Idul Adha tanpa Irvan Shaifullah, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan
PWMU.CO – Di Lamongan, keberadaan Irvan Shaifullah identik dengan Lazismu. Karena ia motor penggerak di lapangan bersama timnya yang terdiri dari kader kader IPM dan Pemuda Muhammadiyah
Setiap momen Idul Adha, Irvan Shaifullah sebagai manajer Lazismu bergerak terdepan. Ia bersama timnya turun ke cabang-cabang untuk mengambil daging kurban.
Daging kurban yang telah terkumpul itu kemudian ditasyarufkan ke daerah Lamongan selatan, yang sangat minim kurban dan berada di daerah basis krestenisasi.
Bagi Irvan Shaifullah, mobilisasi bersama timnya dari pagi sampai malam itu sudah biasa. Kegiatan ini berlangsung sampai haŕi Tasyrik terakhir.
Tidak hanya dari cabang ke cabang (tingkat kecamatan), Irvan Shaifullah bersama timnya juga rela ke turun ke ranting-ranting (tingkat desa) yang surplus daging kurban. Ini dilakukan semata-mata karena kondisi ranting yang jauh dan sulit transportasinya.
Ketua Lazismu Lamongan Drs H Sudjudna memberikan kepercayaan secara penuh pada Irvan Shaifullah untuk mengeksekusi daging kurban di lapangan. Merasa mendapat kepercayaan penuh ini, sebagai kader muda, Irvan Shaifullah tidak menyia-nyiakan amanat.
Mereka yang Masih Merasa Kehilangan
Peran Irvan Shaifullah yang sangat optimal ini tentu sangat membantu para Pimpinan Cabang Muhamamdiyah (PCM) dalam menggerakkan dakwahnya. Lebih lebih daerah Lamongan selatan.
Ketua PCM Sukorame Tumbar SAg merasakan pentingnya peran Irvan Shaifullah dan timnya di Lazismu.
“Dia selalu memikirkan kaum dhuafa yang ada di cabang dan ranting. Daging kurban yang dikirim ke cabang Sukorame sangat besar manfaatnya,” ungkap Pak T, panggilan akrabnya
Senada dengan Pak T, Ketua PCM Bluluk H Sugianto SKep merasa sangat senang dengan apa yang dilakukan Irvan Shaifullah dan timnya. Daging kurban yang dibawa ke PCM Bluluk sangat bermanfaat bagi warga persyarikatan di Bluluk.
“Apalagi di Bluluk ini sangat minim kurban,” ungkapnya
Menurut Sugianto, rata-rata warga Persyarikatan di sini kurang mampu. Sehingga kesadaran berkurban sangat kurang. Lebih lebih ini di daerah basis Krestenisasi.
“Setiap Idul Adha, Mas Irvan Shaifullah selalu turun ke PCM Bluluk bersama timnya untuk mengantar daging kurban. Idul Adha kali ini ada yang hilang karena tanpa kehadirannya,” kenang Sugianto yang ASN di Dinas Kesehatan Lamongan.
Tidak hanya di PCM Bluluk, PCM Sukorame, Sambeng, Ngimbang, Modo, Mantup, dan Kembangbahu menjadi perhatian Lazismu Lamongan dalam distribusi daging kurban setiap tahunnya.
Testimoni Anggota Tim
Harbul Fijar mengatakan, selama satu tim di Lazismu dan IPM dengan Irvan Shaifulah, dia merasakan kecocokan. Karena ia bisa menjadi pemimpin teman sebaya yang humanis
“Saya sangat senang dan bangga dengan Mas Irvan Shaifulah yang pandai mengarahkan dalam bekerja di tim Lazismu. Temasuk juga membagi tugas ke cabang dan ranting,” jelas aktivis IMM ini yang pernah nyantri di Pondok Al Mizan Muhammadiyah Lamongan.
Rudy Setiawan timnya di Lazismu merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Irvan Shaifulah yang begitu cepat.
“Kepergian mas Irvan Shaifulah yang begitu cepat menjadikan kami merasa kehilangan sekali. Biasanya pada Idul Adha kami bersama sama turun ke cabang dan ranting menjadi pengepul daging kurban untuk ditasyarufkan ke daerah selatan,” urainya.
Bendahara Pimpinan Daerah IPM Lamongan ini mengaku Idul Adha tanpa Irvan Shaifullah rasanya ada yang hilang. “Kenangan begitu indah bersamanya,” ucapnya.
Kepergian Irvan Shaifullah Kamis (15/7/21) di usianya yang relatif muda 27 tahun, tentu meninggalkan duka yang mendalam. Terutama bagi kader kader IPM, IMM, HW, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan pegiat Lazismu.
Perlu Irvan Shaifullah Baru
Irvan Shaifullah seorang yang multitalenta. Ia seorang penulis dan mubaligh. Pernah menduduki sejumlah jabatan. S Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mulai ranting sampai wilayah Jawa Timur. Aktif di Ikatan Mahasiswwa Muhammadiyah (IMM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ia pegiat Hizbul Wathan di Pandu Penuntun. Di Pemuda Muhammadiyah ia aktif di tingkat cabang dan daerah Lamongan.
Ia aktif juga aktif di Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) sebagai tim pemulasaraan jenazah. Juga di Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) alias Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Untuk masa yang akan datang tentu sangat dibutuhkan sebanyak-banyaknya kader muda Muhammadiyah seperti Irvan Shaifullah. Tenaga potensial yang bekerja tanpa pamrih, tidak terikat waktu, dan visioner.
Irvan Shaifullah hampir sempurna di usianya yang masih muda. Ia pemuda yang melampau zamannya. Selamat jalan Irvan Shaifullah. Semoga mendapat tempat mulia di hadapan Allah Swt sebagai seorang mujahid. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni