PWMU.CO – Kuatkan Silaturahmi di Tengah Derasnya Arus Teknologi Informasi. Bupati Lamongan Dr H Yuhronur Efendi MBA menyampaikan hal itu dalam Pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Laren, Lamongan, Jawa Timur.
Pengajian perdana sejak dihentikan karena terjadi pandemi Covid-19 ini digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah Laren, Ahad (24/10/21) siang.
Silaturahmi Barang Langka
Sekarang ini, sambungnya, silaturahmi menjadi barang yang langka, karena perkembangan teknologi informasi sudah menguasai kehidupan kita sehari-hari.
“Teknologi informasi yang demikan dahsat ini harus diwaspadai, karena bisa menghilangkan nilai-nilai sosial, kekerabatan, dan nilai-nilai kegotong-royongan yang banyak memisahkan kita,” pesannya.
Dia memberi contoh hubungan anak-anak sekarang dengan orangtuanya.“Padahal satu rumah. Cuma beda kamar aja pakai WhatsApp. Dengan gurunya juga cukup WhatsApp. Apalagi sama kiainya, ‘Assalamualaikum Bro’,” sindirnya.
Menurut dia, silaturahmi model demikian ini sudah menjadi fenomena, dan sebab itu harus diatasi, karena semakin jarang bersilaturahmi bisa merenggangkan relasi sosial. Akibatnya dapat mengeyahkan nilai-nilai keimanan dan ketawaan. “Untuk itu silaturahmi seperti (pengajian) ini sangat penting diteruskan dan dilanjutkan,”kata dia.
Siapkan Generasi yang Kuat
Yuhronur mengatakan pengaruh teknologi Informasi, sosial, lingkungan yang sudah kita rasakan ini kalau tidak dibentengi akan menjadi bencana.
Dia melanjutkan, teknologi informasi sekarang ini beda dengan zaman dulu. “Dan tentu besok akan beda lagi. Anak-anak generasi kita dewasa nanti pasti mengalami perubahan-perubahan teknolgi yang begitu dahsat,” ujarnya.
Perubahan teknologi informasi saat ini, menurut Yuhronur, tidak digerakkan oleh kemajuan, namun lebih digerakkan persoalan bisnis supaya lebih banyak menguntungkan.
Bupati Lamongan itu lalu mengajak untuk menyiapkan generasi yang kuat, yang berkarakter. “Ini menjadi keharusan bagi kita semua. Baik ibu-ibu Aisyiyah danbapak-bapak anggota Muhammadiyah untuk menyiapkan generasi dengan baik,” ujarnya.
“Nah, apa yang harus disiapkan? Yaitu menyiapkan pendidikan karakter kepada anak-anak didik kita dan mengingatkan nilai-nilai relejius (agama) rutinitas anak-anak dalam beribadah,” tambahnya. (*)
Penulis Slamet Hariadi Editor Mohammad Nurfatoni