PWMU.CO – Filosofi menanam biji kacang hijau di First Day School SDMM disampaikan oleh Guru Pembina Olimpiade IPA SDMM Ria Eka Lestari SSi, Senin (13/07/21).
Ustadzah Tari, sapaan akrabnya, menyampaikan filosofi itu saat memandu sesi Growing with Process di acara First Day School, yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Mengenal Lebih Dekat (Melekat) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
Dalam kesempatan itu dia mengajak siswa dan guru yang hadir di ruang Zoom untuk bereksperimen menanam biji kacang hijau. Kemudian dia menerangkan filosofinya.
“Apakah biji yang baik akan tumbuh tanaman yang baik pula? Kita akan bereksperimen, mengamati, dan membuktikan selama tujuh hari ke depan,” ujarnya.
Pembina Olimpiade IPA tersebut melanjutkan dengan menunjukkan bahan, alat, dan media tanam yang diperlukan untuk melakukan eksperimen. Ia juga menjelaskan alasan pemilihan bahan, berbagai jenis media tanam, dan fungsi masing-masing alat yang digunakan.
“Mari kita rendam dulu biji kacang hijaunya. Ada biji kacang hijau yang terapung dan ada pula biji kacang hijau yang tenggelam. Biji yang baik adalah biji yang tenggelam. Mempunyai massa yang lebih besar. Biji yang tidak keropos,” tutur Tari.
Kemudian siswa diajak menyiapkan media tanam biji kacang hijau tersebut berupa kapas yang dibasahi dengan air. Kemudian meletakkan biji kacang hijau yang tenggelam tersebut di media tanam yang sudah disiapkan.
“Kita akan mengamati pertumbuhan biji kacang hijau selama tujuh hari. Lakukan penyemprotan air setiap hari. Letakkan di tempat yang cukup cahaya matahari,” tuturnya.
Ada Filosofinya
Penanggung jawab Bimbingan dan Konseling SDMM tersebut menjelaskan pesan terkait dengan kegiatan eksperimen ini pada acara yang dikemas dengan tema
Pelajar Hebat Butuh Proses Kuat.
“Sebuah biji kacang hijau yang proses tumbuh setiap harinya akan mengalami cerita kehidupan yang berbeda. Mulai dari struktur dan ukuran tubuh yang berubah dan berbeda,” ucapnya berfilosofi.
Pendamping Guru Penggerak tersebut menganalogkan pertumbuhan biji kacang hijau tersebut dengan pertumbuhan manusia.
“Kita setiap hari juga akan bertumbuh. Setiap hari Allah akan memberikan cerita kehidupan kepada kita dengan cerita yang beragam. Dengan berbagai tantangan dan kesulitan yang akan kita hadapi setiap harinya. Bukan karena Allah tidak sayang pada kita. Tapi justru dengan cerita kehidupan itu Allah sedang melatih kita untuk menjadi insan yang lebih tegar, lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih sabar,” ungkapnya.
Karena itu, lanjutnya, Allah tidak pernah menjanjikan kehidupan yang mudah. Tetapi Allah telah berjanji bahwa dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
“Karena itu, ketika Kalian belajar, berproses setiap harinya nanti kalau kalian menemukan kesulitan dalam proses belajar. Jangan pernah menyerah. Karena sejatinya Allah telah menyiapkan kemudahan di depan kalian. Pelajar hebat, butuh roses kuat,” ucap Ustadzah Tari mengakhiri pesannya. (*)
Penulis M. Fadloli Aziz Editor Mohammad Nurfatoni