PWMU.CO – SMA Muhi Karanganyar Belajar Sekolah Berasrama ke Smamsatu Gresik, Selasa (21/9/2021).
Rombongan SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Karangnyar Jawa Tengah itu terdiri dari: Sumarwanto SH MPd (lepala sekolah), Drs Mulyadi MPd (waka sarana dan prasarana), Andi Suharyanto SPd MPd (bendahara), Sudarso SPd MPd (ketua tim pengembang), Santoso SPd MPd (waka kurikulum).
Selain itu, turut pula dalam rombongan Dwi Sugeng Riyadi SPd (waka humas), dan Edy Budjono SS MPd (kepala tata usaha). Agus Waskito SPd (Mudzir Pondok), Muh Andi Nurhadi SPd (staf kurikulum), Fahrudin Nurhadi SPdI (staf pondok), Solikhin SPd (staf pondok), dan Eko Wahono SKom (pusat data).
Berangkat dari Karanganyar pukul 03.00 WIB dini hari, rombongan sampai di gedung baru SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo 162 sekitar pukul 09.00 WIB. Dengan mengendarai mobil Luxio dan Alphart yang dikemudikan Yudi Astanto dan Nanda Bagus Ramadhan.
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Ainul Muttaqin SP MPd beserta Wakil Kepala Sekolah, Mudzir dan beberapa santri MBS (Muhammadiyah Boarding School) Madinatul Ilmi, siap menyambut kedatangan mereka di ruang Innovative.
Keluar dari Zona Nyaman
Kepala SMA Muhi Karanganyar Sumarwanto mengungkapkan alasan berkunjung ke Smamsatu Gresik. Dia mengatakan, “ Secara kuantitas, sekolah kami sudah terpenuhi dengan total jumlah murid sebanyak 1.360. Namun secara kualitas tetap harus kita tingkatkan. Maka kita tidak boleh terus berada di zona nyaman.”
Kami sadar, lanjutnya, jika tidak berinovasi maka akan tertinggal. Sehingga tahun depan harapan kami, senjata kami adalah tahfidh.
Menurutnya, program tahfidhul Quran saat ini sedang diminati masyarakat Karanganyar karena mereka sedang bersemangat agar anak-anaknya menekuni hafalan Quran.
“Dan itu luar biasa. Alhamdulillah tahun ini SMA Muhi Karanganyar baru perdana (baru membuka program tahfidh). Kebetulan ini baru yang (kelas) laki-laki. Dan banyak yang meminta saya untuk segera membuka (kelas, ) yang santri putrinya,” ujarnya.
Mencari Murid Tugas Guru
Sumarwanto juga mengingatkan tugas seorang guru. “ Di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, tugas utama guru adalah mencari murid. Setelah mencari murid, tugas yang kedua adalah mengajar,” tegasnya.
“Maka mulai tahun kemarin, sudah saya canangkan PPDB sepanjang masa. Jadi PPDB itu tidak ada hentinya. Begitu PPDB negeri tutup, kita langsung buka,” tambahnya.
Dengan latar belakang ini, sambungnya, kami me-ngangsu kawruh ke sini. Kami belajar bagaimana pengelolaan dari pondok tahfiidhnya biar selaras sejalan dengan program-program sekolah.
Menurut Sumarwanto, sesama amal usaha Muhammadiyah supaya saling asah asih asuh. Saling menerima dan saling memberi kepada kita semua.
“Kita perlu saling ATM, yaitu amati, tirukan dan modifikasi. Dan ketika melihat gedung Smamsatu ini, saya ikut suka dan bangga. Letaknya di jalan protokoler, ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah itu luar biasa,” ujarnya.
Berawal dari Penginapan Siswa
Muhammadiyah Boarding School (MBS) Madinatul Ilmi Smamsatu berawal dari asrama yang menampung siswa dari luar Gresik. Hal itu diungkapkan oleh Ainul Muttaqin. ”Awal mula berdirinya boarding itu karena murid-murid Smamsatu ada yang berasal dari luar kota. Seperti Mojokerto, Jombang, Kalimantan, Ambon, dan lain-lain,” ujarnya.
Jadi, lanjut dia, awalnya hanya untuk memfasilitasi anak-anak yang rumahnya jauh supaya ada penginapan atau asrama begitu. “Kemudian sekitar tahun 2017, kami berikhtiar menjadikannya pondok pesantren atau ma’had. Kemudian pada tahun 2020 berikhtiar menjadi MBS,” terangnya.
Ainul menerangkan, karena masyarakat Gresik yang pendapatan ekomoni menengah ke atas meyekolahkan anaknya di pondok di luar Gresik, maka Smamsatu akhirnya membuka kelas boarding dengan pelajaran diniah yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah.
“Alhamdulillah, minat masyarakat akan boarding terus meningkat. Tahun kemarin yang asalnya satu kelas setengah memilih boarding, maka pada tahun ini, Smamsatu sudah menerima dua kelas boarding. Di samping kelas ICO (International Class Oriented) dan reguler.”
Dan kami lebih bersyukur lagi, lanjutnya, karena kapasitas asrama MBS di Jalan KH Kholil dan Jalan Nyai Ageng Arem-Arem tidak mencukupi, maka ‘terpaksa’ Smamsatu menambah satu rumah di dekat sekolah ini untuk santri kelas XII putra.
“Dan setiap tahun kami selalu berinovasi. Dengan slogan ‘Smamsatu Be The First’, kami selalu berusaha menjadi yang pertama, pencetus ide, bukan follower atau pengikut,” tandasnya. (*)
Penulis Estu Rahayu Editor Mohammad Nurfatoni