PWMU.CO – Begini cara Spemdalas mencetak dai milenial melalui Pelatihan Public Speaking dan Etika Berdakwah dengan tema Being Talented Milennial Dai, Sabtu, (20/11/21).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Pembiasaan dan Pembinaan Karakter (PPK) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Rohmawati MPd mengatakan tujuan dari pelatihan ini yang pertama adalah memberikan motivasi kepada peserta untuk menjadi dai sesuai kapasitas dan usianya.
“Jangan membayangkan dai itu hanya mereka yang berbicara di depan podium saja. Dengan perkembangan teknologi dan media sosial saat ini, bisa dimanfaatkan untuk media menyampaikan kebaikan,” ujarnya di depan 60 peserta.
Yang kedua, lanjutnya, memupuk kompetensi public speaking agar tahu teknik dan strategi bicara yang enak di depan orang. Selain itu juga akan diberikan pembekalan etika berdakwah bagi dai muda, sehingga mereka dapat berdakwah sesuai zamannya dengan tetap memperhatikan etika.
Teknik dan Strategi Berbicara
Nasarumber pelatihan Afif Hidayatullah menjelaskan perlunya kita mengetahui teknik dan strategi berbicara kepada banyak orang. Hal ini bertujuan agar pesan yang kita sampaikan dapat dipahami dan diterima dengan baik.
“Apa yang tampak secara visual dari seorang public speaker menentukan 55 persen dari kesuksesannya. Salah satunya teknik visual yang bisa dilakukan melalui tatapan mata, ekspresi wajah, dan gerakan tangan,” tuturnya
Dia memaparkan pembicara harus bisa menatap mata audiens secara merata. Jangan menunduk ke bawah atau menengadah ke atas menatap langit langit. Ekpresi wajah, sedih, bahagia, atau penuh semangat, akan memperkuat pesan yang disampaikan.
Hal lain dengan gerakan tangan yakni saat presentasi sesuai dengan apa yang dibicarakan. Selain kata kata menjadi lebih powerfull, kita akan merasa lebih rileks.
Atur dan Melatih Suara
Afif Hidayatullah mengatakan pentingnya mengatur dan melatih suara bagi seorang pembicara publik. Suara yang baik memenuhi 3 unsur, authority, clarity, dan energy. Artinya suaranya harus punya kekuatan dan persuatif.
“Nyaman didengar dan jelas, serta dituturkan dengan kemantapan dan keyakinan,” ujarnya.
Tak kalah pentingnya, memperhatikan volume dan intonasi suara agar bisa lebih menguasai audience dan mengondisikan suasana. Semua teknik ini harus dilatih terus-menerus.
Jadi Public Speaking
Mochammad Jabiir, siswa kelas VIII menyampaikan sangat terinspirasi setelah mengikuti kegiatan ini untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pembicara public kelak dewasa.
“Semula saya masih takut dan sering merasakan grogi kalau mau bicara di depan orang banyak. Sekarang saya jadi tahu tipsnya agar tidak gugup, jadi lebih rileks,” ceritanya.
Dulu, lanjutnya, ingin jadi public speaker dan memulainya dengan berlatih menjadi MC di beberapa kegiatan sekolah.
Hal senada juga disampaikan Qonita Zakiya. Peserta dari kelas IX ini mengakumendapat banyak ilmu baru tentang public speaking dari pelatihan ini.
“Dengan ikut pelatihan ini seperti dapat energi baru, terutama tentang komunikasi dengan audiens yang perlu ditingkatkan,” katanya.
Selama ini saya lebih fokus pada diri sendiri. Hari ini Kak Afif, sambungnya, membuka wawasan kita harus bisa komunikasi dengan dengan audiens sehingga suasana lebih hidup. Ini juga dituturkan Andi Bintang FG Kurniady. Ketua kelas 7 D menyampaikan senang dapat kesempatan ikut pelatihan.
“Saya senang dapat kesempatan untuk ikut. Bagaimana teknik public speaking agar bisa berbicara di depan orang banyak dengan lebih baik. Intinya dengan kemampuan berbicara di depan orang banyak, kita akan jadi lebih bermanfaat.”
Apresiasi Sekolah
Pada kesempatan yang sama, panitia memberikan apresiasi kepada peserta terpilih yang secara spontan menunjukkan teladan dan keberanian selama pelatihan.
- Muhammad Rafan siswa kelas IX, peserta teladan yang datang pertama kali
- Andi Bintang siswa kelas VII dan Salsabila Nur Zam kelas VIII, peserta dengan keberanian tampil praktik latihan volume dan intonasi suara
- M Fauzan siswa kelas VII dan Qonita Zakiyah kelas IX, peserta dengan keberanian tampil saat praktik latihan power kalimat
- Farradisty Vilamasya Salwa Azzahra kelas VIII, berani maju saat latihan stressing kalimat
Selamat! (*)
Penulis Dina Hanif Mufidah. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.