PWMU.CO – Dalam kondisi apapun, anak sesungguhnya hebat disampaikan Dr Tirto Adi MPd dalam sambutan pada Workshop Inklusi di Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 2 (Muda) Tulangan Sidoarjo, Jumat (29/10/21).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo ini mengatakan Allah menciptakan setiap manusia sebagai hamba-Nya dalam kondisi yang hebat dan luar biasa.
“Hanya dari sudut pandang manusia yang menganggap bahwa manusia ada yang sempurna dan tidak,” ujarnya.
Dia memberikan contoh seorang bernama Naja Hudia Afifurrohman merupakan anak asal Mataram, Nusa Tenggara Barat yang pernah menjadi peserta Hafidz Indonesia 2019.
“Naja hafal al-Quran 30 Juz. Dia divonis dokter mengalami lumpuh otak. Dalam logika manusia, anak dengan lumpuh otak tidak bisa apa-apa. Namun dengan kekuasaan Allah, dia mampu menghafal Al Quran.”
Lebih mengagumkan lagi, lanjutnya, Naja juga hafal letak juz, halaman, dan baris dari setiap ayat. Anak ini tidak mengalami ketunaan, melainkan memiliki keistimewaan.
Anak Sungguh Hebat
Tirto Adi menjelaskan kita yang bergerak di dunia pendidikan, harus memperlakukan anak itu yang sewajarnya. Jangan sampai underestimate pada anak.
“Anak dalam kondisi apapun itu sesungguhnya hebat, cerdas, dan luar biasa. Guru harus senantiasa mencari ilmu, salah satunya dengan mengikuti workshop semacam ini untuk terus meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak dengan tepat,” tuturnya.
Dia memaparkan guru pun harus membagi ilmu dengan sesama guru. Hal ini sebagai upaya untuk menjadi guru yang mumpuni dalam mendidik anak yang luar biasa pula.
Full Personality
Tirto Adi mengungkapkan guru selaku pendidik harus memiliki full personality. Dalam kompetensi sosial, pendidik harus mampu membangun komunikasi dengan baik sesama manusia. Mulai dari atasan, bawahan, teman sejawat, siswa, dan orangtua siswa.
“Untuk kompetensi pedagogik, pendidik memiliki kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya,” katanya.
Dalam kompetensi profesional guru, sambungnya, pendidik juga memiliki kemampuan atau keterampilan yang wajib dimiliki supaya tugas-tugas keguruan bisa diselesaikan dengan baik. (*)
Penulis Angga Baskoro Yuda. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.