PWMU.CO – Smamda Surabaya melakukan jalan-jalan secara virtual ke Nepal melalui kegiatan Sharing Session with AIESEC International Participant (IP), Sabtu (7/8/21).
Kepala Humas SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Rr Tanti Puspitorini. mengatakan seratus siswa mengikuti kegiatan yang dipandu Prajwal Simkhada dari Khatmandu Nepal. Dia banyak bercerita mengenai budaya di negaranya. Mulai dari tempat-tempat menarik di Nepal, seperti Chitwan National Park.
“Di mana pengunjung safari menaiki gajah di alam liar, hingga Swayambhunath Stupa yang megah dan merupakan ikon Nepal,” ujarnya.
Dia memaparkan tujuan dari kegiatan ini memberikan wawasan kepada siswa terkait budaya dan bahasa dari berbagai negara. Selain itu, lanjutnya, bisa memotivasi siswa untuk berani berkomunikasi dalam bahasa inggris dengan foreigner (orang asing).
“Dengan kegiatan ini siswa bisa memperoleh pengetahuan baru yang tidak didapatkan pada materi pelajaran sehari-hari,” katanya.
Kegiatan Menyenangkan
Tanti mengatakan Sharing Session bersama partisipan dari AIESEC internasional merupakan bagian dari kegiatan Eduaction AIESEC yang sangat menarik dan menyenangkan karena siswa sekolah partner AIESEC. Peserta bisa mendengar cerita international AIESEC Participant tentang budaya di negaranya.
“Selain itu, peserta juga dapat berinteraksi langsung dengan native speakers dan melatih kemampuan berbahasa Inggris mereka,” jelasnya.
EduAction ini, sambungnya, merupakan salah satu program dari AIESEC Surabaya yang bertujuan untuk mengajarkan Basic English dan ICT kepada SMP dan SMA di sekitar Surabaya. Projek ini, lanjutnya, mendukung Sustainable Development Goals (SDG) yang ditetapkan PBB untuk meningkatkan kualitas edukasi di seluruh dunia.
Festival Selebrasi
Tanti menceritakan dalam sesi sharing, Prajwal, sapaan akrabnya, bercerita bahwa Nepal banyak memiliki festival selebrasi sepanjang tahun karena adanya penggabungan budaya dari Cina dan India.
“Dia (Prajwal) juga mengungkapkan kesalahpahaman umum tentang orang Nepal. Mahasiswa Tahun ketiga Teknik sipil Universitas Kathmandu ini menyampaikan banyak orang berpikir bahwa semua orang Nepal adalah pendaki gunung karena mereka punya dataran tinggi. Dia bahkan tidak pernah mendaki gunung. Jadi pemikiran orang itu sangat tidak benar,” jelasnya.
Interaktif Peserta Virtual
Acara sharing ini pun mendapat respon positif dari peserta, salah satunya adalah Adit Rizal. Siswa kelas X IPS 1 ini sempat bertanya tentang ekspor industri dari Nepal. Valerian Yassar siswa kelas X MIPA 5 bertanya terkait sistem pendidikan di Nepal. Begitu juga Nabila Nabila Wulan kelas X MIPA 1 yang bertanya tentang makanan tradisional khas Nepal.
“Dengan mengikuti acara ini, saya banyak mendapat pengetahuan. Baik itu tentang iklim, makanan khasnya, produk ekspor, maupun pendidikan di Nepal,” kata Valerian Yassar, antusias. (*)
Penulis Zenithia Editor Ichwan Arif.