PWMU.CO – Semangat dan jiwa kewirausahan perlu terus diasah dan dikembangkan. Karenanya, para pengusaha muda Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam Posting ID Institut mengadakan ‘Workshop dan Pelatihan Enterpreneur’, di Auditorium Kampus II Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (17/12).
Kegiatan yang diikuti oleh puluhan mahasiswa tersebut diisi dengan berbagai materi menarik. Seperti motivasi bisnis, pengantar bisnis, teori bisnis, bisnis properti dan bisnis kuliner. Selain itu workshop juga dikemas dengan diskusi tanya jawab.
(Baca: Pedagang Keliling Sari Roti Ini Rasakan Dampak Boikot dan Agar Boikot Sari Roti Tidak Sia-Sia, Ini Saran Konsultan Bisnis)
Salah seorang pelaku bisnis, Muhammad Bait Diponegoro menceritakan pengalamannya bergelut di dunia bisnis. Pria yang di kalangan pebisnis properti Malang akrab disapa Sam Ipong ini mengaku jiwa wirausahanya sudah terasah sejak dirinya masih sekolah.
”Saya sudah berjualan sejak saya sekolah. Waktu itu saya berjualan layang-layang ke teman-teman. Dan saat ini saya sedang menggeluti bisnis di bidang properti,” Iponk memotivasi peserta.
Untuk menjadi seorang enterpreuner, menurut Ipong dasar yang diperlukan adalah inovasi. ”Hakekat berwirausaha itu adalah berinovasi,” tutur pria yang aktif di komunitas Wirausaha Muda Muhammadiyah (Wiramuda).
Lebih lanjut Ipong menekankan, pentingnya pengetahuan tentang kewirausahaan. Dengan begitu akan tumbuh motivasi lebih dan keberanian untuk mulai berwirausaha. Di samping itu, diperlukan pengembangkan kemampuan penalaran, konsepsional dan kreativitas. ”Virus Enterpreneur supaya bisa maksimal, maka harus terus diasah dan dipraktekan,” tegasnya.
(Baca juga: Sajian ‘Polo Pendem’ di Maulid Nabi, Bentuk Gerakan Cinta Produk Nusantara)
Di sela-sela kegiatan ‘Workshop Enterpreuner’ sebuah gagasan komunitas “Properti 212” pun muncul. Salah seorang penggagas ide, Apik Syamsul Rijal SSos (Kang Apik) menuturkan nama itu terinspirasi dari Aksi damai Bela Islam Jilid III (212) beberapa waktu lalu. Di samping itu, 212 itu identik dengan ‘Wiro Sableng’. Di mana diceritakan, kisah seorang guru (sinto)‘gendeng’ dan murid (wiro) ‘sableng’. Akan tetapi keduanya masih berada pada nilai-nilai keadilan dan kebenaran, serta konsisten dengan niat tulusnya. ”Properti 212 ini juga bentuk pelebaran sayap bisnis yang mengedepankan prinsip-prinsip dan nilai kebaikan. Bukan semata mengejar untung saja,” ungkap Apik.
Selain bisnis properti, Apik menerangkan saat ini dirinya sedang menjalankan usaha kuliner. Yakni, kuliner mie. ”Kami selalu membuat bisnis selalu up to date (kekinian) dengan produk yang inovatif dan kreatif,” pungkasnya. (izzudin/aan)