PWMU.CO – Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Timur telah selesai digelar di Ponorogo. 11 nama formatur telah terpilih dengan sistem e-voting. Banyak hal unik yang terjadi, mulai dari proses pemilihan yang dipandu pasukan koboi (Panlih berseragam topi laken), hingga kemeriahan Apel Akbar dan Pawai Ta’aruf dengan 3.200 Kader HW.
Cerita lain yang tak kalah unik adalah keberadaan satu orang diantara 11 nama yang terpilih formatur. Namanya cukup fenomenal di kalangan musyawirin, karena punya nama unik, status kepesertaan unik dan umur unik pula. Namanya adalah Aulia Singa Zanki yang lebih akrab dipanggil dengan nama Ramanda Singo di kalangan Pandu HW Jawa Timur.
(Baca: Hizbul Wathan Jatim Punya Ketua Baru: Incumbent Raih Suara Terbanyak, 1 Perempuan Ikut Terpilih)
Pria lulusan Magister Psikologi Universitas Airlangga tersebut mendapat peringkat kelima dengan mengantongi 134 suara. Status kepesertaan yang unik karena di antara formatur terpilih, dia adalah formatur yang tidak memiliki hak memilih.
“Andai kata gak ada yang memilih aku, ya suaraku kosong. Wong aku gak iso milih aku dewe (kan saya tidak bisa memilih saya sendiri, red),” candanya. Maklum, yang bersangkutan aktif di Dewan Syughli Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur sehingga tidak masuk unsur pimpinan yang punya hak suara.
(Baca: Cerita tentang Alotnya Rapat Penentuan Ketua Hizbul Wathan Jawa Timur)
Selain keunikan tersebut, ada yang unik lagi, beberapa kalangan yang selama ini beranggapan Pandu HW itu pandunya tiyang sepuh juga dipatahkan dengan terpilihnya Singo sebagai formatur Kwartir Wilayah. Dengan umur yang relatif masih muda, yaitu 28 tahun.
Cerita unik di balik kesediaan pencalonannya pun juga ada. Singo berangkat dari ibu mertua, diusung ibu asuh, didukung ibu kandung. Nama Singo awalnya muncul dari rekomendasi yang dikeluarkan Kwarda Lamongan.
(Baca: Pesan Mayjen TNI (Purn) Muchdi PR: Lahirkan Panglima TNI Soedirman, HW Kini Harus Lebih Baik)
“Lamongan bisa saya katakan sebagai ibu asuh karena saya mengawali proses di Kepanduan Hizbul Wathan Lamongan,” jelasnya sambil menceritakan dirinya menamatkan pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Babat dan tinggal di Pesantren Muhammadiyah Babat.
Adapun maksud Ibu Kandung, baca selanjutnya di halaman 2…