PWMU.CO – Tanda-Tanda Stres dan Cara Mengatasinya dengan Self Healing. Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Zakarija Achmat SPsi Msi memaparkan tentang self healing sebagai treatment untuk mengatasi stres di masa pandemi.
Melalui Zoom Cloud Meeting, Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) menggelar Pelatihan Self Healing dengan tema Being Resilient Through Self Healing. Kegiatan yang digelar , Jumat (20/8/21) itu diikuti sekitar 400 peserta yang terdiri dari guru dan karyawan di lingkungan Mugeb Schools dan sekolah mitra.
Pandemi Memengaruhi Suasana Hati
Pada saat ini banyak beredar informasi yang bisa mencemaskan. Seperti kebutuhan oksigen yag meningkat dengan harga yang melambung, banyaknya kabar kematian beredar, arau informasi lain terkait penyebaran virus Covid-19.
Menurut Zakarija, semua itu dapat memengaruhi kestabilan pikiran dan ketenangan jiwa. Mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan tersebut maka dapat dilakukan self healing. Tuuannya: menekan stres akibat suasana yang berubah-ubah.
Zakarija kemudian memberikan gambaran apa saja indikator stres yang kerap kali dialami seseorang. Sehingga sebelum melakukan self healing perlu dilakukan indentifikasi kesehatan jiwa melalui indikator tertentu.
“Sebelum melakukan self healing perlu kita kenali kondisi jiwa kita agar dapat memberikan treatment yang tepat. Bapak dan Ibu silakan menyiapkan selembar kertas dan pensil atau ballpoint, dan kita akan menjawab bersama kesesuaian indikator,” ujarnya sambil menyebutkan 10 indikator yaitu:
- Aku merasa sedih, murung, putus asa.
- Aku tidak lagi bisa menikmati segala sesuatu seperti biasanya.
- Aku merasa bahwa orang-orang lain akan menjadi lebih baik keadannya jika aku mati.
- Aku merasa bahwa diriku adalah orang yang tidak berguna dan tidak dibutuhkan.
- Aku merasa berat badanku menurun.
- Aku mengalami kesulitan tidur di malam hari.
- Aku merasa kurang istirahat dan tidak bisa tenang.
- Pikiranku tidak sejernih biasanya.
- Aku merasa lelah tanpa sebab yang jelas.
- Aku merasa tidak punya harapan tentang masa depan.
Dari 10 indikator tersebut peserta pelatihan diminta memilih poin mana yang sedang dialami.
Identifikasi Stres dalam Diri
Anggota Divisi Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Penanggulangan Bencana (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini kemudian melanjutkan pemaparannya. Menurutnya, untuk dapat mengidentifikasi kesehatan jiwa maka langkah pertama bisa dlihat dari hal in:
Apabila dari ada paling sedikit lima indikator, termasuk nomor 1 dan 2, dan telah merasakan gejala tersebut sedikitnya dua pekan, maka bantuan seorang profesional sangat disarankan.
“Kedua, jika Bapak dan Ibu menjawab setuju pada item nomor 3, maka harus segera mendapatkan bantuan tersebut,” ujarnya memakai teor introducting pcychology in Feldman tahun 1999.
Kemudian Zakarija mengajak seluruh audience untuk mengidentifikasi persoalan apa yang tengah terjadi antara diri pribadi dengan orang-orang terdekat.
“Tentunya kita berharap agar memiliki ketenangan jiwa, yang ditandai dengan tidak adanya perasaan yang mengganggu,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, mengidentifikasi masalah yang mengganggu ketenangan jiwa dapat dilakukan di awal agar dapat melakukan hal yang tepat untuk mengembalikan ketenangan jiwa.
“Di antara identifikasi yang dapat dilakukan ialah dengan mengenali apa yang sedang terjadi dalam diri. Masalah hubungan dengan teman, dengan orangtua atau anak, pekerjaan, pengaturan waktu, hingga masalah pengelolaan stres,” tuturnya.
Mengenali Kondisi Jiwa
Zakarija menerangkan, untuk mengetahui jiwa kita sedang dalam keadaan yang baik atau tidak, dibutuhkan pengenalan terhadap kondisi-kondisi yang disebut sebagai stres.
“Bapak dan Ibu jika dalam kondisi stres itu bagaimana? Coba kita perhatikan gejala apa saja yang muncul sebagai tanda seseorang sedang mengalami stres,” ujarnya sambil menanyakan delapan hal berikut, apaka perha dialami:
- Kepala terasa pusing, sakit perut, mual-mual.
- Merasa sangat khawatir.
- Merasa tidak berdaya, harga diri rendah.
- Mengalami gangguan tidur, susah tidur atau sebaliknya maunya tidur terus.
- Marah-marah.
- Sulit konsentrasi.
- Murung.
- Mudah tersinggung dan mudah merasa kehilangan.
Audience kemudian diajak untuk merenungkan kondisi apa yang kiranya sedang atau pernah dialami.
“Jika Bapak dan Ibu sedang mengalami hal-hal seperti di atas atau pasangan Bapak dan Ibu menunjukkan tanda-tanda di atas maka itu berarti sedang mengalami stres yang disebabkan salah satunya oleh situasi saat ini. Hal tersebut tidak daat dibiarkan terus menerus,” imbuhnya.
Pentingnya Self Healing
Zakarija menjelskan, stres adalah suatu perasaan yang kita alami ketika kehilangan kepercayaan diri dalam hal kemampuan menghadapi situasi tertentu. Stres tersebut dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
“Artinya stres itu ada pada diri seseorang bukan pada situsinya. Karena adanya stres diakibatkan oleh dua faktor. Pertama situasi yang menjadi stressor, dan faktor internalnya adalah persepsi, pikiran dan apa yang dipercaya dari situasi tertentu,” jelasnya.
Dari konsep tersebut kemudian dia menjelaskan pada situasi yang sama tidak selalu menimbulkan stres yang sama, persepsi, pikiran maupun kepercayaan yang sama pada diri seseorang.
“Nah jadi dari sini menunjukkan bahwa pentingnya belajar self healing karena stres-stres yang kita alami adalah kita yang dapat mengobatinya,” tutur Zakarija.
Self Healing Atasi Strss akibat Pandemi
Bagaimana caranya melakukan self healing, kemudian dipaparkan oleh Zakarija Achmat.
“Mudah sekali, hanya do the BEST. Ini kuncinya. Mari kita jabarkan satu persatu,” tuturnya.
“B ini bermakna berikan maaf kepada diri sendiri dan orang lain.”
Menurutnya, memberikan maaf kepada diri sendiri artinya memberikan kesempatan bagi diri untuk belajar dari pengalaman agar menjadi lebih baik. Dan juga memaafkan orang lain, agar tidak terbebani atas kesalahan orang lain yang mengganggu pikiran.
“E, enyahkan pikiran negatif (termasuk dendam).”
Dia menjelaskan, berkaitan erat dengan poin pertama, bahwa untuk mencapai ketenangan jiwa maka self healing bisa dilakukan dengan membebaskan diri dari rasa dendam dan fokus pada hal-hal positif.
“S, sisihkan waktu dan perhatian untuk diri sendiri.”
Saat ini memberikan perhatian untuk diri sendiri oleh anak muda disebut me time yang dilakukan untuk merelaksasikan diri. Meskipun kadang tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan bersama-sama untuk sejenak melepas penat.
“T, terima setiap keadaan sebagai yang terbaik.”
Menurut Zakarija bersyukur adalah cara ampuh dalam self healing. Menghapuskan hal-hal negatif dengan menyadarkan diri bahwa apapun yang sedang dihadapi, dan keadaan yang tengah dialami adalah yang terbaik bagi diri.
Tidak mudah mengeluh atas keadaan, dan juga memberikan kesempatan bagi diri untuk berlapang dada dan fokus untuk melakukan kebaikan-kebaikan. (*)
Penulis Fatma Hajar Islamiyah Editor Mohammad Nurfatoni