PWMU.CO – Mengenang Ahmad Fuadi, Dakwah Itu Tak Perlu SK. Ahmad Fuadi wafat pada Rabu (28/7/2021) setelah lima hari dirawat di RS Unair. Ahmad Fuadi merupakan putra mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim KH Anwar Zein.
Menurut Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bubutan Syahroni Nur Wachid, almarhum sebelumnya isoman di rumah selama 10 hari.
“Pada Sabtu (24/7/21) di grup WhatsApp dikabarkan saturasi Pak Ahmad Fuadi sempat turun menjadi 60 dan sudah 10 hari belum membaik. Sudah dipasang oksigen tetapi belum membaik. Akhirnya dilarikan ke RS Unair,” ujarnya, Jumat (29/7/2021).
MC Pengajian di Balai Dakwah
Syahroni mengatakan, sewaktu hidup Fuadi sering berbincang membahas dakwah. Pernah bercerita tentang dakwah ayahnya di PWM Jatim yang saat itu beliau masih kecil diajak dakwah keliling.
“Pak Fuad tiap Ahad pagi selalu didaulat sebagai MC pengajian di Balai Dakwah Muhammadiyah Jalan Kalibutuh 130-D Surabaya. Dan pengajian ini sudah dilaksanakan semenjak Pak Fuad kecil,” ungkapnya.
Karya yang dihasilkan tiap tahun, lanjutnya adalah buku yang dibagikan gratis ke jamaah Balai Dakwah untuk mencatat pengajian. Biasanya buku itu dibagikan setiap awal tahun.
“Kegiatan terakhir Balai Dakwah yang diikuti Pak Fuad adalah Wisata Dakwah Belajar atau studi banding ke Masjid Jogokariyan, Masjid Suciati Saliman dan Masjid Muslim United di Yogyakarta,” paparnya.
“Idul Adha 1442 H tahun ini Pak Fuad sudah tidak bisa membantu kegiatan di Balai Dakwah karena mulai sakit dan terbaring di rumah,” tambahnya.
Teruskan Bangun Masjid
Almarhum, sambungnya, meninggalkan tiga putra dan seorang istri yaitu Kepala TK Aisyiyah 66 Simorejosari B Surabaya Novitri Kurniawati ST MPd.
“Putra yang pertama Reihan mengelola Komunitas Wani Dakwah di Balai Dakwah. Komunitas ini diisi pemuda yang ingin hijrah dan dinaungi Balai Dakwah,” jelasnya. Ahmad Fuadi,tambahnya, juga merupakan Pengurus Balai Dakwah di bidang pendidikan.
“Setiap rapat pengurus, Pak Fuad selalu yang membukakan pintu Balai Dakwah. Ketika rapat selesai maka beliau juga yang mengunci Balai Dakwah. Dan rumah beliau bersebelahan dengan Balai Dakwah,” jelasnya.
Ada PR besar yang harus diteruskan oleh pengurus Balai Dakwah yaitu membangun masjid untuk perluasan Balai Dakwah. Yang jelas membutuhkan dana yang cukup besar.
“Alhamdulillah Bapak-bapak kita di PWM Jatim dan beberapa saudagar Muhammadiyah juga membantu pembangunan masjid ini. Mudah-mudahan bisa segera diselesaikan dan semoga ini juga menjadi jariyah yang terus mengalir bagi almarhum Pak Ahmad Fuadi,” harapnya.
Ojo Ditinggal Muhammadiyah
Syahroni menambahkan semasa hidupnya Ahmad Fuadi pernah dimanahi sebagi Sekretaris PCM Bubutan periode 2010-2015,
“Juga Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tembok Dukuh 2005-2010. Pengurus Balai Dakwah bidang pendidikan tahun 2015 sampai sekarang,” urainya.
Beberapa teman dekat Ahmad Fuadi memberikan testimoni tentang kebaikan almarhum. Ketua PCPM Bubutan Sugianto SH menyampaikan dirinya selalu diajak almarhum untuk dakwah di Muhammadiyah Bubutan. Tahun ini kehilangan orang-orang baik.
Ketua Majelis Kader PCM Bubutan Hendro mengungkapkan dirinya diberikan wejangan agar setia kepada Muhammmadiyah.
“Ojo ditinggal Muhammadiyah, masiyo kon ditinggalno wong-wong Muhammadiyah. (Jangan tinggalkan Muhammadiyah meskipun kamu ditinggalkan orang-orang Muhammadiyah karena wafat),” kenangnya.
Salah satu jamaah Balai Dakwah Rima Rachmaniyah juga menceritakan pesan atau wejangan Ahmad Fuadi. “Berdakwah itu tidak perlu SK atau jabatan. Dakwah ya dakwah saja. Lahan dakwah itu luas. Dan yang membuat sempit itu pikiran kita,” ungkapnya.
“Pengalaman Pak Fuad ketika menjadi panitia pemungutan suara (PPS) Tembok Dukuh ditularkan ke kader di Bubutan agar semangat menjadi bagian dari penyelenggara pemilu dan lainnya,” imbuhnya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.