PWMU.CO– IPM SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mengadakan pelatihan Taruna Melati 1 secara daring dengan Zoom dalam dua sesi. Sesi pertama Sabtu-Ahad (28-29/8/2021) untuk Ipmawan. Sesi dua Sabtu-Ahad (4-5/9/2021) untuk Ipmawati . Pesertanya siswa kelas X MIPA/IPS.
Pelatihan Taruna Melati 1 untuk kaderisasi pimpinan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) ini mengangkat tema Aktualisasi Nilai Spiritual Menuju Generasi Berkualitas di Masa Krisis Moralitas.
Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogya Drs H Herynugroho MPd dalam sambutannya menekankan agar peserta mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Dia berpesan, siswa terus belajar, berkarya, dan berprestasi walaupun masih masa pandemi Covid-19. ”Diharapkan dengan kegiatan ini seluruh siswa kelas X semakin memahami materi Al-Islam Kemuhammadiyahan dan dapat semakin meningkatkan semangat serta kedisiplinan siswa dalam menuntut ilmu,” katanya.
Ketua Umum IPM SMA Muhi, Zikir Semesta, meminta peserta mengikuti kegiatan ini dengan gembira. ”Semoga dengan mengikuti kegiatan ini secara ikhlas dan gembira maka kita akan mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat dan dicatat sebagai amal saleh,” katanya.
Ketua Pimpinan Daerah IPM Kota Yogyakarta, Sabrina Rahma Salsabila, berharap sekolah ini kelak melahirkan kader Muhammadiyah yang hebat. ”IPM memberikan penguatan karakter bagi anggotanya untuk membangun kemampuan diri dalam olah pikir, olah hati, olah rasa, dan karsa serta olahraga baik secara individu maupun kolektif untuk menjadi kader yang unggul,” ujarnya.
Sabrina mengajak para peserta untuk aktif mengikuti berbagai kegiatan Muhammadiyah baik yang diselenggarakan sekolah maupun di masyarakat sekitar. Tantangan terbesar dalam organisasi otonomi Muhammadiyah, salah satunya adalah masih kurangnya minat generasi muda untuk meneruskan perjuangan.
”Alumni SMA Muhi Yogya terbukti sudah banyak yang menjadi tokoh nasional sehingga ini diharapkan akan menjadi motivasi bagi peserta lebih semangat dan berharap kelak juga menjadi tokoh nasional seperti Bapak HM Busyro Muqoddas, Ebiet G. Ade, Emha Ainun Najib, Eros Chandra dan lainnya,” kata Sabrina.
Selain itu, sambung dia, penerus organisasi otonomi Muhammadiyah dituntut selalu berinovasi dalam menjalankan organisasi sehingga ortom akan dinamis mengikuti perkembangan zaman.
Materi yang disampaikan selama pelatihan antara lain Al-Islam Kemuhammadiyahan, ke-IPM-an, psikologi, aspek hati nurani, dan sosialisasi organisasi internal sekolah. (*)
Penulis Yusron Ardi Darmawan Editor Sugeng Purwanto