PWMU.CO – E-Rice Detector aplikasi pendeteksi penyakit padi karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Ketua tim Ulfah Nur Oktaviana mengatakan penyakit pada padi menjadi momok tersendiri bagi petani. Faktor inilah yang seringkali membuat gagalnya panen dan berdampak nyata pada kerugian mereka.
“Melihat permasalahan tersebut, tim kami berinisiatif memberikan solusi permasalahan petani,” ujarnya, Senin (30/8/21).
Dia memaparkan aplikasi ini dapat mendeteksi dan mengklasifikasi penyakit pada padi. Dalam prosesnya, aplikasi ini didukung dengan Deep Learning sistem berbasis Artificial Intelegence (AI).
Aplikasi ini, lanjutnya, akan memudahkan petani dalam mendeteksi penyakit yang menjangkiti padi sehingga akan membantu mencegah terjadinya gagal panen
Empat Fitur Unggulan
Ulfah, sapaan akrabnya, mengungkapkan E-Rice Detector memiliki empat fitur unggulan. Pertama, pindai penyakit padi yakni fitur utama yang disediakan. Nantinya, pengguna hanya perlu mengambil gambar daun padi dan memilih tombol centang.
“Kemudian akan muncul hasil, klasifikasi, serta deteksi penyakitnya. Adapun pemindaian ini memilik akurasi mencapai 97persen,” jelasnya.
Fitur berikutnya, sambungnya, yakni pesan otomatis. Ini semacam Chat Bot yang memberikan informasi terkait penyakit padi, penjual pupuk dan harga padi per-kecamatan. Selanjutnya ada fitur daftar penyakit yang menyediakan daftar dan informasi penyakit padi yang ada di setiap kecamatan.
“Selain itu terdapat pula fitur keempat adalah berita yang menyajikan berita dan informasi terkini dari para pakar pertanian.”
Bantuan Informasi
Ulfah mengatakan E-rice ini tidak hanya digunakan sebagai deteksi penyakit. Aplikasi ini juga akan menyediakan bantuan informasi dan berita mengenai pertanian.
Mahasiswa jurusan Informatika UMM ini mengatakan dalam upaya mematangkan aplikasi, timnya telah melakukan User Acceptance Test (UAT), yakni tahap uji coba aplikasi. Adapun aplikasi E-Rice Detector telah diuji coba di empat Kabupaten.
“Mulai dari Gresik, Tulungagung, Lamongan, hingga Nganjuk. Respon masyarakat sendiri senang dan merasa terbantu dengan E-Rice Detector. Selain itu, kami juga telah melakukan uji coba blackbox untuk memastikan seluruh fitur bekerja sesuai dengan yang diinginkan,” tegasnya.
Program Kreatifitas Mahasiswa
Ulfah mengungkapkan dalam pengembangan aplikasi ini didukung rekan, Tiara Intana Sari, Naufaldi Izad Firmana, dan Ricky Hendrawan dari jurusan Informatika serta Alfian Dwi Khoirul Annas mahasiswa jurusan Agroteknologi.
“Proyek E-Rice Detector ini telah diajukan melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) dan berhasil mendapatkan pendanaan. Proses perancangannnya memakan waktu tiga bulan dan kini sudah siap didaftarkan di Play Store pekan depan,” katanya.
Dia berharap aplikasi ini mampu menyelesaikan masalah kerugian pertanian karena penyakit. Selain itu dapat menjadi langkah baru revolusi industri di dunia pertanian, aplikasi ini juga membantu dan mempermudah petani mendapat informasi dari pemerintah. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.