PWMU.CO – Empat muka baru didatangkan manajemen HWFC untuk songsong putaran kedua Liga 2 2021. Keempatnya resmi dikontrak Laskar Matahari.
Manajemen Hizbul Wathan FC (HWFC) mendatangkan empat pemain sekaligus, untuk memperkuat skuad tim kebanggaan warga Muhammadiyah di sisa pertandingan Liga 2 2021. Kehadiran empat pemain tersebut setelah dua pemain HWFC sebelumnya, yakni Wimba Sutan dan Obet Rivaldo diputus kontrak.
“Setelah memutus kontrak dua pemain, kita datangkan empat pemain sekaligus dengan posisi bek kiri, striker, gelandang, dan winger atau sayap untuk menambah daya serang HWFC,” ucap Presiden HWFC Suli Da’im, usai tanda tangan kontrak pemain, Selasa (2/11/21).
Keempat pemain yang saat ini resmi dikontrak adalah Dimas Galih Gumilang (stiker), Habibi (bek sayap), Risky Sena Eka Pradana (striker), dan Fani Aulia (gelandang).
“Kita berharap masuknya empat pemain baru ini bisa lebih menambah kesolidan dan lini serang HWFC. Sehingga dapat berdampak pada peningkatan kualitas permainan dan bisa naik peringkat,” ujarnya.
Bertahan di Kancah Sepak Bola Nasional
Fani Aulia, salah seorang pemain baru HWFC, merasa senang dapat bergabung dengan tim Liga 2 satu-satunya dari Jawa Timur itu.
Menurut pemain yang pernah bermian di Persiraja, Aceh United, dan PSPS Pekanbaru ini, bergabung dengan HWFC merupakan kesempatan dirinya untuk mewujudkan keinginan manajemen, melihat tim kebanggaan warga Muhammadiyah ini lebih lama berkecimpung di kancah sepak bola nasional.
“Semoga saya bersama tiga pemain baru lainnya, segera bisa menyatu dengan permainan tim HWFC serta dapat memberikan prestasi maksimal,” ungkap pemain yang akan mengenakan nomor punggung 97 ini.
Hal senada juga disampaikan Rizky Sena. Pria asal Lamongan ini mengatakan, bermain di HWFC seperti kembali pulang ke rumah. Sebab, tahun 2020, Risky sudah memperkuat HWFC. Namun karena pandemi Covid-19, kompetisi batal digelar.
“Bayak teman di sini. Cak Taufiq Kasrun, Bayu Arfian, Cak Ferdi, dan lainnya. Saya sangat senang bermain bersama mereka,” ujar Rizky. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.