PWMU.CO – Helvy Tiana Rosa Beber 5 Strategi Pemasaran Buku kala Pandemi. Dosen Universitas Negeri Jakarta itu menerangkannya dalam Muharam Marketing Festival 2021 hari kedua Selasa (31/8/21) pagi.
Bertema “Tren Pemasaran Islami di Sektor Penerbitan Buku dan Edukasi”, webinar itu digelar melalui Zoom Cloud Meetings dan kanal Youtube Marketeers TV oleh MarkPlus Islamic Inc.
Untuk menanggulangi dampak Covid-19 terhadap industri perbukuan yang berasal dari berbagai sumber, Dr Helvy Tiana Rosa SS MHum menerangkan 5 strategi pemasaran. Sebelumnya, salah satu tokoh Indonesia yang masuk daftar 500 Tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia 2020/2021 itu memaparkan berbagai dampaknya.
Seperti banyak toko buku tutup, tidak ada pengunjung, hingga penurunan omset buku 60-90 persen. Selain itu, penerbit mengurangi jumlah produksi dan distribusi ke toko buku. Beberapa penerbit gulung tikar, direct selling ke sekolah atau kampus sukar dilakukan. Pendapatan masyarakat berkurang sehingga mempengaruhi pembelian buku.
Lima Strategi Pemasaran
Pertama, penulis 66 judul buku ini menekankan pentingnya transformasi digital. Digital marketing dia nilai sebagai pilihan paling rasional saat ini. Kedua, promosi produk yang dialihkan dari wujud fisik menjadi promosi digital. Ketiga, melakukan banyak acara seperti pameran buku dan seminar, baik luring maupun daring.
Keempat, bantuan pemerintah. Walaupun Helvy menyadari tidak bisa selalu mengharap bantuan pemerintah, tapi menurutnya ini mungkin dilakukan kerja sama dengan berbagai lembaga.
Misal, BNSP merekomendasikan 150 buku sastra unggulan untuk siswa, termasuk yang bernuansa Islam. Harapannya, pemerintah mensubsidi atau membeli untuk disebar ke sekolah.
Selain itu, ada kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia untuk pengadaan buku yang sesuai kebutuhan umat Islam. Tak hanya itu, menurut Helvy perlu kerja sama dan dukungan lembaga Islam dalam menerjemahkan buku Islami yang ditulis penulis Indonesia ke dalam bahasa asing.
Kelima, pemasaran buku lewat komunitas. “Tentu saja harus melalui promosi jaringan komunitas yang efektif menggaet konsumen. Perlu proaktif, inovatif, dan melakukan kegiatan menarik bersama komunitas,” terangnya.
FLP menciptakan penulis dengan karya yang sehat secara literasi
Pemasaran lewat Komunitas FLP
Helvy mencontohkan, salah satu pemasarannya melalui komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) yang dia dirikan. Sebelum menjadi penulis, orang-orang yang bergabung di FLP adalah pembaca. “Kita menyemangati pembaca untuk menjadi penulis,” ungkapnya.
Dengan sistem mentoring dan pengaderan, FLP menciptakan penulis dengan karya yang sehat secara literasi. “Kalau dia tidak bisa membawa manfaat untuk umat, minimal tidak membawa mudharat buat umat, bagaimana kita bisa mencerahkan diri kita, sebelum bisa mencerahkan pembaca,” ujarnya.
Dari penulis itu—ketika melihat banyak karya yang bagus tapi sulit dipilih penerbit mayor—mereka bertransformasi menjadi penerbit. Helvy pun mengutip kata sastrawan Jamal D Rahman, FLP itu ajaib.
Sebab, FLP membuat siklus sendiri yang tidak dimiliki hampir semua komunitas kepenulisan yang lain. “Di mana pembaca kita jadikan penulis, penulis kita jadikan penerbit, dan ketika penerbit melempar ke pasar, pasarnya adalah kita-kita juga,” terangnya.
Pemasaran lewat Komunitas Pembaca
Selain itu, Helvy juga mengatakan pemasarannya bisa lewat komunitas pembaca setia yang penulis kelola. Misalnya, Helviers dan komunitas pembaca sejati adiknya, Asmanadians.
Meski tidak sebesar FLP, tapi dia berupaya membuat pembaca Helviers melek literasi. “Ketika melek literasi, mereka bisa berkreasi, termasuk menulis,” ucap Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam MUI itu.
Kemudian, tambahnya, ada proses distribusi di mana mereka saling berbagi. Selanjutnya, ada pelibatan anggota komunitas maupun penulis. Demikian lingkaran komunitasnya tercipta dan berjalan efektif.
Strategi Pemasaran Alih Wahana
Menurut Helvy, dalam pemasaran alih wahana sekarang alur pembuatannya tidak harus novel menjadi film. “Ketika saya bertemu Jastis Arimba, dia punya ide untuk membuat sebuah film tentang anak Palestina dibantu orang Indonesia,” ungkapnya.
Setelah mendengar idenya, Helvy membuat puisi di Instagram berjudul “Hayya”. Setelah itu, skenario film dibuat. Kemudian, dibuat lagu yang menjadi soundtracknya. “Berbarengan dengan film itu, kami rilis novel yang diterbitkan penerbit Malaysia,” ujar produser film itu.
Yang juga termasuk alih wahana, kata dia, meliputi pembuatan book trailer, audio book, dan video book; serta menulis di platform digital yang menghasilkan. Menurutnya, sekarang juga bisa mengembangkan buku elektronik. Tapi perlu paham teknologi, konten, dan kemasan. “Ini menjadi profesi baru dalam undang-undang sistem perbukuan,” ungkapnya.
Tingkatkan personal branding agar buku-buku Anda terus diburu pembaca
Saran untuk Penulis
Sebagai penulis, Helvy menyarankan agar para penulis senantiasa meningkatkan kualitas tulisannya. Dia juga menegaskan penulis harus punya personal branding. “Tingkatkan personal branding agar buku-buku Anda terus diburu pembaca,” tuturnya.
Selanjutnya, dia menyarankan agar bergabung dengan komunitas yang sangat mendukung. Helvy juga menekankan pentingnya riset agar mampu menciptakan karya yang dibutuhkan dan disukai pembaca.
Dia pun mengajak penulis untuk mulai menulis di platform digital dan menyiapkan diri dengan ragam alih wahana. Terakhir, dia mengimbau agar penulis melengkapi diri dengan keterampilan sebagai konten kreator. Harapannya, bisa menyosialisasikan karyanya di media sosial.
“Penulis sekarang bukan hanya sebagai content writer, tapi barangkali menjadi content creator,” terang perempuan kelahiran Medan, 2 April 1970 itu.
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni