PWMU.CO – Khidmat Dakwah Nasyiah untuk Memanusiakan Manusia. Milad Ke-93 Nasyiatul Aisyiyah—atau yang populer disebut Nasyiah—bertema “Khidmat Perempuan dalam Dakwah Kemanusiaan”.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Dyah Puspitarini MPd, ada dua pesan penting yang terkandung pada tema tersebut.
Hal itu dia sampaikan dalam “Resepsi Puncak Milad Ke-93 Nasyiatul Aisyiyah” yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur secara virtual, Ahad (15/8/2021).
Pertama, soal khidmat perempuan. Sejak Nasyiah berdiri pada tahun 1931 hingga hari ini, pesan dan gerak kadernya selalu membawa kebaikan bagi perempuan, baik di lingkungan sekitarnya maupun di organisasi Nasyiah itu sendiri.
“Saat itu ketika Nasyiatul Aisyiyah berdiri memang kerja-kerja kader masih terbatas pada lingkup ruang dan lokasi. Namun hari ini menjelang satu abad Nasyiatul Aisyiyah, kerja para kader sungguh sangat luar biasa dimana mereka sudah melakukan banyak hal, lintas batas lintas waktu dan tentu lintas negara,” terang dia melalui Zoom Cloud Meetings.
Angkat Derajat Perempuan
Diyah Puspitarini menegaskan, apapun yang dilakukan Nasyiah adalah upaya mengangkat derajat perempuan dan juga memberi solusi permasalahan perempuan dan anak yang hari ini.
“KIta tahu akhir akhir ini permasalahan perempuan dan anak menjadi sesuatu yang sangat miris, terutama di masa pandemi. Ada banyak persoalan yang tidak bisa disebut,” ujarnya.
Salah satunya, sambung dia, adalah kekerasan pada anak yang semakin tinggi. Selain itu perkawinan anak dan stunting angkanya juga tinggi. Bahkan stunting yang menjadi salah satu core atau gerbong program Nasyah sejak tahun 2017 ternyata tidak kunjung usai masalahnya.
Dyah menegaskan, khidmat perempuan tidak hanya terbatas pada permasalahan perempuan dan anak. Tetapi kader kader Nasyiah juga harus mampu mengadvokasi dan memberi pencegahan yang lebih baik.
“Dan tentu mau berkolaborasi dengan berbagai pihak agar persoalan-persoalan ini yakni persoalan perempuan dan anak ini bisa segera kita selesaikan bersama-sama. Khususnya di era pandemi, di era distruction ini tidak bisa kita pungkiri bahwa kita harus berjejaring, kita harus bergandengan tangan dengan berbagai pihak agar kerja kita ini juga semakin mudah karna kita lakukan secara bersama sama,” paparnya.
Khidmat perempuan selanjutnya menurut Diah adalah bagaimana kader Nasyiah menjadikan dirinya profil, yakni kader yang mampu melakukan usaha dan perubahan ke arah yang lebih baik.
Perubahan itu dimulai dari keluarga dengan program keluarga muda tangguh Nasyiatul Aisyiyah, kemudian kepada lingkungan yang lebih luas, kepada masyarakat di sekitar hingga kepada pemerintah dan masyarakat internasional.
“Salah satu hal yang dipersiapkan Nasyiatul Aisyiyah dalam khidmat perempuan ini adalah tidak hanya pada skala nasional tapi juga skala internasional,” ujarnya.
Menurut Dyah hal itu dibuktikan dengan semakin banyak keterlibatan kader pada even internasional dengan membawa visi dan pesan Nasyiah yaitu kemanusiaan dan perdamaian kepada masyarakat dunia. “Ini seperti salah satu bait dalam Mars Nasyiatul Aisyiyah,” ujarnya merujuk bait terakhir.
Mars Nasiyatul Aisyiyah
Nasyiah yang bersimbul padi
terdidik tiap hari
kemuliaan islam dicari
bekerja digemari
Nasyiah yang bersimbul padi
simbul kumpulan putri
hidup berdiri,
rahmat Allah-ku memberi
Bersatu di dalam Nasyiah
dari putri Aisyiyah
simbulnya padi berbahagia
umat seluruh dunia
Dakwah Kemanusaan
Makna kedua adalah soal dakwah kemanusiaan. Diyah Puspitorini menjelaskan, dakwah adalah ajakan, upaya persuasif, atau menyampaikan pesan. Yaitu pesan yang baik, mulia, dan mengarahkan pada yang lebih baik.
“Dalam dakwah ini apapun kita lakukan. Ballighu ‘anni walau ayah. Sampaikan walau satu ayat,” ujarnya.
Menurutnya, dakwah bukan hanya serangkaian kata-kata yang mengambil dari Quran dan sunnah. Dakwah punya arti sangat luas. “Berdakwah berarti ajakan, berdakwah berarti kampanye, berdakwah juga bisa berbentuk memprofilkan Nasyiatul Aisyiyah sehingga semakin banyak orang mengenal bahwa Nasyiatul Aisyiyah adalah dakwah yang rahmatan lil alamin,” ungkapnya.
“Dakwah Nasyiatul Aisyiyah juga dakwah amar makruf nahi mungkar sehingga semua program, semua bidang, dan semua departemen ini kita artikan sebagai kerja dakwah dan kemanusiaan. Ini mengandung nilai-nilai humanity dan universal,” tegasnya.
Humanity, dia menjelaskan, adalah bagaimana memposisikan para objek dakwah—yaitu orang-orang yang harus kita tolong, orang-orang yang harus kita ajak—kita secara manusiawi. “Kita harus mendekati mereka dengan cara yang baik. Dan kita harus bisa menjawab, memberikan dakwah dengan program yang humanity atau mengarah pada nilai kemanusiaan,” jelsnya.
Diah menambahkan, hampir seluruh bidang yang ada di Nasyiah adalah bidang yang diartikan humanity atau kemanusiaan.
“Ini semua memberi kejelasan bahwa dakwah kemanusiaan mencakup seluruh bidang tidak dibatasi pada persoalan agama, tidak dibatasi pula pada persoalan individu sosial tapi universal dan komprehensif. Perjuangan panjang yang dilakukan oleh Nasyiatul Aisyiyah pada intinya adalah memanusiakan manusia,” ujarnya. (*)
Khidmat Dakwah Nasyiah untuk Memanusiakan Manusia: Penulis Ridia Septiria Editor Mohamamd Nurfatoni