PWMU.CO– Ayah meninggal karena terpapar Covid tak membuat Muhammad Abdullah (12), siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah, Panceng, Gresik ini patah semangat belajar.
Ayahnya, Bashori, meninggal dunia setelah terpapar Covid-19 pada Sabtu (3/7/21) lalu saat gelombang kedua pandemi memuncak.
Muad, begitu panggilan anak ini, kini hidup bersama ibu, Kismuda, dan dua kakaknya. Mereka tinggal di Banyutengah RT 6 RW 3 Panceng. Menempati rumah sederhana berdinding batu kapur belum plesteran. Rumah ini peninggalan Bashori, ayahnya, yang bekerja sebagai buruh tani.
Karena rumahnya dekat dengan madrasah, Muad berjalan kaki kalau belajar. Kadang-kadang diantar kakaknya. Ibunya bekerja serabutan sebagai buruh tani dan tukang pijat.
”Bila ada orang yang membutuhkan tenaga buruh tani, saya kerja dan mendapatkan penghasilan. Meskipun tidak seberapa, tapi bersyukur bisa makan dan menyekolahkan anak,” katanya.
Kedua kakaknya telah lulus SLTA. Juga bekerja serabutan. Kakak laki-laki kadang jadi kuli kendaraan pengangkut tambang batu kapur di desanya. Itu pun bila ada orang yang mengajaknya.
Ibunya bersyukur anak-anaknya paham kondisi ekonominya. Muad yang paling kecil sudah mengerti beban berat yang ditanggung ibunya menghidupi keluarga. Dia membantu membersihkan rumah.
Siswa kelas VII Matsmunam ini tak mau meninggalkan ibunya. Karena itu ketika ada tawaran dari guru-giri untuk tinggal di Asrama Pondok Pesantren Al-Azhar di komplek Perguruan Muhammadiyah Banyutengah, dia menolak.
Menurut para guru, kalau Muad mondok bisa fokus belajar terutama penguasaan ilmu agama sehingga dapat mewujudkan harapan ayahnya. Pendidikannya ditanggung pondok. Padahal ibunya juga sudah mengizinkan.
Suatu ketika Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik mengirim pemberitahuan ke kepala madrasah minta data siswa yang orangtuanya meninggal karena Covid-19. Lazismu memberikan bantuan orangtua asuh kepada anak yatim terdampak pandemi.
Kepala Matsmunam Anshori mengajukan nama Muad yang sesuai kriteria diminta Majelis Dikdasmen. Berkas persyaratan dilengkapi seperti profil anak, foto diri, fotokopi kartu keluarga, surat keterangan ayah meninggal dari kelurahan, besaran biaya yang ditanggung keluarga, dan lainnya.
Sabtu (20/11/21) santunan Lazismu itu diserahkan bertempat di Gedung Dakwah PDM Gresik. Bersamaan dengan acara rapat koordinasi Majelis Dikdasmen bekerja sama dengan Lazismu. Besar bantuannya Rp 1.565.000 untuk satu tahun.
Muad dan ibunya senang dan terharu menerima bantuan ini. ”Terima kasih pada madrasah yang telah mengusahakan program ini untuk Muad. Terima kasih juga kepada Majelis Dikdasmen dan Lazismu Gresik,” ujar Kismuda.
Dia berharap program ini berlanjut hingga Muad lulus SMA. Lebih bersyukur lagi kalau ada beasiswa ke perguruan tinggi.
Muad juga menyatakan, belajar dan mengaji lebih rajin supaya menjadi anak pintar dan berkah. (*)
Penulis Anshori Editor Sugeng Purwanto