Manajemen Hybrid Lazismu oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– Maha Suci Allah yang telah menciptakan segalanya berpasang-pasangan. Ada laki-laki, ada perempuan. Ada hidup, ada mati. Ada cepat, ada lambat. Ada daring, ada luring. Ada Badan Pengurus (BP) Lazismu, ada Eksekutif Lazismu.
Setiap pasangan itu harus ada pada setiap objek yang telah diciptakan-Nya. Tentu nggak usah dibuat dikotomi. Keduanya mesti ada, di tempat dan saat yang bersamaan. Tinggal ke mana arah fokus kita pandangkan.
BP dan Eksekutif Lazismu Jawa Timur tidak perlu dibuat dikotomi. Para eksekutif terdiri profesional harus menjalankan operasional lembaga. Sedang BP cukup membuat kebijakan. Dikotomi tak perlu karena keduanya harus ada. Maka di saat tertentu cukup ke mana kita harus fokuskan arah pandangan kita. Leman Brothers saja yang dikendalikan para eksekutif profesional kelas dunia bisa rontok menghadapi persaingan bisnis keuangan global.
Pernah mendengar mobil hybrid, kan? Yang sumber tenaga penggeraknya dari bensin dan baterai. Baterainya pun tak perlu charge listrik. Tapi sudah diisi dari mesin mobilnya. Tapi harganya nggak ketulungan mahalnya sampai menyundul langit. Berkisar Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar tergantung mereknya.
Lazismu Jawa Timur ingin membangun manajemen seperti mobil hybrid itu. Sedang di-ATM alias amati, tiru, dan modifikasi. Kita punya BP yang semuanya direktur. Direktur di perusahaan multinasional maupun perusahaannya sendiri-sendiri. Ini modal sangat besar menjadi manajemen hybrid.
Terinspirasi oleh mobil hybrid itulah maka teman-teman BP Lazismu Jawa Timur bisa sekaligus menjadi Eksekutif dengan kompetensi yang telah dimiliki sebelumnya. Sebagai contoh Doktor Agus Edi Sumanto. Beliau sebagai Wakil Ketua Lazismu sekaligus sebagai Direktur Bankziska. Bertanggung jawab penuh terhadap berjalannya lembaga ini. Sepenuhnya kita memberi kewenangan dan kepercayaan kepadanya untuk urusan majunya Bankziska.
Bankziska ini bukan bank. Tapi singkatan dari Bantuan Keuangan dari Dana Zakat Infak dan Sosial Keagamaan. Lembaga yang bekerja untuk pemberdayaan keuangan usaha kecil seperti jeratan rentenir.
Sekarang ini tidak perlu kita pertentangkan lagi apakah harus daring atau luring karena bisa kok keduanya dilakukan secara serentak bersamaan. Secara hybrid, orang menyebutnya. Agar semua punya kesempatan membuat rekam jejak. Membuat bukti dengan aksi bahwa mereka telah memberi keteladanan berupa aksi-aksi nyata upaya menolong agama Allah.
Manajemen hybrid Lazismu Jawa Timur, dengan itu Allah akan menolong semua urusan kita. Tetap semangat berbagi dan tebar manfaat. Bismillah. (*)
Editor Sugeng Purwanto