PWMU.CO – Dakwah KH Ahmad Dahlan: Teguh pada Prinsip, Luwes dalam Praktik. Amrozi Mufida menyampaikan itu kepada 130 peserta Pelatihan Kepemimpinan Pelajar Muhammadiyah (PKPM) SMK Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan, di Wonosalam Trainning Center (WTC) Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (27/10/2021).
“Kalian aset berharga bagi Persyarikatan dan umat, mantapkan diri Anda berkhidmat di Muhammadiyah dengan cara memahami Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM),” kata Amrozi Mufida, Anggota Majelis Pendidikan dan Kader, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.
Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar
Dia menjelaskan, dalam rumusan MKCH disebutkan Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar, berakidah Islam dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah.
Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
“Jika ada kesan Muhammadiyah bergesekan dengan kelompok lain, Amrozi menduga ada pihak-pihak yang membenturkan gerakan Muhammadiyah dengan kelompok itu. Termasuk yang memberikan label Wahabi kepada Muhammadiyah.”
Amrozi Mufida
Dengan berpedoman pada kaidah itu, kata Amrozi, dakwah Muhammadiyah teruji oleh zaman, sejak Orde Lama sampai orde sekarang.
“Muhammadiyah memperjuangkan aspirasi Islam melalui gerakan sosial yang dimiliki, melalui amal usaha yang tersebar di Tanah Air. Muhammadiyah tidak pernah mengizinkan muballighnya berdakwah dengan paksaan apalagi kekerasan. Muhammadiyah menyebarkan Islam dengan lembut dan mencerahkan,” tandas anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat itu.
Jika ada kesan Muhammadiyah bergesekan dengan kelompok lain, Amrozi menduga ada pihak-pihak yang membenturkan gerakan Muhammadiyah dengan kelompok itu. Termasuk yang memberikan label Wahabi kepada Muhammadiyah.
“Tugas Kalian memberikan pencerahan kepada mereka yang mengerdilkan gerakan kita. Bisa melalui media sosial maupun langsung,” harap pengasuh Ponpes Muhammadiyah Babat ini.
Amrozi memberikan bukti bahwa dakwah Muhammadiyah itu santun yakni sejak di era KH Ahmad Dahlan, yang berdakwah dengan cara kultural dan lembut, tidak mengafir-ngafirkan dan tidak membid’ah-bid’ahkan.
Kiai Dahlan menurut Amrozi, memang benar sangat teguh mempertahankan keyakinan, tapi tidak pernah memaksa seseorang untuk mengikutinya. “Justru di awal-awal berdirinya Muhammadiyah, Kiai Dahlan dituduh kafir dan pro-Barat,” jelasnya tentang dakwah KH Ahmad Dahlan yang teguh pada prinsip tapi luwes dalam praktik.
Dekati Allah
Amrozi melanjutkan, dalam rumusan MKCH selanjutnya, tertulis, “Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah hidup bertaqarrub kepada Allah SWT, dengan menunaikan amanah-Nya serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya”.
Amrozi berpesan kepada peserta sebagai pewaris dakwah, agar mendekatkan diri kepada Allah. “Masa-masa Kalian, adalah masa labil dan penuh gejolak, maka perbanyak ibadah kepada Allah, melalui dzikir, membaca al-Quran dan menambah amalan-amalan sunnah,” tuturnya.
Di akhir materi, Amrozi menitipkan tugas, yaitu agar peserta setelah pulang di rumah segera mempraktikkan ilmunya. “Bangkitkan IPM yang lesu, menjadilah penggerak di ranting sekolah dan desa,” pesannya. (*)
Penulis Mohamad Su’ud Editor Mohammad Nurfatoni