PWMU.CO – Tahun Baru Islam menjadi momentum penguatan karakter religius disampaikan Muhdiyatmoko, Selasa (9/8/21).
Kepala SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta Muhdiyatmoko MPd dalam kegiatan yang dilakukan secara online mengatakan 1 Muharram 1443 Hijriyah sebagai momentum muhasabah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dan keilmuan.
“Kalau kemarin sholat lima waktu masih belum lengkap maka di tahun baru ini kita lengkapi dan tingkatkan kualitasnya. Tahun ini harus ada peningkatan dengan membersamai al-Quran dengan hafalan, tilawah, dan mengamalkannya,” ujarnya dalam sambutan pemukaan acara podcast spesial tahun baru Islam bertema Jalan Hijrah Menuju Generasi Ulul Albab yang disiarkan lewat YouTube PK TV.
Dia memaparkan kita harus memanfaatkan waktu dengan baik untuk mencapai target yang ingin dicapai.
Makna Hijrah
Narasumber Muhammad Subhi Lc MH dalam podcast-nya menjelaskan makna hijrah. Berbicara pasal hijrah, banyak yang langsung menghubungkannya dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
“Nabi sudah memberikan contoh kepada kita, jangan takut untuk berpindah tempat untuk lebih dekat kepada Allah SWT,” jelasnya.
Dia menegaskan pergunakan masa muda dengan baik karena muda tidak menawarkan masa lalu tapi masa depan.
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut menerangkan hijrah tidak hanya bermakna pindah secara fisik. Hijrah memiliki makna spiritual menjadi lebih baik. Minimal kita bisa membawa kebaikan kepada orang terdekat kita. Berani memperbaiki diri dan tunjukkan perubahan. Tularkan gerakan hijrah ke sekeliling kita.
Generasi Ulul Albab
Muhammad Subhi mengungkapkan kisah generasi ulul albab salah satunya milik Nabi Musa Alaihi As-salaam. Kisah Musa bertemu dua perempuan di sumur. Nabi Musa merasa kasihan lalu membantunya mengambil air tanpa alih-alih ataupun modus tertentu.
“Yang bisa kita petik adalah untuk menjadi generasi ulul albab ada dua kunci. Kuat dan terpercaya. Kuat fisik dan kuat memanggul amanah sehingga dapat dipercaya,” katanya.
Dia bertanya, adakah masalah saat hijrah? Mengapa kita terus berhijrah, tapi susah sekali berubah?
Masalahnya, lanjutnya, ada pada kecintaan kita pada dunia. Kita sayang meninggalkan komunitas terdahulu, selalu berpikir rugi dan untung. Tinggalkan komunitas yang merusak dan bergabunglah dengan komunitas yang mengajak kebaikan.
”Jemputlah hidayah dan jangan tunda taubat,” tegasnya.
Tingkatkan Keimanan
Ketua panitia Muhammad Arif Wicagsono menjelaskan bahwa tujuan digelar kegiatan adalah dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta karakter religius siswa dan guru.
“Awal tahun baru Islam kita jadikan momentum senantiasa menjunjung tinggi nilai al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga berkarakter ulul albab,” tandasnya. (*)
Penulis Aryanto. Editor Ichwan Arif.