PWMU.CO– Kisah Quran bisa menjadi metode menguatkan jiwa saat ujian menimpa seperti pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Mentadabburi kisah Quran yang terkait dengan ujian Allah kepada para Nabi dan orang-orang saleh terdahulu bakal membuat muslim tahan banting.
Hal itu disampaikan Ustadz Dr Heri Rifhan Halili MPdI dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid Mujahidin Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bringin Bendo PCM Sepanjang, Sidoarjo, Ahad (19/9/2021).
”Kalau kita kaji, ternyata sepertiga isi al-Quran itu berita yang banyak memuat kisah-kisah. Artinya Allah memberikan petunjuk hidup, obat lahir batin, dan rahmat itu juga melalui kisah Quran untuk kita tadabburi,” ujar alumnus Ponpes Tahfidhul Quran Ibnu Ma’sud Jember yang aktif berdakwah di sejumlah majelis taklim ini.
Menurutnya, kisah membuat orang mendapat hikmah dan pelajaran tanpa harus merasa dinasihati atau digurui. ”Lihatlah misalkan, orang yang ingin sukses bisnisnya, maka selain ia mempelajari cara berbisnis, maka penting juga membaca atau mengetahui kisah-kisah para pebisnis. Dari jatuh bangunnya sampai berhasil. Kisah itu akan menjadi penyemangat, penguat tekad dan mental bagi mereka yang akan memulai berusaha,” ujarnya.
Demikian pula untuk menguatkan jiwa saat musibah apapun yang menimpa termasuk pandemi, kata dia, maka penting seseorang mengambil hikmah dari kisah-kisah Qurani sebagai penguat bagi jiwa.
Alumnus YPPMI Muhammadiyah Pulau Kangean ini menjelaskan, di antara kisah ujian yang sarat hikmah adalah kisah ujian Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad saw dan keluarganya.
Dia menuturkan, salah satu hikmah dari kisah tersebut saat ditimpa ujian, para nabi dan orang saleh menyikapinya dengan penuh ketenangan. Rasa tenang tersebut muncul dari perasaan dekat dan merasa bersama Allah swt. Maka ada sandaran kokoh dan keyakinan yang kuat bahwa ujian adalah sunnatullah atau ketetapan Allah yang terukur, dan Allah tidak mungkin menzalimi hambaNya.
”Keyakinan ma’iyyatullah atau bersama Allah itulah yang menenangkan, maka Ibunda Hajar berkata saat ditinggal di padang yang tandus ”Allah tidak akan menelantarkan kami.” Ada ketenangan di hati bersama Allah,” katanya.
Kisah Nabi Ibrahim
Begitu pula saat Nabi Ibrahim as diuji untuk menyembelih anaknya. Dengan tenang Nabi Ibrahim berkata, ”Wahai anakku bagaimana pendapatmu? Karena beliau ingin ketetapan Allah dijalani dengan ikhlas dan keridhoan. Tak kalah tenang, Nabi Ismail as menjawab, lakukan wahai Ayah apa yang diperintahkan Allah. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. Demikian pula saat Nabi Muhammad saw sewaktu di gua Tsur berkata kepada sahabat Abu Bakar: Jangan khawatir, Allah bersama kita. Ada ketenangan di hati saat merasa dekat bersama dengan Allah swt,” ujar dosen STAI Muhammadiyah Probolinggo ini.
Ditambahkan, hikmah lainnya adalah para nabi dan orang-orang saleh terus optimistis dan optimal dalam berikhtiar untuk bangkit dari musibah saat mendapat ujian Allah.
”Ibunda Hajar setelah menyikapi dengan tenang ujian Allah, selanjutnya begitu semangat dalam ikhtiar dengan menggantungkan optimise dan harapan kepada Allah swt. Berapa kali beliau berlari dari bukit Shofa ke Marwah? Apakah hanya sekali lalu kemudian menangis, patah semangat, dan berputus asa? Tidak! Apakah dua kali beliau berlari? Tidak! Tiga kali? Tidak! Empat kali? Tidak! Bahkan lima kali, enam kali, hingga tujuh kali! Inilah optimisme itu, optimisme yang bukan hanya pada kata-kata tapi dibuktikan dalam usaha yang tak ada kamus putus asa,” ujar doktor bidang Pendidikan Agama Islam dari UMM ini.
Ustadz Rifhan menambahkan, pada akhirnya setelah tenang menyikapi musibah dengan keridhoan dan dilanjutkan ikhtiar dengan penuh optimisme dan harapan, maka Allah akan memberikan balasan terbaik bagi orang-orang yang bertakwa.
”Lihatlah bagaimana akhir kisah ujian itu, keluarlah air zamzam yang sampai hari ini memuaskan dahaga dan mengenyangkan jutaan kaum muslimin. Digantilah Nabi Ismail yang akan disembelih itu dengan sembelihan yang besar. Dari hijrah Nabi Muhammad saw terbangunlah peradaban Islam yang kuat di Madinah yang bersinar ke negeri-negeri lainnya. Maka balasan Allah itu luar biasa,” ujarnya mengulas ibrah kisah Quran.
”Renungannya adalah bahwa kita tahu balasan indah itu karena telah selesai kisahnya. Namun para Nabi dan orang saleh itu saat menjalani ujian juga tidak pernah tahu bagaimana akhirnya, yang penting terus tegar, optimis, dan semangat dalam berikhtiar. Kita saat ini juga sedang menjalani kisah ujian kita, kitapun tak tahu bagaimana akhirnya, tapi teruslah tegar, optimis, sebagaimana teladan dari para nabi dan orang-orang salih terdahulu,” ujar pria yang juga lulusan Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Ketua Takmir Masjid Mujahidin Ustadz Isa Darmawan mengatakan, Kajian Ahad Pagi menjadi agenda rutin sebulan sekali di masjid yang diresmikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd setelah selesai renovasi tahun 2018 lalu itu.
”Alhamdulillah Kajian Ahad Pagi Masjid Mujahidin tidak hanya diikuti oleh keluarga besar PRM Bringin Bendo, tapi juga dihadiri oleh jamaah dari berbagai desa lainnya, seperti PRM Sambiroto, PRM Gilang, PRM Tanjung Sari, bahkan juga dari PCM Prambon. Semoga kajian ini bisa menguatkan iman dan imun di masa pandemi,” ujarnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto