambungnya, tips bagi sekolah di pantai utara (pantura) yang berada di lingkungan pesisir pantai atau laut yang tentu panas, maka perlu disiapkan ruang belajar yang sejuk, ber-AC, dan menyiapkan ruang publik di kompleks. Yakni area hijau yang dipenuhi tanaman pohon dan tumbuhan lainnya. Setidaknya area hijau ini 40 persen dari luas keseluruhan komplek yang ada.
Islam Kaffah
Pada kesempatan ini pula, ia menyampaikan cara mengenalkan ajaran Islam ala Muhammadiyah. Yaitu dengan menyampaikan ajaran Islam secara murni dan utuh. Murni maksudnya berdasarkan al-Quran dan hadist.
“Dalam hal ini Muhammadiyah memahaminya secara bayani, burhani, dan irfani,” teragnya,
Dia menjelaskan, secara utuh maksudnya harus secara kaffah (menyeluruh). Meliputi akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Tidak boleh sebagian atau salah satu saja.
“Dengan demikian maka akan menjadikan Muhammadiyah dipandang oleh jamaah lain sebagai persyarikatan yang berkemajuan dan wasyatiah,” ujarnya.
Terakhir, ia berpesan pentingnya disiplin sebagai bagian dari jargon Muhammadiyah gerakan Islam berkemajuan. “Salah satu ciri berkemajuan adalah menghargai waktu atau berdisiplin. Oleh karenanya, bagi warga Muhammadiyah dari pimpnan hingga anggota bila ingin maju, maka harus menghargai waktu atau berdisiplin,” tuturnya. (*)
Penulis Anshori Editor Mohammad Nurfatoni