PWMU.CO – IPM jangan sampai jadi kader sak gradakan atau cuma musiman. Tapi harus selalu memperbaharui ilmu dan literasi.
Hal itu disampaikan Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lamongan dalam Cangkruk Informatif yang digelar Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhamamadiyah (PR IPM) Payaman, Ahad, (28/8/2021).
Mengawali pembicaraan, Fathurahim Syuhadi bercerita, semasa aktif di IPM Ranting Payaman dulu, dia seangkatan dengan Husnul Aqib yang saat ini menjadi Wakil Ketua DPRD Lamongan dan Sabih Muthi, staf di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
“Di masa periode saya dulu, pernah ada Ikatan Pelajar Perantau (IPP) yang fokus pada mahasiswa perantauan. Namun, sekarang sudah tidak ada,” katanya.
Dia berharap, IPM Desa Payaman dapat menjadi wadah perkumpulan para kader yang berada di perantauan, baik yang sedang menempuh studi maupun yang bekerja.
“IPM di tingkat ranting harus tetap hidup sebagai tombak instrumen perkaderan untuk mengawal adik-adik di tingkat madrasah aliyah dan madrasah tsanawiyah,” katanya.
Selain itu, Fatrhurrahim berharap, PR IPM Payaman ini mempunyai WhatsApp Group (WAG) untuk menyatukan para alumni.
“Jaringan-jaringan yang sudah tersebar ini sangat bermanfaat. Dengan adanya jaringan, ketika ada keperluan untuk studi maupun kerja, nanti pasti ada yang membantu mengurus,” jelasnya.
Berbicara tentang anak muda, menurutnya ada dua ciri karakteristik pola pikir anak muda. Pertama, yang berbicara pada masa lalu maka hasilnya akan stagnan.
“Kedua, adalah ciri anak muda yang tidak puas dengan masa lalu. Dia memiliki pola berpikir jauh depan. Merasa tidak puas dengan kondisi saat ini. Sehingga selalu berupaya untuk mencari hal-hal baru dan menantang,” jelasnya.
Pelajar Harus Tingkatkan Literasi
Selain itu, menurut Fathurrahim, anak muda identik dengan memberontak. Namun memberontak bukan dalam ranah negatif, tetapi memberontak yang diwujudkan dengan tulisan dan tindakan.
“Pelajar itu juga identik dengan membaca. Jadi kader IPM itu harus semangat untuk meningkatkan minat literasi dan berupaya untuk mempunyai rencana-rencana yang harus direalisasikan ke depan,” tegasnya.
Selain itu, menurutnya, kader IPM jangan ketinggalan informasi, tidak kudet (kurang update) tapi harus selalu up to date dan informatif .
“Tidak ada alasan lagi, tiba-tiba kita ketinggalan arus informasi yang berkembang saat ini. Semua isu atau informasi itu harus menjadi bahan kajian untuk IPM,” jelasnya.
Dia mengatakan, dulu IPM mempunyai slogan sebagai kader umat, kader bangsa, kader persyarikatan. Namun, memasuki era digital saat ini, menurut Rohim, IPM perlu memiliki slogan sebagai kader digital.
“Kita kalau pengen maju, jangan sampai tujuan yang telah kita capai, kita langsung merasa puas. Itulah kendala kita saat ini, sak gradakan atau cuma musiman. Tapi harus diteruskan dan diperbaharui agar tetap menarik,” ujarnya.
Sementara itu Ilham Hanafi, Ketua Umum PR IPM Payaman, mengatakan kegiatan Cangkruk Informatif ini digelar secara bertahap.
“Dinamakan cangkruk, karena cangkruk identik dengan perbincangan-perbincangan yang digemari anak-anak muda. Namun, kami kemas cangkrukan ini menjadi kegiatan positif. Sehingga para kader mendapatkan ilmu dari pembicara. Ibaratnya pulang bawa oleh-oleh ilmu,” ucapnya.
Kegiatan ini diselenggarakan di Mushala Ahmad Dahlan Perguruan Muhammadiyah Payaman dengan mengangkat tema “Pelajar Informatif dan Maju”. (*)
Penulis Faiz Rizal Izuddin Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni