PWMU.CO– Musibah demografi bisa muncul kalau pemerintah gagal menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya untuk seluruh angkatan kerja produktif.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan itu dalam ceramah perayaan Dies Natalis ke-55 dan Wisuda Universitas Pancasila Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021, Sabtu (23/10/2021).
”Tantangan kita sekarang, menyiapkan lapangan kerja sebesar-besarnya. Kalau penduduk produktif ini tidak disiapkan lapangan kerja yang jumlahnya relatif sama dan kualifikasi yang sama maka yang dipanen bukan bonus demografi tetapi musibah demografi,” ujarnya.
”Karena akan terjadi angka pengangguran yang meledak, dan setelah bonus demografi ini akan jadi ageing society,” tuturnya.
Kunci untuk mewujudkan negara maju, sambung dia, adalah sumber daya manusia (SDM) unggul, berdaya saing, dan berkualitas, juga memiliki penghasilan yang mencukupi.
Dijelaskan, Indonesia saat ini tengah mengejar cita-cita menjadi negara maju dan mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045.
Bukan hal yang mustahil untuk meraih cita-cita Indonesia Maju. Satu awalan baik sudah di genggaman, yakni era bonus demografi yang tengah berjalan dan puncaknya tercapai pada 2030-2040.
Berdasarkan Data BPS, penduduk Indonesia pada tahun 2020 ini jumlahnya 270,20 juta jiwa. Dari jumlah itu, jumlah angkatan kerja produktif sebanyak 140 juta jiwa. Untuk itu harus tersedia lapangan kerja.
Muhadjir menyampaikan, kalau tak tercapai, Indonesia akan gagal menjadi negara maju dan terjebak menjadi negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
Karena itu, dia mengutarakan, perlu kerja keras untuk untuk menciptakan lapangan kerja besar-besaran di Indonesia. Termasuk oleh para alumni Universitas Pancasila.
Menurut Muhadjir, para lulusan kampus bukan hanya menjadi pencari kerja saja. Tetapi bisa menjadi pelopor lapangan pekerjaan.
Karena itu, dia meminta petinggi kampus Universitas Pancasila unthk memberi dorongan agar para lulusan juga memiliki keberanian untuk memasuki dunia usaha, baik yang berskala kecil, mikro, menengah, industri kreatif, sampai bisnis start-up.
“Kalau kalian hanya mengandalkan indsutri sebagai pencari kerja itu tidak mungkin. Yang paling memungkinkan adalah sektor usaha, sektor yang paling memungkinkan adalah UMKM,” terangnya.
Mantan Mendikbud itu juga meminta para lulusan Universitas Pancasila untuk berani menghadapi tantangan dan risiko yang ada di era Industri 4.0 saat ini. Serta pandai memanfaatkan berbagai peluang yang ada.
“Jangan takut mengambil risiko. Jadilah kalian semua risk taker, pengambil risiko. Siapa yang bisa memanfaatkan peluang maka dia akan menjadi pemenang,” ujar Menko PMK. (*)
Editor Sugeng Purwanto