PWMU.CO – Jalan dakwah memang beragam. Salah satunya lewat komunitas. Satu di anatara sekian komunitas yang tengah menjamur di Malang adalah Mata Pena. Sebuah komunitas di bawah naungan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Timur ini mengelar “Yuk Sarapan (Sharing Gerakan Pelajar Berkemajuan)”, di Masjid Nurul Huda Jln. Panjaitan 15 no. 3 – 5 Malang, Jumat (9/12) pagi.
Sebanyak 4 komunitas ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Mereka yakni komunitas Pelajar Organik (IPM Surabaya), Kompas PM (IPM Bojonegoro), Komunitas Ngonthel (IPM Jember), dan Book on the Street (IPM Gresik). Kegiatan Matapena dengan mengundang PD IPM baru pertama kali digelar. Tujuannya, untuk menjaga silaturrahim PW IPM dengan PD IPM sekaligus berbagi wawasan di pagi hari. Meski digelar secara ringan, namun agenda sharing pagi ini penuh makna.
(Baca: Sekolah Muhammadiyah Kramat yang Siswanya Cuma 22 Ini Bertahan Hidup Berkat Budidaya Ikan)
“Masing-masing komunitas berbagi cerita bagaimana sejarah dan asal komunitas mereka dibentuk, bagaimana perjuangannya, dan aturan apa saja yang berlaku di komunitas tersebut. Ini bisa untuk pembelajaran bagi teman-teman yang lain,” terang Dita Zulfadin Dahlan, Ketua bidang Organisasi PW IPM Jatim.
Alan begitu ia disapa berharap, agar Mata Pena bisa hadir tidak hanya di Kota Malang saja. Tetapi juga mampu mengayomi aktifis IPM yang kuliah di Kota Besar lain, seperti Surabaya, Jember, Kediri, sidoarjo dan Banyuwangi. “Komunitas ini bergerak di bidang penguatan literasi,” paparnya.
(Baca juga: Ini 5 Karakter yang Membuat Muhammadiyah Bertahan dan Terus Tumbuh Berkemajuan)
Di saat yang sama, Maharina menegaskan, banyak teman-teman di daerah yang aktif di IPM. Tapi begitu keluar daerahnya untuk sekolah atau kuliah, putuslah pergerakannya. “Yuk Sarapan digelar untuk menyambung silaturrahim dengan teman-teman PD IPM, sehingga meski beraktivitas di luar daerah, garis perjuangan tetap berjalan. selain itu komunitas ini bergerak di bidang literasi,” terang sekretaris bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan PW IPM Jatim.
Rina, panggilan akrab Maharina mengungkapkan, komunitas di bawah PD atau PW IPM bukan komunitas biasa. Menurutnya, di samping sebuah kumpulan, komunitas ini juga sebagai alat penyebaran ideologi Muhammadiyah dan lahan dakwah. (ayunda/ich/aan)