PWMU.CO – Umbi porang pengganti padi disosialisasikan mahasiswa UMM. Ini untuk mengurangi krisis makanan akibat ledakan populasi Indonesia di masa depan.
Kepada PWMU.CO Jumat (23/7/2021) salah satu anggota tim Chrisna Chandra Eka Iriawan menyampaikan lahan dan sumber makanan akan semakin berkurang jika populasi penduduk makin bertambah kedepannya.
“Untuk mengatasi permasalahan lahan tersebut, maka kami tim mahasiswa UMM mencari berbagai bahan baku yang mungkin bisa menjadi alternatif pengganti padi,” ujarnya.
Beras Analog
Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), lanjutnya, akhirnya menemukan pengganti padi yang ideal yaitu beras analog yang berasal dari umbi porang.
“Umbi jenis ini sangat mudah ditanam dan dilestarikan. Bahan makanan ini juga tidak memakan banyak tempat, jadi tidak akan sulit untuk dibudidayakan,” ujar mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan ini.
“Ide ini diikutsertakan pada Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Gagasan Futuristik Kontekstual (GFK) dan lolos pada tahap pendanaan oleh Ditjen Dikti pada bulan Mei 2021,” tambahnya.
Edukasi dengan Film Fiksi
Menurut Chan, sapaan akrabnya, hasil akhir dari PKM-GFK yang dikerjakannya adalah sebuah video sosialisasi yang diperuntukkan bagi masyarakat. Dia dan tim telah merampungkan proses syuting pada 25 Juni lalu.
“Saya berencana merampungkan tahap editing pada awal Agustus nanti. Sehingga bisa segera disosialisasikan kepada khalayak luas. Dalam mengedukasi masyarakat terkait umbi porang, kami menggunakan sarana film fiksi,” jelas mahasiswa asal Sorong Papua.
“Proses syuting tidak mengalami banyak kendala karena saya pribadi telah beberapa kali membuat film dokumenter. Mungkin cuma ada masalah-masalah kecil seperti menyamakan waktu luang antara talent dan kru,” imbuhnya.
Batu Loncatan ke Pimnas
Chan menggarap film ini dengan melibatkan tiga teman sejawatnya yang lain, yaitu Audy Rika Putri dan Adella Putri Cahyani. Mereka juga ditemani oleh Dewi Rahma Musyarofah.
“Saya berharap pemanfaatan ubi porang sebagai pengganti padi ini dapat diterapkan di masa depan. Sehingga jika ledakan penduduk terjadi, kemungkinan kurangnya sumber pangan dapat ditekan,” urainya.
“Mudah-mudahan produk video ini akan menjadi batu loncatan tim kami untuk berlanjut ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Hal terpenting menurut saya adalah bagaimana pesan yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat bisa terlaksana melalui film fiksi ini,” terangnya. (*)
Penulis Maharina Novi. Editor Sugiran.