PWMU.CO– Merebut Tafsir Pancasila buku baru yang diluncurkan dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Nurbani Yusuf MSi, Senin (26/10/2021).
Nurbani Yusuf menulis buku itu karena melihat berbagai penafsiran Pancasila dari golongan abangan dan organisasi masyarakat (Ormas) bermunculan bahkan saling bertentangan.
Kasus terbaru PDIP membuat tafsir Pancasila dengan mengusulkan RUU Haluan Ideologi Pancasila yang ditentang oleh kelompok muslim dan lainnya.
Nurbani mengatakan, Pancasila ibarat rumah kosong yang berubah tergantung penghuninya. Warna Pancasila tergantung bagaimana orang menafsirkan. Tafsir Pancasila sukar disamakan karena setiap individu memilki pandangan berbeda.
Karena itu, menurut dia, umat Islam harus merebut tafsir Pancasila supaya warnanya menjadi Islami sesuai rumusan founding fathers. PDIP yang sekarang menjadi partai penguasa menafsirkan Pancasila sesuai warna abangan.
Ia menyayangkan dari kalangan muslim masih ada yang menentang Pancasila dan menyebutnya sebagai taghut. ”Kenyataannya, Pancasila dirancang dan disusun dari golongan ulama, salah satunya Ki Bagus Hadi Kusuma. Dari sejarah tersebut, para ulama dan tokoh lainnya merancang Pancasila sebagai landasan bernegara dan bermasyarakat tanpa mendiskreditkan golongan tertentu,” ujarnya.
Ia menuturkan, sebagai warga negara Indonesia, kita diharuskan untuk bisa menafsirkan Pancasila dengan baik. Hal itu bertujuan untuk mempermudah orang-orang sekitar dalam memahami dan hidup sesuai dengan insitasi pendidikan. Begitupun agar dasar negara ini tidak diselewengkan dan diperdebatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMM ini berpesan agar tidak mempertentangkan Pancasila dan agama.
Menurutnya, hal itu akan menjadi hal yang sia-sia karena Pancasila sendiri disusun oleh kalangan ulama. Buku Merebut Tafsir Pancasila ini menyelaraskan antara Pancasila dan syariat Islam.
”Dalam buku ini saya berusaha menyelaraskan nilai-nilai Pancasila dengan syariat Islam yang menjadi landasan dalam bernegara di Indonesia ini,” tandasnya.
Nurbani berharap melalui buku ini bisa menghidupkan kembali pemikiran Pancasila. Mendorong masyarakat untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Tidak terlena dengan kejadian dan isu politik. Utamanya mengembalikan nilai-nilai Pancasila di masyarakat yang bersifat filosofis.
”Saya berharap bisa menghidupkan pemikiran dan nilai-nilai Pancasila filosofis. Tujuannya agar bisa diimplementasikan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto