PWMU.CO– Solo jadi contoh penanganan kawasan kumuh kemiskinan ekstrem. Topik itu menjadi bahasan kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy ke Kota Solo, Rabu (27/10/2021).
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan ekstrem mencapai 10,86 juta jiwa, atau empat persen dari jumlah penduduk Indonesia. Pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem bisa nol persen pada 2024.
Pemerintah Kota Solo menerapkan pendekatan lingkungan pembangunan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kawasan Semanggi.
Menko PMK Muhadjir Effendy menjelaskan, masyarakat dengan kemiskinan ekstrem cenderung membentuk kelompok dan tinggal di satu kawasan kumuh (slum). Karenanya, pendekatan lingkungan dengan membangun kawasan yang lebih layak huni harus dilakukan.
“Itu 70 persen (kemiskinan ekstrem) berada di wilayah enclave. Wilayah kantong. Karena berada di wilayah kantong, maka penyelesaiannya harus dengan pendekatan lingkungan. Tidak bisa secara parsial orang per orang,” ujarnya.
Tempat tinggal ini, sambung dia, tidak layak huni, sanitasi yang kurang, langka air bersih, dan kurangnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari. ”Perbaikan lingkungan seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Solo,” tuturnya.
Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menerangkan, Pemkot Surakarta mengentaskan pemukiman kumuh melalui program Kotaku telah berjalan baik. Saat ini masih menyisakan 135,971 hektare yang terbagi menjadi 8 kawasan. Kawasan Semanggi menjadi wilayah terluas yaitu 35,450 hektare.
Selain menggunakan APBN dan APBD, pembiayaan program Kotaku juga mengupayakan dana CSR dari pihak swasta. Ditargetkan tahun 2024 pengentasan Kawasan Semanggi bisa rampung.
Muhadjir meminta, dengan program Kotaku kawasan kumuh di Kota Surakarta bisa sepenuhnya entas. Dia juga menegaskan agar daerah lain dapat mengikuti dan mereplikasi untuk membuat program pengentasan kawasan kumuh.
“Kawasan slum area di Solo harus nol. Solo harus menjadi model yang nanti kita harapkan ini menjadi semacam prorotype penyelesaian masalah kawasan kumuh perkotaan di tempat lain,” katanya.
Dalam kesempatan kunjungan kerja di Kota Surakarta, Menko PMK juga mengecek pelaksanaan vaksinasi Covid-19 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Pelaksanaan vaksinasi di Keraton Solo sudah digelar sejak 20 September sampai 6 Oktober mendatang, dengan kuota 1.000 orang per hari dan target keseluruhan 15 ribu orang untuk warga Surakarta dan sekitarnya usia 12 tahun ke atas.
Menko Muhadjir mengatakan, vaksinasi di Solo Raya yang merupakan wilayah aglomerasi harus semakin dipercepat. Menurutnya, vaksinasi sangat penting untuk memperkuat imunitas masyarakat dan mencapai kekebalan komunal.
“Jadi ini suatu hal yang sangat baik. Sudah memasuki vaksinasi tahap ke 2. Mudah-mudahan kasus Covid-19 betul-betul bisa berakhir,” tandas Menko PMK. (*)
Editor Sugeng Purwanto