PWMU.CO – Pesan Upacara Virtual Smamsatu: Lawan Penyakit Mental 3K dengan 2D. Muharningsih mengatakan hal itu dalam acara Upacara Virtual yang diselenggarakan oleh SMA Muhammadiyah 1 Gresik (Smamsatu), Senin (2/8/2021).
Pada pembukaan tahun ajaran 2021-2022 Smamsatu berusaha tetap menumbuhkan rasa nasionalisme kepada seluruh warga sekolah, seperti tetap melakukan upaaca bendera meski secara daring.
Kepala Smamsatu Ainul Muttaqin mengatakan, upacara merupakan upaya membangun karakter nasionalisme dan kedisiplinan. Dan pembiasaan itu di masa pandemi ini harus terus dilakukan
“Upacara ini diikuti oleh semua peserta didik, seluruh guru, dan tenaga kependidikan dengan pengambilan petugas secara bergiliran dari seluruh kelas. Yang bertugas pada pekan ini adalah kelas XII-MIPA 1,” tambahnya.
Penyakit 3K
Dalam kesempatan itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Muharningsih yang bertindak sebagai pembina upacara memberikan motivasi terhadap petugas upacara hari itu.
“Rasa penat, jenuh, dan bad mood bagi peserta didik di masa pandemi covid-19 akan menciptakan penyakit mental yaitu 3K,” ungkapnya.
“3K merupakan singkatan dari kudis, kuber, dan kurap. Ketiganya bukan nama penyakit kulit yang sering kita jumpai, Secara fisik penyakit tersebut juga tidak estetik di pandang mata,” jelasnya.
Muharningsih lalu menjabarkan apa itu 3D. Yang pertama adalah kudis (kurang disiplin). Menurutnya, disiplin merupakan suatu hal yang berasal dari hati, kemudian menjalar ke sikap dan membentuk karakter.
“Disiplin dapat dilihat dari bagaimana kita mengikuti upacara virtual ini. Tepat waktu atau tidak? Sikap pada saat kita mengikuti upacara, masuk Zoom apakah sudah sesuai dengan tata tertib pelaksanaan pembelajaran daring,” urainya.
Kedua, kuber (kurang berkomunikasi). Dia mengatakan, komunikasi bisa terbangun dengan baik dikarenakan ada pihak yang terlibat, minimal dua belah pihak. Komunikasi yang wajib dilakukan oleh peserta didik yaitu berinteraksi dengan guru, wali kelas, orang tua, dan teman.
“Jangan sampai informasi sekolah yang berkenaan dengan PBM (proses belajar mengajar), tertelan oleh kelengahan kita yang tidak mau upgrade diri. Komunikasikan segala sesuatu yang dianggap hambatan dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang pelajar. Karena setiap pelajar berhak mendapatkan pendidikan terkhusus di Smamsatu Gresik,” urainya.
Ketiga, kurap (kurang rapi). “Kerapian merupakan penyakit mental yang ketiga. Penyakit ini bisa kalian jumpai pada semua peserta upacara virtual, terutama kerapian rambut pada peserta didik laki-laki dan kerapian kerudung pada peserta didik perempuan,” ujarnya,
Cara Menghilangkan Penyakit 3K
Untuk mengatasi penyakit 3K, Muharningsih memberikan resep 2D, yaitul dilap dan dipupuk.
Pertama, dilap, dengan maksud dilatih setiap saat dan setiap hari. Dimulai dari bagun tidur sampai dengan tidur lagi. “Jika proses latihan itu sudah menjadi akar yang kokoh, maka jangan stagnan,” pesannya.
Kedua, proses yang sudah baik alangkah lebih sempurna lagi dengan pelengkap dipupuk. Bangun terus sikap penciri disiplin, berkomunikasi, dan rapi.
Menurutnya, sinkronisasi kondisi 3K versus 2D dapat ditinjau dari kandungan surat al-Asri, surat Madinah yang berbunyi: “Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran,”
Da berharap pada peserta didik Smamsatu agar menjadi pelajar yang saling mengingatkan satu dengan yang lainya. (*)
Penulis Yulia Dwi Putri Rahayu Editor Mohammad Nurfatoni