PWMU.CO – Mengenang Perginya Pak Yusi sang Pejuang Panti. Innalillahi wainna Ilaihi rajiun, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lamongan berduka. Pengurus Panti Asuhan (PA) dan Pondok Pesantren (PP) al-Mizan Muhammadiyah Lamongan, wafat, Rabu (3/7/21) pagi.
Almarhum Yusi Prasetyo aktif menangani bagian Bimbingan Lanjut (Bimjut) PA dan PP al-Mizan. Selain itu, beliau juga menjadi Bendahara Lembaga Koordinasi Pengembangan dan Pembinaan TKA, TPQ, dan TPA (LKP 2) Kabupaten Lamongan.
Dalam kesehariannya, Pak Yusi—panggilan akrabnya—menyempatkan diri menjadi tukang bengkel motor dan mobil di samping rumahnya.
Dia sakit batuk dan mual-mual sejak sepekan yang lalu di kediamannya. Yaitu di Jalan Sunan Drajat nomor 167, tepatnya di depan SPBU. Dia didampingi Bintang Esdra Mauladi, salah satu cucunya yang baru lulus di Pondok Pesantren al-Mizan angkatan 2021.
Bapak kelahiran Lamongan,10 Oktober 1948 ini wafat dalam usia 73 tahun. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Islam Kelurahan Sidoharjo.
Cetak Puluhan Kader Anak Asuh
Almarhum sosok yang sangat disegani. Di usia yang tidak muda lagi, dia hidup di rumah yang cukup sederhana. Di sanalah Bapak Yusi berhasil mencetak puluhan kader anak asuh dalam dunia pendidikan.
Pak Yusi menyekolahkan kader-kader pilihan—lulusan PA dan PP al-Mizan—di universitas dan pondok pesantren luar Lamongan. Contohnya, Pondok Darusalam Gontor, Pondok Pesantren Ngruki, Pondok Pesantren Modern Tahfizmu Al-Badar Prambanan, Umar Bin Khattab (UBK) Sidoarjo dan Surabaya.
Termasuk juga, Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Universitas Muhammadiyah Semarang (UMS), dan banyak lainnya.
Pemikir Wasathiyah, Lahirkan Penghafal Quran
Pak Yusi dikenal sebagai sosok yang rendah hati, ramah, dan bergaul luas di lingkungan organisasi kemasyarakatan. Semangat dakwahnya luar biasa.
Juga berpikiran wasathiyah, sehingga dikenal secara luas. Alamarhum juga gigih dan berpendirian kuat dalam menunaikan amanat dan dakwah Islam.
Bukan hanya pada ilmunya, tetapi lisan dan tindakannya dapat menjadi teladan umat. Dia telah banyak berperan dalam melahirkan generasi pemimpin dan penghafal al-Quran.
Walaupun sudah sepuh, tapi dia sangat semangat memperjuangkan PA dan PP al-Mizan berubah menjadi lebih baik dalam hal manajemen, sistem, atau terobosan lainnya.
Selalu Ingat dan Jadikan Pendahulu sebagai Motivasi
Salah satu perintis PCM Lamongan dan PA dan PP al-Mizan Lamongan itu pernah berpesan, “Tantanganmu ke depan lebih berat dari sekarang, maka belajarlah di mana pun kamu berada, karena Muhammadiyah yang dulu dan yang akan datang akan berbeda.”
Maka, sambungnya, bersungguh-sungguhlah dalam belajar. Pesan ini dia sampaikan pada pelantikan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) al-Mizan Putra periode 2018.
Dia juga berpesan agar jangan pernah melupakan para pendahulu. “Besarnya kamu di mata orang lain itu karena jasa pendahulu,” tuturnya.
Bagi Pak Yusi, perjuangan untuk mulai membangun itu lebih berat daripada melanjutkan perjuangan. Maka, dia mengimbau agar menjadikan cita-cita pendahulu yang belum terealisasi sebagai motivasimu untuk membangun al-Mizan menjadi lebih baik lagi.
Pak Yusi Seorang Pejuang
Ainul Yaqin Ahsan, salah satu anak asuh Bimjut menyatakan almarhumah Yusi seorang pejuang. Di usianya yang masih belasan tahun, dia menjadi muadzin pertama di mushala Muhammadiyah.
Dia menjadi saksi ketika tempat shalat itu dilempari batu dan kotoran karena dituduh Masjid Dhirar (masjid tempat orang-orang yang membangkang).
Pernah waktu shalat Jumat, ada yang mengambil tangga mushala. Kemudian, tidak ada yang tahu di mana tangga itu diletakkan, hingga salah satu jamaah nekat melompat. Dia lalu membuat tangga dari satu bambu besar dengan banyak batang bergerigi.
Saat itu, orang begitu sensitif dengan kelompok tertentu. Untuk membuka mata mereka, perlu usaha yang begitu lama. Pak Yusi yang masih berusia belasan tahun ikut memperjuangkan gerakan. Bahkan, menurutnya, sampai akhir hayatnya ini perjuangannya tidak pernah padam.
Tegas dan Bijak, tapi Mudah Tersentuh
Ainul Yaqin Ahsan juga mengatakan, “Pak Yusi itu orangnya keras tapi lembut, mudah tersentuh tapi begitu tegas dengan ketidakpeneran.”
Dalam istilah Jawa, pener artinya bijak. Baik belum tentu benar, benar belum tentu baik. Sehingga perpaduan baik dan benar adalah pener (bijak).
Seperti Khalifah Umar Bin Khattab, begitu lemah lembut kepada kepeneran, namun menjadi tegas ketika ada ketidakpeneran; dan beliau lantang menyuarakannya.
Menurut Ainul Yaqin, perlu sosok beliau yang berani lantang dengan ketidakpeneran, ketika kebanyakan orang-orang memilih diam. Misal, karena takut timbul masalah, meski tau hasilnya kurang maslahah.
Pensiun bagi Sosok yang Terus Ikhlas
Ainul Yaqin juga menekankan, “Pak Yusi adalah orang yang ikhlas.” Ini tampak dari waktu yang dia habiskan untuk kepentingan anak asuhnya.
Di usia senja, beliau pantang berhenti untuk ngopeni (mengasuh) anak-anak. Sudah puluhan anak yang sukses dalam pendidikan karena Allah berikan kemudahan melalui peran almarhum Yusi.
Beliau mengatakan, “Orang pensiun itu artinya berhenti. Berhenti berpikir, mengurangi aktivitas, dan menikmati masa santai di usia tua.Tapi Pak Yusi bukan begitu, ketika sudah berhenti berarti itu sudah mati.”
Almarhum berpesan, “Teruslah berbuat baik, meski orang lain menghalang-halangi. Jika tidak bisa beramal dengan terang-terangan, maka beramallah dengan sembunyi-sembunyi agar mereka yang dengki tidak tau.”
Selain itu, Almarhum juga berpesan untuk terus berbuat baik sampai Allah SWT berkata, “Sudah, amalanmu sudah cukup untuk menghadap-Ku, ayo pulang!”
“Saat ini seakan Allah berkata, ‘Sudah Yusi, bekalmu sudah cukup untuk menghadap-Ku, ayo pulang!’,” ujar Ainul Yaqin.
Doa untuk Almarhum Yusi
Ainul Yaqin berdoa, semoga Pak Yusi berada di tempat yang terpuji. “Allah SWT menyebut nama orang-orang yang baik atas makhluk mulia yang berada di sisi-Nya. Kita semua menjadi saksi atas kebaikanmu Pak Yusi,” ucap Ainul Yaqin yang kini belajar di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
“Atas nama keluarga besar PA dan PP al-Mizan Muhammadiyah Lamongan, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Bapak Yusi Prasetyo,” sambungnya.
Dia berharap, semoga segera muncul mubaligh, ulama, dan pemimpin baru yang mewarisi kepemimpinannya.
“Semoga almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan di kuburnya, serta ditempatkan di jannatun na’im dalam ridha dan karunia Allah SWT,” doanya.
Dan semoga Allah merahmati kehidupan beliau di surga-Nya, amin. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Mohammad Nurfatoni