PWMU.CO – Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan pelayanan dan pengembangan Panti Asuhan berbasis Standard Nasional Pengasuhan Anak (SNPA), Majelis Pemberdayaan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPS PWM) Jawa Timur bersama dengan Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah Aisyiyah (MKS PWA) mengadakan Pelatihan sekaligus Bimbingan Teknis (Bimtek) Akreditasi, di Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kemedagri, Jl. Raya Langsep 7 Malang.
Pelatihan sekaligus Bimtek Akeditasi ini menghadirkan beberapa narasumber handal terkait Standard Nasional Pengasuhan Anak (SNPA). Di antaranya adalah Budiyati selaku Ketua MKS PWA Jawa Timur dan dua anggota Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (BALKS) Kemensos RI, yaitu Zainal Abidin dan Tuti Kartika.
(Baca: Agar Tak Seperti ‘Mayat’, PCM Tumpang Giatkan Kajian Kasir Sensor dan Inilah Geliat Dakwah Muhammadiyah di Tanah Osing)
Dalam kesempatan itu Budi menjelaskan tata cara memperoleh SNPA. Budi menerangkan, akreditasi ini penetapannya pada tingkat kelayakan dan standardisasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang didasarkan pada penilaian program, sumber daya manusia (SDM), manajemen dan keorganisasi, sarana dan prasarana, dan hasil pelayanan kesejahteraan sosial. ”Sedangkan untuk peringkat akreditasi ditentukan berdasarkan penilaian terhadap lembaga kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh BALKS Kementerian Sosial RI,” paparnya.
Di sisi lain Tuti dalam sesi pelatihan menekankan, pentingnya pengembangan layanan Panti Asuhan berbasis Standard Nasional Pengasuhan Anak (SNPA). Menurut Tuti SNPA akan membawa perubahan mendasar bagi praktek pengasuhan anak di Indonesia.
Lebih lanjut Tuti memaparkan, anak-anak di Panti Asuhan atau di Lembaga Kesejateraan Sosial Anak (LKSA) yang masih memiliki orang tua atau anggota keluarga akan didukung untuk dapat diasuh dalam model asuhan keluarga atau pengasuhan alternatif yang berbasis keluarga. Itu sebagai bentuk perlindungan anak. ”Panti asuhan atau LKSA diharapkan mampu menjadi lembaga yang berperan utama dalam mendukung pengasuhan anak berbasis keluarga,” pintanya.
(Baca juga: Kisah Heroik Pendirian Masjid ‘Umar Farouq’ di Daerah Kristenisasi)
Sementara Budiyati berharap agar 120 Panti Asuhan Muhammadiyah dan‘Aisyiyah se-Jatim yang telah mengikuti Pelatihan sekaligus Bimtek Akreditasi ini akan siap untuk mengikuti Akreditasi dan Standarisasi Panti/LKSA pada tahun 2017. ”Telah kita sepakati bersama bahwa asistensi akreditasi akan dilakukan oleh MPS PWM bersama MKS PWA Jatim terhitung dimulai pada januari 2017 sampai dengan bulan juni 2017. Dan jadwal pertama untuk wilayah Malang Raya di mulai pada pekan ke-3 bulan Januari. Kemudian terus bergantian dengan kota-kota lain di Jawa Timur,” tuturnya.
Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari, 17-18 Desember 2016 secara langsung dibuka oleh Wakil Ketua PWM Jawa Timur Prof Thohir Luth. Ia pun menegaskan, pentingnya sinergi antara Panti Asuhan dengan Pimpinan Persyarikatan, yang dalam hal ini adalah MPS/MKS mulai dari tingkat wilayah sampai dengan tingkat cabang agar panti-panti asuhan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Jatim bisa menjadi lembaga yang ter ”Akreditasi”.
”Dengan begitu Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah akan mampu berkiprah untuk generasi bangsa yang lebih baik,” pesannya. (mulyani/izzudin/aan)
Discussion about this post