PWMU.CO – Kunci Sukses Founder MS Glow Jawab Kebutuhan Muslim Indonesia. Womenpreneur sukses, Pemilik PT Kosmetika Cantik Indonesia atau yang dikenal MS Glow, Shandy Purnamasari mengungkapnya, Senin (30/8/21).
Pada Muharram Marketing Festival 2021 yang digelar virtual di Zoom dan Marketeers TV, Shandy menceritakan bagaimana sukses menembus pasar kosmetik Indonesia. Kini, produknya mencapai penjualan 1 juta pcs per bulan.
Tangkap Peluang Online
Shandy menceritakan, berawal tahun 2013, dia mulai merintis usaha. Selanjutnya pada 2015, dia memanfaatkan media sosial untuk menjual dan mem-branding produknya secara online. Dua tahun kemudian, pada tahun 2017, dia membuka klinik kecantikan.
Shandy mengaku menangkap peluang di media sosial. Jadi dia membuat produk yang bisa dia pasarkan secara luas dengan dikirim online. Sehingga, menjangkau konsumen di daerah jauh yang tidak terjangkau klinik.
“Kita punya cabang klinik cuma 5, nggak mungkin untuk beli produknya harus datang langsung (ke klinik),” ucap perempuan kelahiran Surabaya, 10 Oktober 1991 itu.
Sejalan dengan itu, Deputy Chairman MarkPlus Inc sekaligus moderator H Taufik menyatakan peluang berbasis online inilah kelebihan yang Generasi Y lihat di Indonesia. “Mungkin memang tidak dilihat generasi X,” terangnya.
Sajikan Perbedaan
Shandy mengaku mampu mempertahankan bisnisnya dengan menyajikan beberapa perbedaan. Yaitu menyediakan beragam produk. Kalau biasanya, beauty product pilihannya cuma dua, produknya memiliki variasi untuk perempuan, anak-anak, maupun laki-laki.
Selain itu, dia menjual di klinik kecantikan maupun secara online. “Kalau biasanya di klinik kecantikan mereka nggak jual online, kalau dijual online biasanya mereka nggak punya klinik kecantikan,” terangnya.
Sejak 2015, penyabet Indonesia’s 12 Beautiful Women of 2018 High End itu mengutamakan kehalalan, keamanan, dan kualitas produknya. “Kita harus mengikuti tren, untuk produk-produk halal peminatnya sangat besar,” ungkap Shandy di hadapan lebih dari 100 peserta webinar itu.
Jaringan Youth-Women-Netizen
Selain itu, Shandy membentuk jaringan secara organik. Mengingat, banyak perempuan menjalankan kodratnya sebagai ibu yang harus di rumah menjaga anak, tapi juga butuh berpenghasilan sendiri.
“Saya pengin perempuan-perempuan di Indonesia punya penghasilan sendiri, tapi tidak meninggalkan kodratnya sebagai ibu,” ungkap peraih rekor MURI produk kecantikan dengan jaringan penjualan terbanyak hingga 78.147 perempuan di seluruh Indonesia itu.
Taufik menilai ada masa depan Indonesia dalam youth, women, and netizen (YWN) yang sekarang terangkum dalam Shandy Purnamasari. Dulu banyak yang meragukan YWN dan pasar bisnisnya.
Menurut Taufik, kehadiran Shandy membuktikan YWN ada, bahkan menjadi pioneer pengembangan bisnis baru. Shandy lantas mengaku, dia memang ingin punya bisnis yang memberdayakan wanita.
Advocacy Kunci Meyakinkan
Taufik berpendapat, membangun brand dengan nama menarik—sesuai mimpi wanita Indonesia punya tampilan glowing—tentu menghadapi tantangan.
Terkait strategi meyakinkan reseller dan calon pengguna secara online, Shandy mengutamakan reviewer yang memang menggunakan produknya. “Kita produk skin care, jadi harus concern kualitas kita, sehingga orang benar-benar pakai produk kita dan tau hasilnya apa,” terangnya.
Tidak hanya dari customer, tapi Shandy juga mengandalkan reseller yang dulunya juga seorang customer yang cocok dan suka. Sejalan dengan itu, Taufik ingat pada salah satu aspek 5A pada buku “Marketing 5.0”, yaitu advocacy.
“Dari customer yang puas, kemudian meng-advocate, akhirnya dia ikut jadi reseller,” tutur Taufik.
Kualitas Sama Produk Luar Negeri
Menurut Shandy, itu bermula dari keyakinan semua perempuan terlahir cantik menurut versinya masing-masing. “Kita hanya perlu merawat diri kita dengan produk yang tepat,” terangnya.
Hanya saja, perempuan sulit menemukan produk yang tepat. Selain itu, mereka tidak percaya dengan produk lokal. Padahal, Shandy menilai produk lokal sangat bisa bersaing dengan produk luar negeri, kualitasnya sama.
Shandy membuktikan dari manufakturnya yang mengimpor bahan produk. “Kalau kita mau dicompare (dibandingkan) dengan produk luar, sebenarnya kita bisa bersaing karena ingredients kita sama-sama dari luar,” ungkapnya.
Yakinkan Pria dan Anak
Untuk meyakinkan pria memakai produk perawatan kulit, dia menggunakan strategi campaign dengan brand ambassador. “Kita mematahkan stigma kalau brand ambassador nggak harus yang cakep sempurna, cowok yang merawat diri nggak cuma yang ganteng saja,” ujarnya.
Sebab, dia paham masih banyak pria yang belum sadar butuh merawat kulitnya. Jadi dia berupaya mengedukasi laki-laki. Bahkan dia telah menyajikan produk yang lebih mudah diaplikasikan untuk laki-laki. Seperti tidak perlu dioles, hanya di semprotkan.
“Kita buat produk simple sehingga mereka tertarik,” terang peraih penghargaan Best spirited Inspiring & Creativity di Women Award 2019 itu.
Dukung Produk Halal
Sebagai pendukung pasar produk halal, maka dia menegaskan manufakturnya juga produk halal. Kini, dia menilai tren produk halal sangat meningkat. Banyak bahan produk Islami seperti saffron dan zam-zam yang digunakan dalam produk skin care.
Akhirnya, menurutnya, merk lain—termasuk merknya—yang awalnya tidak berkonsep halal, juga ikut berkonsep halal. “MS Glow juga sebenarnya konsepnya bukan yang Islami, segmentasinya kita universal, tapi kita ikutan juga bikin produk kita halal,” ungkapnya.
Sekaligus, Shandy menjawab peluang peningkatan muslim di Indonesia menjadi sekitar 87 persen di tahun 2020. “Kita harus bikin produk aman dan halal karena itu menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini!” tegasnya.
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni