PWMU.CO – Student Fair digelar SDM 3 Ikrom, Wage, Sidoarjo sebagai kegiatan pembelajaran berbasis proyek dengan tema Aku Siap Menyongsong Era 4.0.
Dalam kegiatan ini, seluruh siswa Kelas I sampai kelas VI diwajibkan membuat karya proyek yang kemudian dipresentasikan dan dilombakan.
Kepala SD Muhammadiyah 3 Ikrom, Sonah MPd menegaskan, Student Fair merupakan ajang kompetisi yang diselenggarakan sebagai wadah anak didiknya mempresentasikan hasil proyek, agar potensi dalam bidang akademik maupun non akademik berkembang.
Hasil karya proyek yang dibuat dan dipresentasikan anak-anak berbeda tema dari setiap jenjang kelasnya. Kelas I membuat karya mainan kesukaan dari bahan daur ulang, Kelas II membuat poster berisi kegiatan rukun dengan teman dan Kelas III melakukan steak batang (tebu, singkong, mawar) beserta buku panduannya.
Sedangkan Kelas IV membuat kerajinan dari kertas bekas, Kelas V membuat buku panduan kandungan makanan sehat bagi kesehatan manusia dan Kelas VI menanam tumbuhan yang dilestarikan di Indonesia (mawar, anggrek, melati) beserta buku panduannya.
Dibimbing Wali Kelas Delapan Pekan
Dalam pembuatan proyek, siswa dibimbing oleh wali kelas masing-masing selama delepan pekan, kemudian hasil karya proyek dipresentasikan di kelas masing-masing.
Untuk kelas I, II dan III, presentasi dilaksanakan pada (15-16/9/2021) sedangkan bagi Kelas IV, V, dan VI pada (17-20/9/2021) dengan wali kelas sebagai dewan juri.
Dengan menerapkan prokes yang ketat, presentasi dilakukan secara tatap muka. Siswa melakukan presentasi secara tatap muka dengan juri, sedangkan orang tua diberikan kesempatan menyaksikan dan mendukung anak-anak mereka secara live dengan media zoom atau google meet.
Dalam penilaiannya, setiap wali kelas memilih 3 peserta terbaik untuk melaju di babak grand final yang diadakan tanggal 21-22 september 2021.
Setelah proses penjurian yang dilakukan setiap kelas masing-masing, maka 3 anak yang lolos dari setiap kelas berhak melaju di babak grand final yang dilaksanakan pada (21/9/2021) untuk jenjang kelas I, II, III dan (22/9/2021) untuk jenjang kelas IV, V, VI.
Di babak grand final ini, dilakukan secara offline untuk para peserta yang lolos dan ditayangkan juga secara live melalui media zoom untuk memfasilitasi para orang tua yang ingin melihat dan mendukung anaknya.
Dalam grand final, penjurian dilakukan lebih ketat dengan menghadirkan dewan juri dari luar sekolah yaitu Rika Haryani MPd, Trainer dan Konsultan Pendidikan serta Ibu Duhwi Indartiningsih MPd, Trainer Matematika.
Ketua Panitia, Ustadzah Sri Yuliana mengatakan, dengan mendatangkan dewan juri dari luar sekolah, diharapkan bisa lebih melatih mental dan kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan presentasi dan khususnya skill dalam public speaking.
Implentasi Pembelajaran Abad 21
Sementara itu, Duhwi Indartiningsih MPd, salah satu dewan juri mengatakan, pembelajaran di abad 21 merupakan pembelajaran yang mampu mengolaborasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan tujuan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kecakapan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik antara lain learning skill atau keterampilan belajar. Learning skill yang harus dikuasai peserta didik yaitu keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kreatif. Guru harus mampu memberikan pengalaman peserta didik untuk menumbuhkan keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kreatif,” katanya.
Pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan SD Muhammadiyah 3 Ikrom ini menurutnya menjadi salah satu contoh pembelajaran di abad 21.
“Sangat senang sekali saya melihat peserta didik mampu menginisiasikan proyeknya, berkolaborasi dengan keluarga, berpikir kritis dan kreatif menghasilkan sebuah produk pembelajaran di abad 21. Hal ini menuntut guru menjadi profil guru abad 21. Tetap semangat para pejuang pendidikan,” tandasnya.
Ustadzah Dwi Fitriyani, Wali Kelas V dan panitia kegiatan Student Fair menjelaskan, Student Fair diawali dengan bimbingan project, babak penyisihan, dan babak final.
“Saat bimbingan project, anak-anak sangat antusias, mereka banyak bertanya mengenai pembuatan project di jenjang masing-masing. Bahkan saking semangatnya, mereka membuat projectnya sampai larut malam,” terangnya.
Ustadzah Yani, sapaan akrabnya, juga mengatakan, saat presentasi project, ekspresi para siswa sangat beragam.
“Ada yang nervous, percaya diri dan sangat semangat. Penjelasan materi yang mereka sampaikan juga sangat rinci, jelas dan menarik. Hasil karya anak-anak di luar dugaan, sangat bagus dan beragam. Ide-ide kreatif mereka disalurkan lewat hasil karya mereka,” ucapnya.
Antusias Orang Tua
Selain anak-anak, orang tua juga sangat antusias dalam menyambut kegiatan Student Fair. Support yang luar biasa diberikan para orang tua kepada anaknya mulai dari membantu menyiapkan alat, melatih anak presentasi, hingga doa yang selalu dipanjatkan untuk kelancaran proyek dan presentasi putra-putrinya.
Laili Rohmah, wali murid dari Khawas Zidan Kelas I Shaffa menyampaikan, kegiatan Student Fair ini sangat edukatif, melatih anak-anak untuk kreatif, percaya diri dan melatih public speaking, “Semoga setiap tahun selalu diadakan kegiatan ini,” ujarnya.
“Dalam pelaksanaannya, saya tidak hanya mendukung secara moral saja, tetapi setia mendukung dari proses awal, hingga proses akhir masuk ke grand final. Tak lupa selalu mendoakan yang terbaik untuk anak saya,” imbuh Laili.
Dia mengatakan, dalam proses penjurian di grand final, apapun hasil yang diraih anaknya, baginya itu adalah sebuah bonus.
“Bagi saya, proses dalam penggarapan karya proyek lebih utama. Jadi kita semua tahu bagaimana anak kita berkreativitas dan bagaimana anak kita mau belajar mandiri dengan tugas yang diemban dan tentunya kepercayaan diri,” paparnya.
Ada hal luar biasa ketika babak grand final digelar. Di mana para anak hebat SD Muhammadiyah 3 Ikrom turut lolos dan berkompetisi secara langsung dengan anak yang lain.
Sebagai sekolah berstandar sekolah inklusif, SD Muhammadiyah 3 Ikrom selalu mengikutsertakan para anak hebat dalam seluruh kegiatan untuk menunjang bakat dan kreativitasnya, salah satunya di kegiatan Student Fair 2021.
Maka tak heran, para anak hebat ini sangat cakap dan percaya diri saat mempresentasikan hasil karya proyeknya. Bahkan ada momen saat Anindya Rengganis Pramitha Putri siswa hebat dari kelas V presentasi dengan bahasa campuran yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Penampilannya pun membuat kagum para dewan juri, ustad-ustadzah dan semua yang hadir di lokasi acara.
Latih Public Speaking dan Kepercayaan Diri
Ani Yunita, wali murid dari Anindya Rengganis berpendapat, kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat bagus dan luar biasa. Selain melatih kepercayaan diri anak-anak, juga melatih anak berkreasi dan tentunya melatih public speaking.
Disinggung mengenai persiapan selama pembuatan proyek sampai babak grand final, Ani mengaku, anaknya sangat siap dan tak gugup sama sekali, “bahkan terkesan tidak sabar untuk tampil dan presentasi,” terangnya.
Pengumuman pemenang akan disampaikan saat kegiatan Webinar Parenting bersama narasumber Dik Doank, public figure dan pendiri Sekolah Alam Kandank Jurank Doank yang akan berlangsung pada Sabtu, (25/9/2021).
Koordinator kegiatan Student Fair, Ustadzah Nur Suciati berharap, anak-anak yang lolos grand final dan orang tua turut hadir serta meramaikan kegiatan parenting yang akan disampaikan Dik Doank tersebut.
“Karena tentu akan banyak ilmu, pengalaman dan pengetahuan yang akan disampaikan. Intinya sambil menunggu hasil pemenang Student Fair, kita belajar dulu bersama Dik Doank ya,“ ujarnya. (*)
Penulis Kihajar Prastiyo Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni