YouTube dan Curhat Guru Pedesaan di Masa Pandemi, opini Samsul Arifin, guru di MTs Muhammadiyah 2 (MTs Muda) Kedungadem, Bojonegoro.
PWMU.CO – Guru merupakan salah satu profesi mulia. Tidak semua orang bisa menjadi guru, karena perlu kesabaran dan istiqamah yang mendalam agar terwujud tujuan pendidikan. Selain itu, perannya juga tak kalah penting menjadikan peserta didik berakhlakul karimah.
Di masa pandemi Covid-19 yang melonjak dengan kebijakan PPKM yang tak kunjung usai, membuat guru harus memutar otak. Tujuannya, agar kegiatan belajar-mengajar (KBM) terlaksana dan sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia.
Dalam hal ini, pelaksanaan KBM secara daring sedang menjadikan tren di masa pandemi. Beberapa di antaranya menggunakan aplikasi virtual meeting seperti Zoom dan Google Meet. Atau kelas virtual seperti Google Classroom, juga platform YouTube atau aplikasi sejenis lainnya.
Dari beberapa aplikasi tersebut, lantas muncul sebuah pertanyaan yang sangat mendalam: apakah pembelajaran secara daring tersebut selaras dengan terciptanya tujuan pendidikan di Indonesia? Itulah pertanyaan yang harus kita pikirkan.
Jamak kita ketahui, jika masing-masing peserta didik mempunyai keterbatasan, baik dari segi ekonomi, lingkungan, dan lainnya yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu. Maka, sebagai guru di lingkungan Perguruan Muhammadiyah harus pandai-pandai dalam memilih penggunaan aplikasi pembelajaran tersebut.
Kendala di Pedesaan
Untuk itu, saya ingin berbagi pengalaman menjadi guru di tingkat desa, yang begitu susahnya ketika menjalankan KBM di masa pandemi. Beragam kendala yang dialami ketika pembelajaran secara daring. Beberapa di antaranya adalah sinyal yang kurang stabil, serta ada juga peserta didik yang handphone-nya tidak memadai karena faktor ekonomi atau karena keterbatasan lainnya.
Sebagai pendidik, kita tidak boleh tinggal diam dengan keadaan tersebut. Maka, muncullah ide aplikasi yang cocok untuk daerah pedesaan, yakni pembelajaran melalui kanal YouTube. Karena bukan tanpa alasan, di wilayah pedesaan, penggunaan Zoom atau Google Meet banyak kendala yang dialami para peserta didik.
Beda lagi di daerah yang aksesibilitasnya mudah seperti di kota, maka penggunaan kedua aplikasi tersebut tidak banyak kendala. Agar tercapai tujuan pendidikan, YouTube dapat dijadikan alternatif pelaksanaan KBM di pedesaan.
Menurut saa, kelebihan YouTube dapat dimanfaatkan dua arah, baik oleh guru maupun siswa. Untuk guru, platform tersebut berguna karena guru dapat menyampaikan materi dengan santai dan tidak terburu-buru dengan waktu. Juga, ada benefit penghasilan dengan cara monetisasi channel.
Sedangkan untuk siswa, kelebihan pembelajaran via YouTube adalah siswa mampu mengakses materi sampai kapanpun selama video belum dihapus. Kedua, siswa tidak butuh banyak data untuk melihat video, karena banyak sekali kartu yang menyediakan paket unlimited YouTube. Ketiga, siswa yang mempunyai keterbatasan ekonomi, dapat menyimak materi bersama teman sekitar atau orang lain.
Itulah sedikit pengalaman menjadi pendidik di masa pandemi Covid-19. Semoga wabah ini segera berakhir. Dan tulisan ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.
Saya berharap agar lembaga pendidikan di kota-kota besar tidak melupakan yang ada di pedesaan,. Begitu pula para pejabat, agar selalu ingat pada rakyatnya. Salam pendidikan, Indonesia selalu jaya! (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.