PWMU.CO– ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Komisariat Universitas Muhammadiyah Bandung menggelar webinar bertema Sinergi Pentahelix Menuju Kedaulatan Pangan, Sabtu (21/8/2021).
Acara yang dimoderatori oleh dosen UMBandung Dr Sugihartiningsih dan Dr H Eris Sudariswan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu anggota DPR Dr Hj Endang Setyawati Thohari DESS dan Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar MM.
Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) Prof Dr Herry Suhardiyanto sebagai pembicara di acara ini menyampaikan, kedaulatan pangan merupakan masalah bersama yang menjadi tanggung jawab semua pihak (pentahelix).
”Saya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pangan dengan melibatkan stakeholders serta menyamakan perspektif mengenai kedaulatan pangan. Kesamaan perspektif yang sama antar-stakeholders melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber daya pangan nasional,” ucap Prof Herry.
Endang Setyawati Thohari dalam paparannya menyebutkan, sudah saatnya pemerintah Indonesia lebih concern terhadap masalah kedaulatan pangan. ”Jangan sampai justru produk dalam negeri terpinggirkan di negeri sendiri,” ucap Endang.
Endang juga menilai, tantangan nyata yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan pangan, di antaranya semakin berkurangannya ketersediaan lahan pertanian baru.
”Ditambah dengan maraknya konversi lahan pertanian menjadi lahan permukiman, lahan industri, lahan jalan tol, dan sebagainya. Apalagi kurangnya regenerasi petani kita. Saat ini, ada 33,4 juta petani di Indonesia. Dari angka itu, 30,7 juta usia ’kolonial’, sedangkan petani milenialnya hanya 2,7 juta. Artinya, jumlah petani milenial sangat kecil,” tuturnya.
Senada dengan Endang paparkan, Kurnia Fajar menegaskan, mewujudkan kedaulatan pangan perlu adanya peran yang lebih proaktif dari setiap pemangku kepentingan.
Menurutnya, diversifikasi bahan pokok perlu disosialisasikan di unit bisnis terkecil seperti rumah tangga konsumen. ”Tujuannya tentu saja agar tidak terjadinya kekurangan bahan pangan tertentu yang menuntut pemerintah melakukan impor,” tuturnya.
Semua pihak, tandas dia, termasuk akademisi, komunitas, pemerintah, dan media harus berperan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
”Misalnya pemerintah, sedianya mereka bisa membuat regulasi yang dapat mendorong perubahan perilaku konsumsi pangan masyarakat,” katanya.
Sementara itu Ketua Panitia Webinar H. Eris Sudariswan menyatakan, Webinar Seri I yang akan berkelanjutan dilaksanakan ke depan dengan topik yang relevan dan kekinian.
Kegiatan webinar ini dihadiri 347 peserta yang terdiri atas kelompok dosen/akademisi sebanyak 30%, mahasiswa 42%, serta umum (praktisi, petani, dan media) 28%.
Turut mendukung diskusi ISEI UMBandung ini Kadin Jabar, Bank BJB, PT Agro Jabar, PT Telkom Regional 3 Jabar, Karomah Farm, dan Pikiran Rakyat. Acara lebih menarik karena ada tabungan tanda mata BJB 5 juta. (*)
Penulis Helin Garlinia Yudawisastra, Feri Anugrah Editor Sugeng Purwanto