PWMU.CO – Indonesia Terpapar Neokomunisme? Mayjen (Purn) Deddy S Budiman beberkan pertanyaan ala penyelidikan intelijen untuk mengungkap neokomunisme di Indonesia, Sabtu (7/8/21) siang.
Dia membahasnya pada Peluncuran Buku Lepaskan Borgol Demokrasi karya M Rizal Fadillah yang digelar melalui Zoom dan live Youtube.
Pendiri dan Dewan Ahli Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa (FKP2B) itu mengawali dengan tiga pertanyaan, “Kenapa saat ini demokrasi diborgol? Bagaimana melepaskan borgol demokrasi? Apakah dengan demokrasi bisa menjamin terwujudnya NKRI yang bersatu dan berdaulat?”
Dia lalu menjawab pertanyaan pertama, “Karena NKRI sedang dijajah neokomunisme. Rezim saat ini hanya dijadikan boneka neokomunisme. Namanya boneka, tidak mungkin bisa melepas borgol demokrasi.”
Biang kerok kondisi saat ini, lanjutnya, gara-gara diberlakukannya UUD 1945 palsu. Dia bersyukur pernah menjadi prajurit TNI yang menerima pelajaran dan bertugas di intelijen. Dia pernah mempelajari teori penyelidikan unsur utama keterangan (UUK).
Bukti Dijajah Neokomunisme
Menurut teori itu, dalam penyelidikan harus bisa menjawab pertanyaan itu untuk dijadikan acuan dalam penyelidikan. “Apakah rezim ini sudah terpapar ideologi komunis? Apakah kita sedang dijajah neokomunisme? Kalau ya, mana fakta dan datanya?” tanya dia retoris.
Fakta dan datanya, pertama, boneka saat ini sedang mesra-mesranya menjalin hubungan dengan negara yang berideologi komunis. “Boneka ini pemenang pemilu yang paling amburadul yang selama ini saya ikuti sampai berdarah-darah,” ujarnya.
Kedua, komunis sangat benci umat Islam. Sejak kemerdekaan sampai sekarang, banyak komunis yang melakukan kriminalisasi, eksekusi, bahkan pembunuhan.
Ketiga, kebijakan-kebijakan boneka banyak menguntungkan asing dan keturunannya. Dia mencontohkan UU Minerba dan UU Omnibus Law.
Keempat, memiskinkan rakyat dengan utang menggulung dan memanfaatkan Covid-19 untuk bisnis. Dari keempat bukti itu, dia menyimpulkan sudah banyak fakta dan data yang menunjukkan Indonesia terpapar ideologi komunis.
Bagaimana Melepas Borgol Itu?
Untuk melepas borgol, menurutnya, bangsa Indonesia harus segera sadar musuh utamanya neokomunisme. Selain itu, kata dia, bangsa Indonesia harus segera menyelamatkan dan menegakkan kedaulatan NKRI dari ancaman Neokomunisme.
Dia pun menyarankan beberapa hal. “Mengubah pikiran untuk kembali ke UUD 1945 asli, meningkatkan persatuan guna membentuk kekuatan di seluruh aspek kehidupan, dan membentuk posko-posko di daerah guna memudahkan komando pengendalian,” ujarnya.
Mantan staf ahli Panglima TNI itu juga mengimbau untuk mendesak DPR-MPR untuk berfungsi sesuai UU, meluruskan boneka untuk kembali ke Pancasila dan UUD 1945, dan melaksanakan silaturahmi nasional. Terakhir, dia mengimbau TNI untuk bersinergi bersama rakyat untuk membuka borgol demokrasi. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni