Opini Oleh Nadjib Hamid *)
PWMU.CO – Akhir-akhir ini gairah ber-Muhammadiyah terasa meningkat luar biasa. Aneka kegiatan seperti pengajian, pelatihan, perkaderan, perlombaan, dan pelayanan kemanusiaan, bergelora di mana-mana. Daerah, Cabang, dan Ranting yang semula kurang aktif kini tidak kalah gesitnya.
Dampaknya, para anggota pimpinan wilayah termasuk majelis dan lembaganya, kian sibuk melayani permintaan untuk hadir, baik sebagai narasumber maupun sekadar mendampinginya. Sampai-sampai saya sering dalam sehari harus menghadiri dua atau tiga acara di daerah yang berbeda. Waktu tujuh hari dalam sepekan rasanya tidak cukup untuk mengurus Muhammadiyah.
(Baca: Bubarkan, Pengajian yang Tak Lahirkan Gerakan Kepedulian Sosial dan Untuk Apa Saldo Kas Masjid Ratusan Juta jika Jamaahnya Melarat)
Patut diapresiasi, kawan-kawan yang menangani beragam kegiatan terlihat kompak dan bergembira. Mereka seperti tidak ada capeknya. Di samping bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial yang memang sudah lama menjadi pilar utama, bidang-bidang lain kini saling unjuk kebolehannya.
Bidang perkaderan misalnya, Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo selama dua bulan terakhir ini lima kali menggelar Baitul Arqam yang diikuti rata-rata lebih dari seratus peserta. Dalam skala berbeda, juga dilakukan PDA Kota Malang dan Surabaya, Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Jember, Lamongan, Kota Malang, Kota Madiun, dan Gresik. Bahkan di Madura yang selama ini dikenal lesu darah, pun mulai tertular virus bergairah: menggelar Baitul Arqam bersama yang difasilitasi MPK wilayah.
(Baca juga: Dua Bidang Dakwah Sunyi Ini Akan Digairahkan dan Menjadi Ujung Tombak Persyarikatan, Ranting Harus Menggairahkan)
Di bidang tabligh, Pengajian Ahad pagi semarak di mana-mana. Di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Ponorogo, paling banyak jamaahnya. Ranking berikutnya diduduki Islamic Center Kota Madiun, Masjid Taqwa Bojonegoro, Banyuwangi, Kota Probolinggo, Surabaya, Gresik, Tuban, Jember, dan Magetan. Kemudian Tulungagung, Lumajang, Kota Blitar, Trenggalek, Kediri, Ngawi, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, dan Bondowoso. Belum terhitung yang di Cabang dan Rantingnya.
Kesadaran tentang jihad digital atau dakwah online juga tak kalah serunya. Terutama setelah Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) PWM Jatim berhasil mewujudkan situs berita pwmu.co yang sangat fenomenal. Kegiatan pelatihan jurnalistik mulai mentradisi di beberapa daerah. Para aktivisnya rata-rata generasi muda, yang tidak semua berasal dari anak kandung Muhammadiyah, tapi militansinya luar biasa. Baca sambungan di halaman 2 ….