PWMU.CO – Spemma mengajak mencintai al-Quran dalam kegiatan memperingat Tahun Baru Islam 1 Muharram, Senin (9/8/21).
Dalam kegiatan yang mengusung tema One Muharram, One Hours, One Juz, Kepala SMP Muhammadiyah 5 (Spemma) Surabaya Drs Alim MPdI mengatakan tahun baru ini dijadikan momen seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan agar mampu menjalani kehidupan di tahun baru Islam ini lebih baik dengan pegangan al-Quran.
“Dengan belajar ilmu al-Quran dapat membuat sukses dalam belajar ilmu-ilmu lainnya di dunia dan sebagai bekal di akhirat kelak nanti,” ujarnya.
Dia mengungkapkan Tahun baru Islam yang diperingati tiap 1 Muharram menjadikan awal bulan Islami yang digunakan untuk momentum terus memperbaiki diri bagi seluruh umat.
“Salah satu bentuk perbaikan diri (hijrah) yang wajib dilakukan umat muslim yaitu meningkatkan ketaqwaannya melalui cinta al-Quran. Untuk itu, di acara ini juga sekolah mengundang Husni Mubarok yang merupakan hafidz 30 Juz terbaik se-Asia Tenggara dan Pasifik,” katanya.
Imam Shalat SBY
Dalam kegiatan yang dihadiri 600 peserta ini juga dihadiri Al-Ayyubi SThI MPdI. Kepala Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Tim Tilawati Citra Anak Sholeh menceritakan pengalamannya dalam menghafal al-Quran kepada seluruh peserta.
Al Ayyubi yang juga pernah menjadi imam shalat dari Presiden Susilo Bambang Yudhono dengan para duta besar di Bali itu telah menghafal al-Quran sejak SMP kelas VIII. Beliau bercerita, selama 2 tahun telah hafal 30 juz sampai hingga sekarang terus mengulangi hafalan-hafalannya.
“Saya sempat 6 bulan pulang dari pondok karena merasa tidak kerasan dan menyesal tidak menyelesaikan hafalannya,” cerita pelatih munaqis tilawati itu ketika ditanya moderator mengenai keluh kesahnya dalam menjalani proses menghafal al-Quran.
Dia mengatakan berkeinginan menghafal al-Quran justru dimulai sejak berada di kelas XI di Madrasah Aliyah dan waktu saya sampaikan ke ayah,” kata ustadz Husni yang juga menjadi juara I MHQ-H nasional 2014.
Setelah dari lomba tersebut, lanjutnya, terus dilatih ayah selama 14 hari untuk mengikuti lomba menghafal Al-Quran se-Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
“Alhamdulilah dengan dukungan dari seluruh keluarga, saya meraih juara ketiga terbaik dari 25 peserta lomba,” tambah ustadz yang meraih prestasi itu ketika usia 22 tahun.
Pilih Penghafal Quran
Ayubbi mengungkapkan memilih untuk menjadi hafidz dikarenakan al-Quran adalah salah satu buku yang dapat dihafal di antara buku-buku lainnya.
“Kekaguman akan seluruh pemandangan di muka bumi yang diciptakan Allah SWT terjemahkan seluruhnya di al-Quran,” jelasnya.
Dia memaparkan lupa dalam menghafal al-Quran itu hal paling manusiawi. Untuk itu, ketika kita telah memilih untuk menghafal al-Quran, artinya telah memilih untuk kontrak seumur hidup untuk selalu murojaah meski telah hafal 30 Juz hingga ajal menjemput.
“Ada tiga kunci sukses yang dapat dijadikan pegangan para penghafal al-Quran agar sukses hafalan dan dapat menghayati makna ayat-ayat sucinya,” terangnya.
Tiga kunci itu, sambungnya, adalah memiliki kemauan yang keras, konsisten, dan selalu sabar dalam proses menghafal ayat-ayat al-Quran.
“Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk wajib menghafal al-Quran tetapi sesuai kemampuannya,” tandasnya. (*)
Penulis Alimmatus Firmansyah. Editor Ichwan Arif.