PWMU.CO – Spemdalas mengundang mahasiswa asing asal Nigeria Silas Oghenemaro Emovwodo yang kuliah S2 di Unair untuk mengajar siswa di kelas, Senin (25/10/21).
Wakil kepala SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jamilah SSi, mengatakan selama pandemi, sekolah hanya bisa menghadirkan foreigner secara online dengan durasi waktu yang terbatas.
“Dengan kehadiran foreigner secara langsung di sekolah, kami berharap semoga siswa, guru, dan warga sekolah bisa mendapat pengalaman belajar bahasa Inggris yang lebih mengena dan berkesan,” ujarnya.
Dia memaparkan kehadiran mahasiswa S2 Media and Communication Airlangga University (Unair) ini bisa memberikan semangat pada siswa, khususnya siswa International Class Program (ICP) dalam ketrampilan berkomunikasinya.
Pengetahuan Global
Koordinator ICP Wiwik Indrawati SPd menjelaskan kehadiran foreigner diharapkan di kelas bisa memberikan suasana belajar siswa yang lebih inovatif dan menarik lagi.
“Hal ini juga bisa meningkatkan komunikasi berbahasa Inggris dan sebagai wadah untuk belajar pengetahuan secara global,” tuturnya.
Foreigne ini, lanjutnya, sudah berada di Indonesia selama empat tahun dan belum pernah pulang ke Nigerian. Selama pandemi dia di sini (Indonesia) untuk menempuh studinya di Unair. Ketika, sambungnya, memberikan pembelajaran di kelas, dia tetap memakai masker dan menjaga jarak dengan siswa saat pembelajaran di kelas.
Welcoming Card
Wali kelas VIII ICP, Fitriyatus Saadah SPd mengatakan saat berada di kelas, siswa melakukan ‘interogasi’ terlebih dahulu dengan foreigner Silas.
“Bentuk komunikasi ini sebagai bentuk untuk mengorek keterangan tentang diri Silas. Setelah pertanyaan siswa dijawab, maka mereka pun membuat welcoming card (kartu ucapan selamat datang),” katanya.
Dia mengungkapkan pertanyaan siswa seputra makanan favorit, di Indonesia tinggal di mana, sudah berapa lama di Indonesia, maupun hobinya.
“Hasil jawaban dari foreigner tersebut menjadi bahan siswa untuk membuat kartu. Siswa bisa berkreasi dengan spidor dan pensil warna di atas kertas buffalo,” jelasnya.
Model pembelajaran seperti ini, sambungnya, siswa tidak hanya belajar speaking dan writing tetapi juga listening. Tiga model pembelajaran ini bisa mengasah kemampuan berbahasa Inggris siswa. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.