PWMU.CO – Nasyiah Gresik Ikuti Upacara Hari Santri, Ini Pesan Bupati. Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik memenuhi undangan Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani SE untuk mengikuti upacara Hari Santri Nasional di halaman Kantor Bupati Kabupaten Gresik, Jumat (22/10/2020).
Upacara dihadiri organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) seperti Aisyiyah dan Muslimat NU, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Fatayat NU, Pemuda Ansor, dan sebagainya.
Dalam sambutannya, Fandi Ahmad Yani menyampaikan. sebagai santri harus mempunya akhlak yang baik dan berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil alamin, serta tradisi luhur bangsa Indonesia.
“Bila zaman dahulu jiwa santri selalu siap dan berani maju untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, maka santri tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan Indonesia,” ujarnya.
Santri Siaga Jiwa Raga
Gus Yani, sapaannya, menjelaskan tema peringatan Hari Santri Nasional tahun 2021, yaitu “Santri Siaga Jiwa Raga” Menurutnya, tema itu berarti badan tubuh dan tenaga karya santri dedikasi untuk Indonesia.
“Oleh karena itu santri tidak pernah lelah dalam berusaha dan terus berkarya untuk Indonesia,” ujarnya.
Dia menerangkan, siaga jiwa raga merupakan komitmen seumur hidup yang terbentuk dari tradisi pesantren, yang tidak hanya mengajarkan kepada santri-santrinya tentang ilmu dan, melainkan juga tazkiyatun nafs, mensucikan jiwa dengan cara tirakat, dzikir, wiritan lahir dan batin yang diamalkan dalam kehidupan seharian.
Kado untuk Santri
“Santri-santri di Indonesia yang kami banggakan, kita patut bersyukur karena dua tahun menjelang peringatan Hari Santri Nasional 2019 kita mendapatkan kado istimewa yakni Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren,” ujarnya.
Undang-Undang tentang Pesantren ini, sambungnya, berfungsi sebagai rekognisi dan fasilitas pesantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan tetapi juga mengembangkan fungsi dakwah dan fungsi pemberdayaan masyarakat.
“Sedangkan peringatan Hari Santri Nasional tahun 2021 kalangan pesantren kembali mendapatkan kado dari presiden Joko Widodo berupa Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren,” terangnya.
Peraturan Presiden ini, lanjutnya, secara khusus mengatur tentang dana abadi pesantren yang dialokasikan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia oleh pesantren.
“Oleh karena itu melalui upacara peringatan Hari Santri Nasional tahun 2021 mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan santri—ulama yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama—semoga arwah para pahlawan bangsa guru-guru kita ditempatkan yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta’ala,” pesannya.
Mengakhiri sambutannya Gus Yani mengucapkan terima kasih kepada undangan serta seluruh organisasi masyarakat yang mendukung kegiatan hari ini. “Semoga senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan kesehatan dari Allah SWT,” ucapnya.
Setelah upacara berakhir, Gus Yani turun podium dan berjalan menuju barisan upacara untuk menyapa dan mengucapkan salam dari mulai ujung sampai ujung barisan dan disambut salam dari seluruh peserta upacara dengan ramah.
Kali Pertama Kegiatan Outdoor
Ketua PDNA Kabupaten Gresik Ifa Faridah SPdi menjelaskan, awalnya pihaknya agak ragu menyertakan anggotanya untuk mengikuti kegiatan outdoor ini. “Karena selama ini bisa dibilang PDNA paling anteng dan menahan untuk berkegiatan secara tatap muka,” ujarnya
Menurutnya, yang namanya Nasyiah—sebutan Nasyiatul Aisyiyah—ini anggotanya ibu-ibu yang produktif. “Jadi kita menjaga betul protokol kesehatan karena anggota Nasyiah yang punya jargon ramah anak tidak akan lepas dari membawa anaknya turut serta mengikut kegiatan.
“Ketika undangan upacara ini kita tawarkan ke Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) kita memilih yang terdekat di kota. Alhamdulillah respon baik dan bisa mengikuti. Dan tetap saja ada kader kami yang membawa anak,” tambah Yunda Ifa panggilan Ifa Faridah SPdi sambil menunjuk di belakang barisan kader bersama anaknya berteduh. (*)
Penulis Ian Ianah Editor Mohammad Nurfatoni